Sweet Enemy - Empat

150 27 15
                                    

Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai.
Aku masih ditungguin gak sihh 😭 maaf banget aku ternyata tidak bisa update cepat-cepat 😭😭

Semoga part ini bisa menjadi ungkapan maafku yang gak update-update ini 😭🫰🏻

Selamat membacaa 🧚🏻




Di ruangan serba putih itu Krista tidak sendiri. Ada yang menemani. Ada Genta—tentu saja—, Kiara, Bumi dan satu gadis berambut caramel yang tidak dikenal oleh Krista.

Krista baru saja siuman. Lengan kanannya yang terluka sudah diobati, begitu juga dengan lehernya yang tadi terkena sayatan pisau. Oh, memikirkan pisau yang tadi tertempel di lehernya membuat Krista tiba-tiba bergidik ngeri.

"Mami Papi lo masih otw ke sini katanya. Lagi di jalan," ujar Genta.

Krista hanya mengangguk. Dia masih berusaha mengumpulkan nyawa yang tadi hampir saja melayang. Dan astaga ... Krista baru ini mengalami apa itu pingsan. Pertama kali dalam hidupnya, dia melihat dunia terasa berputar. Lalu gelap menghampiri dan merenggut segala dunianya. Menakutkan sekali.

Bumi bergerak mendekat ke sisi ranjang, berdiri tepat di sebelah Genta. "Kris, gue balik duluan boleh gak?" tanyanya. "Rara keliatan pucet banget soalnya."

Krista menatap pada Kiara yang kini tengah berbincang dengan seorang gadis berambut caramel itu. Dari tempatnya, Krista bisa melihat betapa pias wajah sahabatnya itu. Walau kini dia tengah tersenyum, hal itu gak menyembunyikan fakta bahwa wajahnya benar-benar pucat.

Cherry dress yang dikenakan oleh Kiara juga tampak lusuh. Pasti gadis itu kelewat khawatir dengan keadaan Krista sampai tidak memperhatikan kondisinya sendiri.

"Iya. Pulang aja—Ra!" Kiara menoleh. "Pulang dulu gih."

Kiara dengan cepat menggeleng. "Gak mau, ah. Gue disini aja nunggu Papi sama Mami lo dateng. Lo gak ada temennya nanti."

Krista berdecak. "Ada. Tenang aja, entar juga habis ini mereka dateng." Krista bergerak untuk mengambil ponselnya di atas kabinet. "Besok kesini lagi."

Bumi dan Krista masih berusaha meyakinkan Kiara yang tetap tidak mau pulang sebelum orang tua Krista datang. Sedang Genta dan gadis berambut caramel itu sejak tadi hanya sebagai penonton.

"Besok aku anter kesini lagi, janji." Bumi mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya untuk meyakinkan Kiara.

Kiara masih tampak berpikir. "Dia sama siapa entar disini?"

Oh astaga, masih memikirkan itu juga. Hei! Krista bukan anak kecil lagi?

"Sama gue entar. Pulang aja gapapa," ujar Genta, tiba-tiba.

Sweet EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang