BAB 10 BERPISAH

47 13 2
                                    

Perpisahan hanyalah awal dari pertemuan yang lebih manis di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perpisahan hanyalah awal dari pertemuan yang lebih manis di masa depan.

-Arshela Pramudya-

Di hari yang cerah, Rivano dan anggota Kelompok empat, Arshela, Lutfi, Dewina, Fiona, dan Zulfan, berkumpul di posko KKN mereka untuk mempersiapkan program kerja terakhir mereka, donor darah. Proker ini bukan hanya diadakan oleh posko empat saja, tapi merupakan acara besar yang dilaksanakan sekecamatan, melibatkan beberapa posko lain dari universitas yang sama.

Rivano yang bertugas sebagai Koordinator umum, bertanggung jawab mengatur alur kegiatan dan berkomunikasi dengan pihak PMI serta tim medis.

Rivano, membuka rapat pagi dengan semangat. "Teman-teman, ini adalah acara puncak kita. Pastikan semuanya berjalan lancar ya," katanya. Setiap anggota sudah tahu peran masing-masing.

Disisi lain, Dewina dan Zulfan bergerak cepat untuk memastikan acara ini diketahui oleh masyarakat luas. Mereka memasang poster di tempat-tempat strategis, membagikan pamflet di pasar, dan mengumumkan acara melalui media sosial.

"Donor darah, sehatkan diri, selamatkan nyawa," kata Zulfan sambil tersenyum di pasar, menarik perhatian dengan pantun- pantun recehnya. "Ayo, Bapak Ibu, datang sore ini ke lapangan desa!"

Tak jauh berbeda Arshela juga menjalankan tugasnya menyiapkan tempat, memastikan semua perlengkapan seperti meja, kursi, dan tenda sudah siap. Arshela dan beberapa relawan dari posko lain sudah mulai menyiapkan lapangan desa. Mereka mendirikan tenda besar untuk menampung peserta donor, menata meja pendaftaran, dan menyiapkan area pemeriksaan medis.

"Semua harus rapi dan teratur. Kita tidak ingin ada kerumunan yang tidak perlu," kata Arshela dengan tegas.

Lutfi, yang bertanggung jawab atas administrasi peserta, sudah mempersiapkan formulir pendaftaran dan daftar hadir. Dia juga telah menghubungi beberapa pendonor potensial yang sudah diidentifikasi sebelumnya. "Kita harus memastikan semua data tercatat dengan baik. Ini penting untuk laporan nanti," kata Lutfi.

Fiona, yang bertugas menangani pemeriksaan kesehatan awal, memastikan semua peralatan medis siap digunakan. "Gue udah berkoordinasi dengan tim medis dari PMI, mereka akan tiba satu jam sebelum acara dimulai," ujarnya sambil memeriksa kembali stok peralatan medis.

Dewina dan Zulfan terus gencar melakukan promosi. Di pasar, Zulfan menarik perhatian dengan pantun-pantun lucunya. "Donor darah, sembuhkan tubuh, bantu sesama, hidup lebih bermakna," katanya sambil membagikan pamflet. Sementara itu, Dewina memposting pengumuman di grup WhatsApp warga desa dan media sosial kampus. "Kita harus pastikan informasi ini sampai ke seluruh masyarakat," kata Dewina dengan semangat.

Menjelang sore, lapangan desa sudah dipenuhi oleh masyarakat yang antusias. Rivano mengarahkan semua anggota untuk bersiap di pos masing-masing. Lutfi dan Dewina menyambut para peserta di meja pendaftaran, membantu mereka mengisi formulir, dan memberikan penjelasan mengenai proses donor darah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KKN (Kuliah, Kerja, Naksir) {Proses Terbit}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang