Bagian 14 : Farewell

4 1 0
                                    


Keyra sudah mencatat apa-apa saja hal yang akan ia titipkan pada teman-teman adminnya.

Entah kenapa rasanya sesak sekali. Padahal kamarnya adem, suhunya juga pas, tapi kenapa rasanya tidak nyaman?

Keyra butuh udara malam ini.

Ia pun menaruh buku dan kertas catatannya ke tas agar besok tidak lupa ia bawa.

Ia membalut baju tidurnya dengan hoodie warna burgundy.

Dilihatnya jam di ponsel, baru pukul 9 malam. Biasanya Ayah belum tidur, sih, tapi daripada menggangu untuk minta dibukakan pintu tengah malam, lebih baik Keyra membawa kunci rumah cadangan miliknya.

Begitu keluar kamar, Keyra melihat Ayah dan Ibu di ruang tengah sedang menonton TV.

"Teteh mau jajan ke minimarket ya, Yah, Bu," ucap Keyra.

Ayah mengangguk, "hati-hati!"

"Iya, Yah," ucap Keyra.

"Pake sepeda?" tanya Ibu.

"Iya, Bu, pake sepeda. Nanti kalo Ayah sama Ibu mau tidur, langsung tidur aja ya, Teteh bawa kunci," ucap Keyra.

"Hati-hati ya!" ucap Ibu.

Keyra mengangguk.

Ia pun pergi ke minimarket dengan sepedanya.


- R U N 2 U -


Pergi ke minimarket memang salah satu hal yang Keyra suka. Melihat produk dan keterangannya satu per satu sangat menyenangkan bagi Keyra. Tapi tidak pernah ke minimarket dengan perasaan sesedih hari ini.

Setelah puas mengitari minimarket, Keyra memutuskan untuk membeli susu rasa kelapa dengan harapan perasaannya bisa membaik.

Keyra duduk di tempat duduk yang disediakan di depan minimarket. Lama ia menatap susu di tangannya. Percayalah kalau raganya memang di sana, tapi pikirannya melayang kemana-mana.

Kenapa aku yang dipindahin?

Apa aku pernah berbuat kesalahan besar yang bikin aku dipindahin?

Apa kerjaan aku gak bener selama di admin?

Suara itu berisik sekali di kepala Keyra. Sampai tidak terasa air matanya jatuh di atas susu yang ia pegang.

Berkali-kali Keyra mengatur napasnya. Ia harus ingat kalau dia masih di tempat umum. Tidak seharusnya ia menangis di sini. Tapi rasa sedih ini tidak bisa ia tahan. Ia benar hanya ingin menangis.

Suara mesin motor dimatikan membuat Keyra menoleh karena motor itu parkir tepat di depannya.

Dikta.

Itu Dikta.

Bhumi Pradikta.

Mata mereka bertemu. Mata sedikit merah dan bengkak milik Keyra bertemu dengan mata sayu kecokelatan milik Dikta.

Dikta melengos seolah tidak melihat apa-apa dan masuk ke minimarket. Sedangkan Keyra terus menatap Dikta hingga ia masuk.

Bukannya senang, Keyra justru merasa semakin sedih. Melihat orang yang ia suka melihatnya yang sedang bersedih.

Keyra kembali menatap susu di tangannya. Rasa dinginnya sudah mulai berkurang. Berapa lama ia mendiamkan susu itu?

RUN 2 UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang