7. Peluk 👣

358 54 7
                                    

Suara adzan di masjid terdengar begitu samar, sejak semalam hujan masih turun. Rasanya cukup malas untuk bangun di pukul 5 pagi ini. Namun, sholat adalah kewajiban yang harus tetap dilaksanakan. Andin mengerjapkan matanya agar sedikit lebih segar. Kemudian mengecup pipi Aldebaran yang masih terlelap dengan pulas. " Mas, subuh dulu yuk " Andin membangunkan Aldebaran dengan lembut. Al perlahan membuka matanya, udara dingin membuatnya malas sekali untuk bangun, namun rasa malas dan kantuk itu harus tetap ia lawan.

2 Insan manusia itu berjalan bersamaan untuk berwudhu dan menunaikan sholat subuh berjamaah. Setelah selesai sholat, Al membuka handphone nya ada beberapa pesan masuk dari no tidak dikenal lagi, no ini berbeda dengan no yang kemarin. Pesan itu sudah terkirim sejak semalam, namun Aldebaran baru membuka nya.

Andin melirik ke arah handphone milik Al, ingin tahu siapa lagi yang mengirim pesan menyebalkan itu kepada Al. " Amiira lagi ya ? " Tanya Andin. Aldebaran hanya menganggukan kepalanya, kemudian Andin meminta izin untuk membacanya.

 Aldebaran hanya menganggukan kepalanya, kemudian Andin meminta izin untuk membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andin kembali menyerahkan Handphone Al kepadanya. " Terus kamu mau gimana ? mau ketemu sama dia ? " tanya Andin. Al menatap Andin dengan tatapan yang aneh. " Saya ? Ketemu sama Amiira ? Cuih! Buat apa! Buat apa saya bertemu perempuan murahan itu lagi, menjijikan! " Balas Aldebaran dengan nada sedikit kesal. Andin pun sedikit merasa bersalah.

" Ya maaf, habis dia spam kamu terus. Kalau emang beneran dia mau minta maaf gimana ? Masa kamu nggak mau maafin dia " Jelas Andin.

Al menatap Andin dengan keheranan. " Maaf kamu bilang ? Saya harus maafin dia setelah apa yang dia perbuat Ndin ?! Lagian kamu aneh banget, masa kamu enggak ada cemburu nya Amiira Spam chat saya terus kayak gini! " balas Aldebaran dengan nada emosi.

" Enggak gitu maksud aku mas__" Belum selesai Andin berbicara, Al sudah menatap Andin dengan tatapan yang tajam, Al malas sekali untuk membahas soal Amiira. " yaudah, iya iya "

" Lupain, gausah di bahas lagi " Lanjut Andin.

Al berjalan keluar kamar, meninggalkan Andin begitu saja. " Ck! Bodoh ngapain sih malah ngomong gitu Ndin ndin" Ucap Andin sambil menepuk kepalanya.

Andin mengejar Aldebaran yang berjalan menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil air minum. Andin tiba-tiba memeluk tubuh Al dari belakang. " Atuh jangan ngambek sayang " rengek Andin dengan nada manja nya pada Aldebaran. Aldebaran melepaskan tangan Andin dari pelukanya, dan berbalik badan menghadap Andin. Andin menatap wajah Al dengan mendongakan wajah nya, karena tubuh Al yang jauh lebih tinggi dari tubuhnya.
" Dimaafin engga ? " tanya Andin sambil memayunkan bibirnya gemas.

Al tak merespon Andin apapun, ia berjalan meninggalkan Andin menuju ruangan kerjanya, Andin kembali membuntutinya. " Aih! Bisu ya! Jawab dong kalau istrinya ngomong! " Omel Andin sambil menghadang jalan Aldebaran.

Al menghela nafasnya kasar, kemudian menggandeng tangan Andin masuk kedalam ruangan kerjanya. Andin menyengir kuda, namun seketika muka nya berubah menjadi tegang saat Al mulai menatap nya serius.
" Saya nggak suka kamu minta saya untuk ketemu sama Amiira seperti tadi, kamu fikir saya ini laki-laki yang seperti apa ? Hah ?! " Andin menunduk takut melihat rahang Aldebaran yang mengencang.

The star of my Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang