6. Prince of Music

33 3 0
                                    

'Apa lagi yang ingin dilakukan Iyane yang pintar ini?' batin Elias.

■□■□■□■□■□■□■□■


Matahari sudah berada di atas kepala, dan cahaya gemerlapan menerpa rambut Iyane yang tergerai.

Dirinya duduk di tempat yang terambati oleh cahaya, seakan menyapa kulitnya dengan lembut.

Tipikal dunia fantasi yang memiliki cuaca terbaik dan sekalinya buruk menjadi yang terburuk.

Di hadapannya kini duduk seorang guru yang akan mengajarinya berbagai alat musik petik, yang nyaris dilupakannya akibat bepergian melihat kelas para calon Count di pusat Archillen kemarin.

Exel sebenarnya orang yang cekatan, Iyane akui dia sangat membantunya sebagai seorang asisten.

"Anda dapat memanggil saya dengan nama, My Lady, saya Jacques Alamire," jelasnya dengan senyum kecil, menenangkan siapapun yang melihatnya.

Pria berusia akhir 20-an yang tampak seperti berhenti menua di usia tujuh belas tahun.

Pakaiannya yang elegan dan dengan bahan terbaik sangat cocok dengan role-nya sebagai guru kali ini.

"Alamire, apakah Anda berasal dari keluarga di Dukedom Rydecliffe?"

Rydecliffe, merupakan Dukedom besar di benua bagian timur, dan Archillen, merupakan Dukedom yang berkuasa di benua bagian barat.

Kedua Dukedom ini disekat oleh wilayah kekuasaan Marquess of Marchy, yang dipegang oleh Lord Elias.

"Benar, My Lady."

"Menarik," gumam Iyane, ia merasa familiar dengan marga itu, seperti melupakan sesuatu.

"Ajari aku tangga nada dari setiap alat ini, minimal tiga string per nada," sambungnya ragu, akankah Jacques dapat memahami maksudnya di dunia kolot yang belum ditemukan gitar akustik dan kunci nada modern ini?

■□■□■□■□■□■□■□■

Berjam-jam sudah dirinya dan Jacques berada dalam naungan kubah yang hanya diisi pilar, sebuah ruangan terbuka di salah satu titik taman kediaman Marquess.

Iyane berhasil mencatat dan mempelajari tujuh alat musik secara bertahap dengan kepalanya yang berasap.

"Kelas untuk hari ini sudah selesai, bagaimana pendapat Anda mengenai apa yang saya sampaikan?"

"Uh, aku tahu kamu seorang jenius dalam nada, aku bersyukur kamu menjadi guruku, Jacques." Iyane yang kepalanya sudah berasap ini tiba-tiba lupa dengan etiket bicara.

"Saya senang sekali menjadi guru Anda, selama pembelajaran, Lady cukup cepat menyerap apa yang saya sampaikan."

Jacques lagi-lagi menunjukkan senyuman menenangkannya, dengan sebelah tangan yang ia sentuh ke arah jantungnya terletak untuk memberi apresiasi terbaiknya.

"Terima kasih, aku tersanjung," sahut Iyane pelan, masih dengan lengan dan dagunya yang menempel di meja.

"Sebelum saya meninggalkan tempat yang cantik ini, adakah pertanyaan yang Lady ingin sampaikan?"

"Oh, iya, benar, kurang dari tiga bulan ke depan, saya akan mempelajari alat musik bernama dulcimer yang dikirim dari benua besar bagian selatan, apakah Anda tidak keberatan menjadi guru saya lagi?"

"Saya akan menyesuaikan jadwal untuk bertemu My Lady."

Pikir Iyane, Jacques bahkan bisa memainkan alat musik yang tidak ada di benuanya, hal itu sedikit mengganjal tetapi segera ditepisnya, mungkin memang karena Jacques anak yang ajaib.

Menjadi Kakak dari Protagonis - IyaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang