"SAKURA!!" Takiishi berteriak dari pintu masuk utama saat dia memasuki Apartement dengan marah, melepas jaket dan sepatunya.
Dengan langkah besar dia naik ke lantai dua, membuka pintu kamar tidurnya yang dia tinggali bersama anak di bawah umur.
"Ada apa?."Tanya Sakura begitu dia masuk.
"Jangan main-main denganku Sakura!". -Takiishi mendengus. "sudah kubilang aku menginginkanmu Pergi kesekolah bukan di rumah." Dia berkata sambil mengulurkan satu tangan ke wajahnya dan tangan lainnya meletakkannya di pinggulnya.
"Hari ini aku Ingin libur."
"apa bedanya?." Takiishi berseru. "Kau bolos sepanjang minggu, Sakura, ini waktunya ujian." Takiishi berkata sambil melepas ikat pinggangnya.
Sakura melihat ulah Takiishi membuka matanya lebar-lebar dan mengetahui apa yang akan terjadi, ingin melarikan diri dari sana, tetapi Takiishi menghentikannya dengan menarik lengannya.
"Menghadap ke bawah, di tempat tidur. Sekarang." Perintahnya.
"Takiishi aku mohon Jangan Melakukan ini lagi". Sakura memohon pada yang lebih tua.
"Jangan membuat kesabaranku habis Sakura, kamu tidak ingin melihatku marah kan?"
Sakura mengangguk dan mengindahkan apa yang diperintahkan, menuju ke tempat tidur. Dia mengambil bantal untuk meletakkannya, menundukkan kepalanya dan berbaring sesuai permintaan Takiishi
"Ini akan menjadi 20 cambukan, anggap itu sebagai peringatan untuk kali ini." Ucap Takiishi, dengan kasar menarik celana dan boxer Sakura dalam sekali tarikan. "Aku ingin mendengarmu menghitung."
PLAKK
Cambukan pertama terdengar diruangan.
Sakura gemetar karena benturan di pantatnya, menyebabkan dia memejamkan mata, meredam erangan keras ke bantal.
"S-satu...."
PLAKK
"Ah! D-dua...Takiishi... Kumohon... -Pukul lagi...Ugh!"
"Jika kamu tidak mengandalkan aku akan memukulmu lebih banyak, menurutku kamu tidak akan menyukainya."
PLAKK
"T-tiga..." Sakura merintih, pantatnya terasa sakit dan mereka bahkan sudah setengah jalan jadi dia mencoba menggunakan taktik lain untuk menghentikan Cambukannya."Daddy. Bayimu Berjanji akan berperilaku baik lain kali." Sakura memprovokasi, mengangkat pantatnya ke arah Takiishi.
Takiishi menghentikan semua yang dia lakukan melihat bagaimana Sakura memprovokasinya dan tidak dapat dihindari untuk tidak merasakan bagaimana kemaluannya memberi tanda-tanda ingin bangun.
Takiishi menggelengkan kepalanya untuk melanjutkan apa yang dia lakukan tetapi bahkan sebelum dia bergerak, Sakura berbalik di tempat tidur, memegang erat pantatnya, merentangkannya untuk menunjukkan Lubang pantatnya.
Takiishi berdiri di sana sambil melihat apa yang dilakukan Sakura dengan ikat pinggang di tangannya dengan bingung. Sakura belum pernah melakukan hal seperti itu ketika dia dihukum.
"Ayolah Daddy, bayimu menginginkanmu, tinggalkan hukumannya untuk nanti." Sakura berkata sambil melepas kaus yang dia kenakan menunjukkan tali kekang hitam dengan renda. "Aku ingin kamu berada di dalam diriku, bukan memukulku."
"Sial, bolehkah aku tahu dari mana kamu mempelajari semua ini?." Takiishi bertanya, melihat bagaimana Sakra sudah melakukan masturbasi dengan satu tangan dan tangan lainnya menjalar ke seluruh tubuhnya. "Iblis Dalam Bayimu Daddy~"
Sakura menatapnya sambil tersenyum cabul dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. "Ayo, persetan, tunggu apa lagi?"
Geraman datang dari Takiishi Membuat Sakura menyeringai.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔❝kumpulan Oneshot Mc Harem❞ || BL
Fiksi Remaja→ SEASON 1 END✔ →SEASON 2 ONGOING📌 ❗USAHAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA DAN BERBIJAKLAH MEMILIH CERITA❗ ❕PERHATIKAN❕ 📌CERITA INI PERKUMPULAN ONESHOT MC HAREM, MENGANDUNG UNSUR BL, BDSM, NSFW, OMEGAVERS, FLUPPY, ANGST❕ 🖇️2 PERAN PENTING DISINI; 📌SAK...