Chapter 8

340 40 52
                                    

-FLASHBACK- Part 5 (end)





Di depan sebuah mansion besar, Nunew berdiri dalam balutan kemeja v neck warna krem yang menempel cantik pada tubuhnya, memperlihatkan sebagian dadanya yang putih. Dipadu dengan jaz crop top warna peach serta celana kain yang senada, mampu membentuk siluet tubuhnya terlihat jelas.

Syal berbahan wol warna putih bersih, Nunew pilih untuk melindungi lengannya dari hembusan udara malam yang menerpa.

"Ayo, masuk." Zee yang ada di samping Nunew dengan pakaian casualnya- celana denim, kaos dan jaket leather, mulai lebih dulu menyusun langkah yang diikuti Nunew di belakangnya.

"Kalian sudah datang?" Sesosok wanita berwajah kental Asia adalah orang pertama yang menyambut kedatangan Zee bersama Nunew. Wanita itu telah berusia sekitar 40 tahun namun dia tetap cantik dalam polesan make up tipis dan balutan dress berwarna biru yang menempel pas di tubuh tingginya.

Wanita itu bernama Davika Hoorne atau biasa dikenal dengan Davikah Evander yang Nunew ketahui adalah ibu Zee. Mereka tidak terlalu dekat, hanya sesekali pernah bertemu hanya untuk menghabiskan waktu dalam kecanggungan. Ingat! Nunew tidak pernah mudah dekat dengan seseorang.

"Bagaimana kabarmu, Nunew?"
Davikah tersenyum ramah kepada Nunew yang hanya mengukir dua detik senyuman tipis di bibir pink miliknya.

"Baik, nyonya." Menjawab sopan bahkan terlalu sopan untuk hubungan yang bisa disebut seorang calon menantu kepada mertua.

"Sudah aku katakan untuk tidak memanggilku seperti itu."
Davikah beralih menatap kepada Zee.
"Ajak Nunew masuk. Di meja makan sudah ada kakakmu bersama kakak iparmu."

Tanpa mengeluarkan sepatah katapun Zee berlalu dengan kalem, sementara Nunew lebih dulu membungkuk kepada Davikah sebelum ia menyusul Zee untuk masuk lebih dalam ke mansion megah milik keluarga Evander.

Davikah tersenyum melihat punggung milik Zee dan Nunew yang semakin menjauh. Nunew adalah anak lelaki kelahiran Asia pertama yang Zee kenalkan kepada dirinya dan sejak pertama melihat, Davikah sudah menyukai kepribadian Nunew yang ramah, pendiam, pintar juga baik.

Dari sekian banyaknya teman pria dan wanita Zee yang ia kenal, Davikah menilai Nunew lah yang paling cocok dan serasi untuk putranya. Bahkan Nunew adalah yang terbaik di antara semua orang barat yang bersikap memuakkan. Berharap- mungkin kelak Nunew bisa membimbing Zee agar tidak lagi menjadi anak pembangkang yang memusingkan seperti sekarang.

.

.

"Aku Jay Evander. Kakak dari Zee Matheo Evander."

Jay yang merupakan anak dari Nadech Evander menjabat tangan Nunew yang juga mengenalkan namanya.

Sementara Zee hanya mendengus ketika marga ayah tirinya lah yang kakak tirinya itu sebut. Zee tidak pernah menyukai nama itu. Baginya marganya hanya satu, kepunyaan mendiang ayah kandungnya, yaitu Viscount!

"Ini calon istriku. Dia Bella."

Nunew beralih menatap wanita berambut panjang ikal yang tersenyum tipis kepada dirinya. Wanita itu cantik, bahkan sangat cantik juga sexy. Dress pendeknya yang terbuka memamerkan belahan payudara miliknya yang Nunew yakini mampu membuat seorang pria menelan liurnya secara menyakitkan.

"Aku Nunew."

"Sudah cukup berkenalannya." Davikah datang bersama pria tinggi berambut pirang yang memiliki lekukan wajah persis seperti Jay.

IMMORALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang