🍪 01. GADIS KANCIL

565 24 20
                                    

Hai semuanya, salam manis dari nanaz.

Jangan lupa untuk vote dan komen.

Spam 🧸 untuk lanjut!

Typo? Tandain ya!

Happy reading sweetie 🥧













🍪~ Lula's Bakery ~🍪

"Sudah nduk, jangan marah-marah seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah nduk, jangan marah-marah seperti itu. Tidak baik marah-marah," tegur sang ibu.

"Bu... Lelaki itu benar-benar menyebalkan sekali, memangnya Lula sekecil itu sampai dia mengejek Lula seperti seekor kancil?" gerutu gadis cantik tersebut.

Wanita paruh baya tersebut pun terkekeh geli. "Anak ibu itu menggemaskan, mungil dan cantik. Lagi pula kancil kan cerdik, kecil-kecil cabai rawit."

"Huh, kenapa ibu sepertinya membela lelaki itu di bandingkan anak ibu sendiri?" ketus gadis bernama Lula.

"Husst, sudah nduk. Sebaiknya kamu bantu ibu membuat pesanan pemilik rumah baru di ujung desa sana," saran wanita bernama Diandra.

Kening Lula mengkerut. "Rumah baru? Rumah yang di jual oleh pak Anto?"

"Benar, sekarang tanah itu sudah ada yang membeli. Katanya satu keluarga yang lumayan berada," jelas Diandra.

"Memangnya pemilik rumah baru itu memesan apa, Bu?"

"Mereka minta kita untuk membuatkan lima puluh soes isi vla dan pie mini toping buah," jelas sang ibu.

Kedua mata Lula membulat, hatinya kini sungguh terkejut. "Masing-masing lima puluh!? Benarkah? Itu pesanan banyak sekali! Apa bahan-bahan yang Lula beli cukup, Bu?"

"Semoga saja cukup, Lula. Kalaupun tidak cukup, kamu bisa membelinya lagi kan?" ujar Diandra.

"Kenapa tidak dari tadi saja, Bu? Kan biar Lula bisa sekalian keluar membeli bahan kue."

"Ibu pemilik rumah itu baru ke sini beberapa jam yang lalu sewaktu kamu pergi, kamu kan tau ibu tidak memiliki handphone untuk mengabarkan kamu," tutur Diandra.

Hati Lula kini sedikit luluh mendengar ibunya berkata seperti itu. "Nanti Lula belikan ya, Bu? Biar ibu bisa pakai handphone itu untuk mengabarkan Lula dan para pembeli."

"Tidak perlu, nduk. Ibu takut memberatkan kamu." Bibir Diandra tersenyum begitu manis.

"Ih Ibu, sekarang Lula hanya punya Ibu. Sekarang Lula harus membahagiakan ibu."

"Maafkan Ibu ya, Lula. Seharusnya kamu bisa bersenang-senang seperti anak-anak lain justru sekarang kamu harus bantu-bantu Ibu," tutur wanita paruh baya tersebut.

"Tidak apa-apa, Bu. Ibu kan sekarang sakit-sakitan, Lula tidak mau Ibu kerjakan semuanya sendiri."

Setelah percakapan kecil berakhir, anak gadis dengan seorang ibunya pun kembali melakukan kegiatan mereka untuk membuat sebuah pesanan kue yang begitu banyak hari ini.

Sweet Cake For The Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang