Chapter 5

313 30 44
                                    


-FLASHBACK- Part 2


Nunew tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri dan juga kekasihnya yang masih meringkuk nyaman di atas ranjang. Jam sekolah hanya kurang dari dua jam tapi Zee bahkan belum mau beranjak walaupun dia sudah mencoba membangunkan berkali-kali. Roti gandum berisikan ceplok telur, sayuran, mayonaise dan saus tomat itu Nunew letakan di atas meja, dua gelas susu vanilla tak lupa Nunew sajikan di sampingnya sebagai pelengkap sarapan mereka pagi ini.

Kaki halus miliknya melangkah kembali menuju kamar, namun saat pintu terbuka sudah tidak ada Zee di atas ranjang sana.

"Zee.." Sembari membereskan ranjanganya, Nunew memanggil kekasihnya berkali-kali yang tidak kunjung mendapat sahutan, sampai Nunew berjingkat kaget ketika merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Morning."

Nunew menghela nafas lega begitu tau kalau yang memeluknya adalah Zee.

"Kau membuatku takut, Zee." Mengabaikan sang kekasih yang tengah menciumi tengkuknya, Nunew lebih terfokus pada kegiatannya sendiri.

"Jangan bermain-main Zee, kita harus berangkat sekolah."

"Aku malas, membolos hari ini bersamaku, ya?" Pelukan itu Nunew lepaskan dan tubuhnya ia bawa menghadap Zee.


"Mau membolos lagi? Baru beberapa hari lalu kau tidak mengikuti pelajaran." Nunew mencoba mengingatkan Zee pada satu kebiasannya buruknya ini, tapi Zee hanya menggedikkan bahu tidak peduli sebagai tanggapan.

"Terserah."

Malas meladeni, Nunew berniat untuk menuju kamar mandi, namun langkahnya kembali terhenti karena pelukan Zee.

"Jangan pergi, membolos bersamaku hari ini." Zee berbisik dan menciumi jengkal leher Nunew yang menggeliat risih. "Aku mohon.. satu kali ini saja."

"Tidak Zee, jika kau ingin membolos, tidak usah mengajakku."

Zee mendesah malas jika sudah disuguhkan sikap malaikat kekasihnya ini. Tubuh Nunew ia putar membuat mereka kini saling berhadapan. "Jangan terlalu baik Nunew, ini New York. New York bukan tempat untuk para malaikat mencatat perbuatan baik para manusia."

"Kau ini bicara apa, Zee? Di New York atau tidak, aku memang seperti ini."

"Karena itu kau mudah untuk dibully, kau terlalu baik sayang." Jemari Zee membuat garis lurus dari pelipis menuju dagu Nunew.

"Bersikaplah sedikit liar agar kau tidak lagi menjadi korban Bruce juga lainnya." Tersenyum miring penuh sirat mencela yang tidak Nunew tangkap sedikit pun. "Kau tau? Pria liar lebih menggoda dibandingkan Pria bersayap malaikat."

Jemari ramping Zee, Nunew turunkan dengan malas. Tidak menanggapi lagi perkataan Zee yang dianggapnya tengah melantur, Nunew kembali menyambung langkahnya menuju kamar mandi. Tapi entah ada apa dengan Zee hari ini. Dia lagi-lagi mencegat langkah Nunew dan berdiri seperti pagar untuk menghalangi jalan Nunew.

"Aku harus ke sekolah, Zee." Nunew memperingati Zee agar menyingkir dari hadapannya.

"Membolos hari ini, aku menginginkanmu, Nhu."

IMMORALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang