12. Jeno Manja(hhh)

130 16 2
                                    



"Jen ayok dong jangan lemes gitu, besok udah mulai pertunjukannya" tegur salah satu murid bagian ibu tiri dari Cinderella.

Jeno mendengus kesal, "gue lemes karena belum makan siang. Mulut lo dari tadi nyerocos mulu, kuping gue jadi gatel panas."

"Ya kalau gitu makan dulu sana biar tenaga lo gak lemes"

"Lo aja yang gue makan gimana?" goda Jeno sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gue aduin Harley biar lo di tampol lagi mulutnya"

"Gak mempan aduan lo itu. Harley kan gak tau" jawab Jeno santai.

Jeno mendekatkan dirinya ke arah murid perempuan yang beberapa menit lalu memarahinya. Bahkan seolah-olah wajahnya menunjukkan sedang menahan sesuatu.

Tak lama ada sesuatu barang melayang dan akhirnya tepat sasaran.

"ANJING BABI SIAPA YANG NIMPUK KEPALA GUE. YA TUHAN DEMEN BANGET SIH NIMPUK KEPALA GUE!!" teriaknya sambil mengelus kepalanya yang sakit.

"Halo," sapa seseorang yang sudah berdiri dengan raut wajah santai.

Jeno mengalihkan pandangannya, disana Harley sudah berdiri sambil menampilkan senyumannya. Entah apa arti senyuman itu yang pasti sangat menakutkan baginya.

"Mampus, makanya jangan bikin ulah" ejek murid perempuan tadi yang sempat beradu mulut sama Jeno.

"Awas ya, gue colong kancut lo nanti"

"Eh bajingan".

Jeno melangkah ke arah Harley berdiri, membiarkan sumpah serapah yang keluar dari murid perempuan barusan berdebat dengannya. Sumpah serapah itu tak seberapa jika dibandingkan dengan sumpah serapah yang keluar dari mulut Harley.

Karena apapun yang Harley sumpahkan selalu menjadi nyata, jadi Jeno lebih takut Harley ketimbang yang lainnya.

"Jangan buat ulah, kalau latihan yang bener. Sini duduk di kursi dulu, gue beli makan siang buat lo" ucap Harley.

Jeno dengan senang hati menerima tawaran dari Harley sang mantannya.
Seperti dapat hadiah istimewa saat Harley menyodorkan sesuap nasi di sendok ke mulutnya, dengan segera Jeno melahap makanan yang berada di sendok itu.

"Makan sendiri. Gue temenin".

Baru saja merasa senang, ehh sudah dijatuhkan ke jurang lagi. Ya begitulah nasib Jeno.

Jeno terpaksa menganggukkan kepalanya dan melanjutkan makannya sendiri. Sesuap nasi yang disodorkan dari Harley sudah membuatnya begitu senang. Sebenarnya tidak ikhlas jika tidak dilanjut kegiatan barusan tapi Jeno tidak mau mendapatkan tatapan maut dari Harley.

"Kemarin lo sempet nabrak orang lain. Terus kenapa gak minta maaf? Malah nyelonong gitu aja." Harley membuka obrolan setelah melihat Jeno sudah selesai menghabiskan makanannya.

"Haus."

Dengan gerakan refleks, Harley membuka tutup botol minuman lalu memberikannya ke Jeno. Sang empu langsung menerimanya dan menghabiskan seluruh air yang ada di dalam botol.

"Emang kemarin aku nabrak siapa, Tan? Kok aku gak inget ya."

Jeno berusaha mengingat kejadian kemarin yang menabrak seseorang. Sekeras apapun Jeno berusaha mengingat, namun tetap saja tidak bisa.

"Yang gue inget tuh, cuma lo. Mantan," ucap Jeno.

Oke! Dari sini sudah kelihatan bagaimana bucinnya Jeno dengan sang mantannya, Harley.

"Jen. Gue masih bersabar ya mau berteman sama lo dengan kondisi kita yang udah jadi mantan. Jangan nambah masalah la-"

"Balikan aja yuk. Biar kesabaran kamu nambah terus," sambar Jeno memotong ucapan Harley.

MANTAN (nohyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang