#04

291 30 3
                                    

Gia melihat Joong dan Dunk dari kejahuan. Gadis itu hendak mendekati mereka, tetapi ia memikirkannya niatnya sekali lagi. Akhirnya setelah diam cukup lama untuk menimbang baik buruknya, Gia memilih masuk kembali ke dalam mobilnya dan menjalankannya ke rumah Joong.

Joong dan Dunk sendiri tidak tau jika Gia melihat mereka. Keduanya masih melanjutkan aksi saling tatapnya. Pond lah yang justru menyadari kehadiran Gia. Pond sejak awal sudah memperhatikan mereka dari balik pohon yang berdiri tak jauh dari lokasi Dunk dan Joong sekarang.

"Well, ini akan menjadi sangat menarik". Kekeh Pond ketika melihat mobil Gia melaju pergi.

----

"Rumah kita jadi lebih ramai dengan adanya kau disini, Gia".

Gia tersenyum mendengar sambutan Janhae untuknya. Saat ini Ia tengah berkumpul di ruang utama milik keluarga Joong bersama Ssing, Janhae dan Lookjun.

Sejak awal kedatangannya Janhae sudah menempeli Gia terus menerus. Janhae memang sangat menyukai Gia yang menurutnya begitu sempurna untuk dijadikan seorang menantu. Karena Gia seorang aktris, banyak teman-teman Janhae yang mengaku iri karena memiliki calon menantu secantik dirinya. Hal ini yang mendasari mengapa Janhae begitu menyukai Gia.

"Gia, setelah kalian menikah Ibu ingin mengajakmu menonton film dan pergi belanja bersama. Begitu banyak hal yang ingin ku lakukan bersamamu"

"Aku juga, ibu". Gia memeluk tangan Janhae dan bersikap begitu manja terhadap calon ibu mertuanya itu.

"Oh iya, dimana Joong?". Tiba-tiba Ssing teringat akan putranya.

Dan disaat bersamaan Joong baru saja kembali dari menemui Dunk di taman. Ia belum tau jika Gia ada dirumahnya. Ia masih tersenyum-senyum sendiri saat memasuki rumah. Namun senyumnya langsung lenyap saat pandangannya bertemu dengan Gia yang tersenyum lebar ke arahnya.

"Kau sudah pulang? Kemarilah, Gia datang ingin membahas pernikahan kalian". Ucap Janhae.

Joong menjawab dengan anggukan pelan sebelum ia mengambil posisi duduk dihadapan Gia. Untuk pertama kalinya semenjak ia berhubungan dengan Gia, baru kali inilah Joong merasa tidak antusias saat melihat calon istrinya tersebut.

Gia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan menunjukannya kepada Joong.

"Aku ingin menunjukkan cincin pernikahan kita. Cincinnya selesai lebih awal dari yang diperkirakan"

Joong menerima kotak cincin itu dari Gia lalu melihat isinya. Didalamnya ada sepasang cincin berbeda ukuran yang terlihat sangat indah.

"Bagaimana menurutmu?"

"Bagus". Hanya itu yang Joong ucapkan. Membuat senyum cantik diwajah Gia menghilang seketika. Sekarang semua ini tak hanya menjadi firasatnya saja. Gia tau memang tidak ada yang beres dengan Joong.

---

"Gia melihatku bersama Joong tapi mengabaikannya?"

Pond mengangguk mengiyakan. Saat ini mereka berada di rumah baru Dunk dan membahas pertemuan tadi di taman.

"Aku pikir dia akan menghampiri kalian dan bertanya apa yang kalian lakukan disana. Tapi tidak, di pergi begitu saja seperti tidak ada masalah dengan pertemuan kalian"

"Sepertinya Gia tau, jika menghampiri kami maka itu akan menjadi masalah diantaranya dan Joong". Gumam Dunk menyimpulkan sendiri.

"Jelas ia tidak ingin ada pertengkaran menjelang pernikahannya. Dia sudah menunggu sangat lama untuk menikah dengan Joong"

"Kau benar. Tapi tidak masalah, tujuan utamamu saat ini adalah Joong. Masalah Gia kita pikirkan nanti"

"Lalu apa rencana selanjutnya?"

[⭐] RESENTMENT // JDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang