Boombanyah

70 3 0
                                    

Siap kah kalian dengan chapter boombanyah? Muehehe. Btw jan lupa votes nya, macieww

.

.

.

.

.

Awalnya gusion menolak berangkat bersama dengan Nolan, menggunakan mobilnya. Namun apa mau dikata, saat gusion akan berjalan ke kamar mandi saja sudah ambruk. Apalagi naik motor sendiri ke kampus.

Gak kecelakaan dijalan aja udah beryukur banget dia. Setelah kembali kesadaran miliknya barulah ia berfikir kenapa bisa ia jatuh kedalam pelukan Nolan.

Oh lord! Keperjakaan gue diambil duda!, Ringis gusion memandang keluar jendela mobil yg melaju ke area perkampusan.

.

.

.

.

.

.

.

.

Plak!

"Arghh" Teriakan gusion hampir memenuhi satu ruangan auditorium itu, efek kejahilan alucard yg menabok pantat miliknya.

"Abis ngapain lu?  Kok ngangkang" Ledek cwo berambut blonde ini mendapati gusion jalan dengan lambat dan kaki sedikit terbuka dari biasanya

Fuck! The hell! Sakit banget dasar anak babi!, umpatan tertahan ditenggorokan gusion. Kedua matanya memelototi alucard yg cengar cengir dan bertos ria dengan X. Brog.

Mengigit bibir bawahnya, muka sudah merah efek sakit yg ia terima barusan. Perlahan mendudukan dirinya ke kursi, enggan membuat keributan dikelas antah berantah ini.

Semua mata di ruangan tertuju ke arah si bungsu paxley ini, hingga gusion hanya bisa menahan makian miliknya ke arah alucard. Ia melirik sekilas tatapan claude yg menemani dirinya, lebih tepatnya gusion yg memilih duduk disamping claude drpd alucard dan x brog.

Haya? Baru inget ini bocah kemana dah. Gerutu gusion yg udah siap-siap mau copas kerjaan essay punya hayabuset kok malah ilang.

"Lu abis diprawanin ya? " Bisikan sosok yg nongol kek demit tepat disisi kiri gusion membuat dirinya berjingkrak kaget.

Reflek gusion menyikut keras perut cwo yg biasa jadi tempatnya konsultasi, curcollah. Sobat sesat saling menasihati.

"Ugh! Bangsat! Sakit njing" Geram hayabusa dibalik masker hitam yg setia mengcover wajahnya.

Gelut mereka harus ditahan dulu saat seekor, ralat! Seorang profesor memasuki ruang kelas mereka.

Jas putih membalut badannya yg tinggi, rambut yg melawan gravitasi, kacamata yg tertengger dihitung mancung itu, senyum tipis yg jarang sekali ia tunjukkan.

Siapa lagi klo bukan Natan, gayanya yg eksentrik membuat setiap mahasiswa memperhatikan dirinya. Well, bisa dibilang Natan tergolong ganteng jadi pasti banyak yg ngejar.

Kembali lagi ke prinsip awal, lu ganteng lu aman.

Kesekian kali si bungsu paxley ini mendecihkan lidah mengingat kejadian di cafe tempo hari. Melihat kaum pelagoy seperti fredrinn dan Xavier udah cukup bikin gusion begidik.

Apalagi kalau becandaan bang fredrinn bener adanya, ngeri anjir dikejar profesor sendiri.

Lho? Profesor sendiri? Lah!! Gue udah kebobolan sama Nolan! The hell!. Gerutu gusion sembari meremas kepalanya dengan kedua tangan.

Sing!

Meringis saat sensasi nyeri kembali menjalari pinggang dan juga hole miliknya, rasanya seperti masih mengganjal disana. Sedikit cairan seperti mengalir, membuat dirinya bergidik gelisah.

Mampus! Ini pasti yang tadi pagi, arghh! Nolan sialan gak mau pake pengaman!. Kembali gusion menggerutu atas tindakan impulsif yg telah ia lakukan pagi ini.

Otak gusion gak mau mengikuti pembelajaran dari prof Natan? Yak! Intinya gusion gak mau kuliah hari ini, badannya masih sakit dan pegal semua. Yakali gk pegel udah beronde-ronde pas malam, eh pagi tetap kena bombardir sama si duda.

.

.

.

.

.

.
Pembelajaran berjalan kek biasanya, sampe tetiba muncul sejenis cahaya keluar dari alat waktu yg sedang ditunjukan oleh sang profesor

Hampir semua mahasiswa kagum ngeliatnya, kecuali ya si bungsu paxley. dia cukup skeptis dengan kalimat bisa kembali kemasa silam, mungkin klo dia bisa balik ke masa lalu dia akan meminta biar gk terlahir di keluarga paxley.

BOOM!

suara cukup keras memasuki telinga gusion, asap tebal berwarna putih memenuhi ruangan. suara orang berteriak untuk mengajak keluar ruangan semakin terdengar.

the hell! racau gusion menutupi hidungnya dengan syal warna ungu itu, berusaha gk menghirup asap yg ada diruangan.

berjalan keluar sembari merambat di tepian meja kelas, ia mencari pintu keluar.

GRAP!

tangan kirinya dipegang oleh seseorang, kaget ? iya lah ya kali gak.

gusion berusaha melepaskan tangan yg memegang pergelangan tangan kirinya erat, tp setelah melihat siapa pelakunya ia urungkan niat menampik tangan itu,

"prof ?" heran gusion sembari terbatuk

Sedangkan profesornya hanya memberikan isyarat dengan dagu agar mengajarknya keluar ruangan.

asap masih setia membumbung diseluruh penjuru ruangan, baru kali ini keknya demonstrasi profesor natan gagal total. hingga memunculkan alarm kebakaran yg auto menyalakan air dari pipa yg terpasang di pojokan ruangan.

fix baju putih gusion basah kuyup kali ini, tapi air gk cukup meredakan asap tebal yg menyelimuti ruangan.

setelah berusaha berjalan, bergantengan tangan ? the hell kek bocil.

well gusion masih bocil dibanding prof natan yg udah tua, oops, udah dewasa maksudnya.

mereka akhirnya menemukan pintu keluar gedung, didorongkan kuat pintu itu.

cahaya luar ruangan ternyata nampak lebih menyilaukan dari sebelum mereka memasuki ruangan kelas.

hingga gusion terpaksa memejamkan mata, dan saat ia digandeng keluar ruangan.

BAAM!

Detak jantung gusion seakan terhenti, kaget bukan kepalang. ia menemukan dirinya dan hanya dengan prof natannya berada di tengan hutan

Sejak kapan pintu kelas mereka terhubung dengan hutan? dan dimana teman-teman gusion yg sebelumnya udah keluar duluan ?

Dua anak adam ini saling berdiam diri, padahal aslinya gusion udah mau masuk lagi ke kelas, tapi tetiba pintu itu tertutup dengan suara berdebam yang sama kencangnya saat alat pembalik waktu milik prof natan meletup.

Jadi kita ada dimana ? oh lord ! gue ada dimana ini?

.

.

.

.

.

To be continue ~

Yahoo terdampar sama prof ganteng plus cantik kita 🤭

Mild Or Wild. Which One? - [Gusion Mlbb Fanfic] - On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang