9. Support Sistem

46 2 0
                                    

❗TYPO TANDAIN ❗

🌷 HAPPY READING 🌷

🌷🌷🌷

"Ujian, oh... Ujian. Kenapa lo sesusah itu sih soalnya?!"

"Nguras energi banget gak sih, ngerjainnya?"

"Bener banget. Gas lah kantin."

Alsya, Aisya, Kheasya dan Sulis beranjak ke kantin untuk mengisi perut dan tenaga mereka. Supaya pada saat melanjutkan ujian ke tiga mereka bisa melaksanakannya tanpa perut kosong.

"Sya, gw mau nanya deh," ucap Sulis sambil melihat-lihat menu.

"Mau nanya apaan?"

"Lo ada hubungan apa sama, Aldan?"

Pandangan Alsya teralihkan. Sekarang matanya tertuju ke wajah seseorang yang bertanya kepada dirinya.

"Gak ada. Kenapa emangnya?"

"Gak apa-apa sih, nanya aja. Pak, baksonya satu, seperti biasa ya, pak?"

"Siap, neng. Neng Alsya, mau makan apa?" tanyanya.

"Samakan saja, tapi jangan pedes ya?"

"Oke, siap. Duduk aja dulu atuh neng, nanti saya hantarkan."

Mereka berempat mencari tempat kursi kosong. Ada 2 tempat kursi kosong. Yang pertama, tempat kursi kosong dekat dengan Gara XII-IPS2 dan teman-temannya. Yang kedua, dekat dengan Callista dan gengnya.

"Udah deh, mending duduk di deket meja nya, Kak Gara. Dari pada Deket sama nenek lampir," ucap Aisya sambil berjalan menuju meja tersebut dan di ikuti yang lain.

Alsya pasrah. Alsya mengikuti dari belakang sambil menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh Gara.

"Geser, geser, gw mau di situ," bisik Alsya.

"Gak bisa, Alsya. Gw udah disini duluan," ujar Aisya dengan nada sedikit kencang. Alhasil tempat kursi yang di duduki oleh Gara dan teman-temannya berhenti berbincang dan pandangannya fokus ke punggung belakang Alsya.

"Alsya?" panggil Gara.

Alsya terdiam. Alsya menatap tajam ke Aisya, karena suaranya terdengar sampai ke meja sebelah. "Besok-besok bisa gak sih, suara lo di kecil in?" bisik Alsya dan di jawab satu gelengan dan senyum kejahilan oleh Aisya. Alsya pun pasrah, dan berbalik badan untuk kembali menyapa.

"Hai, Kak Gara." Alsya pun duduk dengan grasak-grusuk.

Setelah beberapa menit, makanan yang mereka pesan pun sudah datang. "Bakso sudah siap. Punya neng Alsya gak pedas kan? Ini." Pedagang kantin itu meletakkan semangkok berisikan bakso dengan kuah kecap manis saja. "Ini punya neng Sulis yang pedas, ini punya neng Kheasya dan neng Aisya yang pedasnya sedang. Silahkan dimakan."

"Terimakasih, Pak."

"Sama-sama." Pedagang itu pun pergi kembali ke tempatnya.

Disaat sahabat-sahabatnya mulai memakan satu persatu bakso yang ada di mangkok, Alsya hanya bisa menatap dan mengaduk-aduk bakso itu. Ketiga sahabatnya terheran melihat Alsya yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk bakso saja tanpa memakannya sedikit pun.

"Sa, baksonya dimakan. Jangan di aduk-aduk aja," tegur Kheasya.

Alsya tidak menanggapi teguran dari temannya. Ia masih terus saja mengaduk-aduk.

TING (suara notif)

Notif tersebut berhasil membuat lamunan Alsya terbuyarkan. Ia meraih ponselnya dan mengecek notif tersebut.

Kita Gak Pacaran, Tapi Kamu Punya Aku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang