11. Drama Jeno

155 17 5
                                    



"Anak-anak ku yang ganteng dan cantik, sekarang dari kalian siapa yang mau mengajukan diri untuk menjadi pemeran dalam cerita Cinderella?" tanya Pak Dafa selaku guru seni yang mengajar di kelas Jeno.

Semua murid diam tidak ada yang mau mengajukan diri, mungkin karena malu. Takut jika nanti tidak sesuai ekspektasi murid yang lainnya.

"Jeno mau?"

"Enggak pak, saya gak minat" jawab Jeno.

"Mau dong Jen, lo kan ganteng. Lumayan buat memperbaiki nama kelas kita!" teriak salah satu murid perempuan.

"Lo aja jangan gue"

"Lo aja Jen. Kelas kita cuma lo doang yang ganteng. Hitung-hitung buat nampilin bakat terpendam lo, kan siapa tau nanti mantan lo terpukau."

"Mantan yang mana dulu nih?"

"Ya mantan lo siapa lagi kalau bukan Harley goblok" jawab sang ketua kelas yang sudah lelah dengan situasi.

Apa salahnya mencoba ikut terampil acara festival sekolah nanti dengan mengikuti drama Cinderella. Lagian juga nanti pasti Harley bakal dukung, tapi gak yakin kalau Harley akan terpukau dengannya.

"Oke. Dikelas ini, Jeno yang akan ikut dan menjadi pangerannya. Kalau begitu bapak mau keluar dan bertanya ke kelas lain siapa yang akan menjadi Cinderella nya. Kalian semua boleh istirahat". Setelah itu Pak Dafa keluar dari kelas.

"Kita kasih dukungan buat lo jadi jangan patah semangat walaupun kita tau kalau lo gak akan bisa balikan lagi" ucap Cessa.

"Ces udah dong jangan begitu sama Jeno. Mulut lo pedes banget anjir!" teriak sang ketua kelas.

"Mending kasih semangat ke Jeno. Ayok ucapin kata semangat buat Jeno".

"SEMANGAT JENO"
"SEMANGAT JENO"
"SEMANGAT POKONYA HARUS SEMANGAT".

Jeno hanya diam sejak tadi tanpa ikut menimbrung ucapan teman-temannya. Langkahnya sekarang berjalan entah kemana, sehingga tak sengaja

BRUKKK,,

"Auwww pantat gue sakit banget. Ihhhh kalau jalan lihat-lihat dong jangan nunduk mulu".

Jeno melangkahkan kembali kakinya tanpa berniat membantu seseorang yang baru saja ditabraknya. Pikirannya sudah berkelana kemana-mana.

"Woyyyy JANGAN MAIN PERGI AJA, MINTA MAAF KEK!" teriaknya.

"Maafin dia ya, sini gue bantuin berdiri".
Harley datang mengulurkan tangannya guna untuk membantu orang itu berdiri.

"Thanks".
Jawaban singkat tapi membuat Harley teringat akan jawaban Jeno waktu itu.

"Lo murid baru ya? Soalnya gue gak pernah lihat wajah lo" tanya Harley.

"Iya" jawabnya.

"Mau gue anter ke ruangan kepala sekolah?" Harley menawarkan bantuan.

Orang itu menatap penuh wajah Harley, mencoba mencari kebohongan yang dimiliki Harley, takut jika dikibulin.

"Gue orang baik bukan orang jahat".

Mendengar jawaban Harley, membuatnya menganggukkan kepalanya. Sepertinya tidak akan menjadi masalah jika ada yang membantunya.

"Boleh. Tapi awas aja ya kalau lo punya niat buruk ke gue!" hardiknya.

"Enggak akan, tenang aja" jawab Harley.

"Aduh mampus senyumannya kenapa manis banget sih".

Harley dan murid baru itu kini berjalan berdampingan untuk menuju ruangan kepala sekolah. Semua tatapan dari murid yang lain mengartikan seperti ingin bertanya, "Dia siapa Harley?".

MANTAN (nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang