#02

332 35 7
                                    

"Kau sudah memikirkan bagaimana caranya untuk balas dendam kepada Joong dan kekasihnya". Dunk mengangguk dan kemudian menggeleng. Hal ini membuat Pond tertawa.

Saat ini mereka tengah duduk di balkon apartement sembari menikmati angin malam dikota Bangkok. Sembari menyeduh secangkir teh hangat, mereka kembali membahas rencana Dunk dalam membalaskan dendam untuk adiknya.

"Kau ada ide". Tanya Dunk kemudian yang membuat Pond menghentikan tawanya.

"Sebenarnya ada satu cara yang paling mudah untuk membalaskan dendammu ini, tapi aku tau kau tidak akan mau".

"Apa itu".

"Yah, seperti mengklaim kembali ke ayahmu dan mengklaim J.D GROUP. Dengan itu Joong akan disingkirkan dengan mudah".

"Aku tidak mau". Usul Pond langsung ditolak tegas oleh Dunk.

"Aku tau kau pasti menolaknya". Pond sangat mengenal Dunk. Ia akan sangat keras kepala jika menyangkut ayahnya.

"Kupikir kau sudah cukup peduli terhadap Bimbeam hingga bisa menerima keluarga baru ayahmu".

"Aku peduli pada Bimbeam karena hidupnya dibuat menderita oleh keluarga suaminya. Aku masih tidak bisa menerima yang lainnya".

Pond tidak ingin berkomentar soal yang satu ini. Ia tahu Dunk sangat sensitif jika menyangkut ayahnya. Jadi ia mengganti topik.

"Oke, jelas usul paling penting sudah ditolak. Jika kau ingin bermain aman tanpa melibatkan keluargamu, kau hanya bisa menggunakan satu cara untuk membalas Joong bahkan mungkin Gia".

"Dan apa cara itu?". Dunk mengernyit.

"Dengan menggunakan wajahmu". Seringai Pond naik.

"Dunk, kau ini indah. Perempuan maupun laki-laki begitu menginginkanmu. Kau bisa menggunakannya untuk menghancurkan hubungan Joong dan Gia".

"Huh?". Dunk tak mengerti apa maksud dari ucapan Pond.

"Kita coba peruntunganmu. Kita lihat apakah Joong akan tergoda oleh kecantikanmu ini. Jika dia tergoda, dia akan mengejarmu dan mengabaikan Gia. Kau bisa membalas apa yang Gia lakukan terhadap Bimbeam dulu dengan cara ini".

Dunk akhirnya mulai memahami. Wajahnya dengan cepat memerah karena marah.

"Kau gila? Kau ingin aku menggoda Joong!?."

Dunk bukan seorang penyuka sesama jenis, tapi ia juga tidak tertarik untuk mengencani perempuan. Sejak dulu di tidak memiliki hubungan dengan siapapun yang mengarah ke sisi romantis. Dunk lebih suka sendirian.

"Hanya cara ini yang bisa kita coba. Jika kau tidak mau, kita gunakan cara yang pertama".

Keduanya sama-sama buruk, tapi pilihan pertama jauh lebih buruk. Dunk tidak mau kembali kepada ayahnya dan ia sudah bertekad keras untuk ini.

Jadi ia mencoba memikirkan matang-matang soal rencana kedua ini.

"Tapi, sepertinya akan sulit. Joong itu normal, kan? Dia tidak mungkin akan tergoda oleh lelaki".

"Tapi, jika lelakinya itu kau, kemungkinan berhasilnya sangat tinggi". Pond meyakinkan.

"Seperti kataku tadi, kau ini cantik. Dari dulu sampai sekarang keu terkenal akan keindahanmu. Kau bodoh jika tidak mencoba cara ini".

Ya, Pond ada benarnya juga. Inincara terbaik yang bisa mereka coba untuk mendekati Joong dan menghancurkannya dari dalam. Walaupun ingin menyangkal, tapi Dunk tau jika hanya dengan cara inilah ia bisa membalaskan dendamnya.

"Baiklah". Dunk membuat keputusan. Tatapannya terpaku ke arah langit malam yang mendung.

"Mari kita coba".

[⭐] RESENTMENT // JDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang