Cuaca pagi di jepang sangat indah apalagi sekarang lagi musim semi bunga bunga sakura bermekaran.
Laura tersenyum suasana hatinya sangat bagus matanya memandang keluar melihat betapa indahnya bunga sakura.
Baru saja dia berniat keluar laura dikejutkan dengan tangan yang kokoh yang memeluknya hangat dan lembut.
"Kenapa kau tidak membangunkan ku sayang" ucap aldan dengan suara yang masih terdengara serak khas suara orang bangun tidur.
"Jangan seperti itu aldan itu geli" laura berusaha menghentikan aldan yang terus menerus mencium kepala pipi sampai leher laura ya ciuman yang dalam.
"Aku menginginkannya sekarang" bisi aldan dengan suara serak.
"Tidak bisa sekarang" laura menghentikan gerakan aldan meskipun sulit tapi laura berusaha menghentikannya.
Laura menolak karena kandungannya yang masih sangat muda dan dokterpun menganjurkan untuk tidak melakukan itu dulu.
"Aldan stop apa kau tidak mendengarnya"
Bukannya menjawab aldan malah mengangkat tubuh laura dan membawanya kearah kasur aldan yang masih sibuk dengan nafsunya dan laura juga sibuk menolak.
Hingga sampai emosi laura memuncak karena aldan tidak mendengarkan penolakannya "apa kau ingin membunuh anakmu" ucap laura dengan nada tinggi dan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk matanya.
Mendengar itu aldan langsung menghentikan kegiatannya dia menatap wajah laur yang sudah meneteskan air mata.
Aldan sangat merasa bersalah gara gara nafsunya dia sampai lupa jika laura sedang hamil muda.
Aldan langsung memeluk tubuh laura dan langsung meminta maaf "maafkan aku sayang maafkan aku, aku egois aku melupakan bayi kita"
Aldan tetap berusaha meminta maaf dan menenangkan laur yang masih menangis.
Beberapa jam berlalu gara-gara kejadian pagi tadi sikap laura jadi berubah sikapnya dingin dan cuek. Membuat aldan bingung harus bagaimana.
"Apa kamu mau makan ini" aldan berusaha mengajak laura berbicara aldan juga menawari laura ingin makanan apa yang ingin dia makan.
Karena waktu sudah menunjukkan waktunya makan siang. Laura diam saja saat aldan mengajaknya berbicara. Laura hanya berbicara kepada pelayan restoran dan menunjukan menu yang ingin dia makan.
"Sayang berhentilah marah aku tau aku sangat egois maafkan aku tolong. Atau kamu ingin dibelikan sesuatu agar kamu bisa memaafkan ku" bujuk aldan.
Laura melirik tajam mendengar permohonan aldan padahal dirinya sudah tidak marah tapi entah kenapa laura hanya saja malas mendengar suara aldan.
"Aldan kau berisik sekali. Aku ingin menikmati makan siangku" celetuk laura yang sedari tadi mendengar suara rengekan aldan meminta maaf.
Aldan yang mendengar itu langsung terdiam dia cukup sedih mendengar kata kata laura terdengar menyakitkan di hati aldan.
Melihat itu laura cukup terkejut bagaimana tidak mata aldan berkaca-kaca menahan tangis.
"Hei kenapa kau menangis" panik laura melihat aldan meneteskan air mata.
Aldan hanya menarik nafasnya dan menutup matanya menggunakan tangan.
"Ada apa? Jangan menangis. Disini banyak orang. Aldan katakan padaku kau kenapa".
Lauara memegang lengan aldan dan membujuk suaminya agar berhenti menangis karna beberapa orang memperhatikan meja mereka. Pasti mereka merasa heran.
Laura berfikir sejenak jangan bilang jika aldan menangis karena kata-katanya tadi.
"Aldan dengarkan aku. berhentilah menangis atau aku akan pergi dan tidak akan memaafkan mu"
Ketika itu juga aldan langsung berhenti menangis dan langsung menatap laura.
Laura menarik nafasnya "aku sudah memaafkan mu"
Senyum dan mata aldan langsung berbinar bahagia.
Laura yang melihat itu sedikit merinding karena melihat tingkah aldan yang sangat berbeda drastis seperti biasanya.
Apa mungkin aldan memiliki kelainan atau jangan-jangan dia.... astaga apa yang kau pikirkan laura. Ucap laura dalam pikirannya. Laura langsung menggelengkan kepalanya menghapus pikiran anehnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOT DADDY
RomanceGadis manja yang selalu hidup bebas dan bergelimang harta tiba-tiba dijodohkan dan dipaksa menikah dengan pria yang tidak dikenal. membuat kehidupannya berubah drastis apalagi dia harus menikah dengan pria yang sudah memiliki satu orang putra.