Hari ini aku membolos sekolah. Memang sudah direncanakan, sih karena aku pengin mencari pekerjaan. Lagi pula, uang yang orang tuaku tinggalkan tak akan cukup membiayaiku sampai mati. Sampai sekarang pun aku masih belum menemukan keberadaan mereka.
Ah, sial aku mewek lagi, kan.
Ngomong-ngomong sekarang sudah pukul tiga sore dan aku sama sekali belum mendapatkan pekerjaan. Ada, sih tadi lowongan pekerjaan karyawan di sebuah printing. Namun, jaraknya jauh sekali dari rumahku. 20 km coba bayangkan, bisa pingsan di tengah jalan.
Aku kembali ke rumah sambil membawa nasi bungkus untuk dimakan nanti malam. Sambutan rumah kosong terasa amat menyakitkan. Aku yang terbiasa mendengar ocehan serta omelan dari ibu harus menelan kehampaan. Yang benar saja!
Sebenarnya aku juga sudah mencari lowongan pekerjaan lewat sosmed. Namun, semuanya tidak cocok denganku. Kriterianya tinggi, sedangkan aku masih bocah SMA kelas sebelas. Kalau freelance, aku tak mampu paket data.
Tau, deh, nanti minta bantuan Kanza saja.
Hoam, aku mengantuk.
Perlahan kedua mataku tertutup. Kurasa baru satu menit tertidur, suara ketokan pintu dari luar membangunkanku. Aku yang tertidur di sofa, segera bangkit.
"Iya, sebentar!" Dengan langkah gontai sambil tangan kiri mengucek mata. Tangan kananku yang membukakan pintu. Terpampang seorang pria- eh kakek-kakek yang wajahnya seperti familier di mataku.
"Iya, mencari siapa?" tanyaku menarik kedua sudut bibir ke atas.
Kakek-kakek itu tersenyum lebar hingga matanya menyipit. Namun, tak melunturkan aura kaya dan seperti model mafia di iklan produk. "Sebenarnya aku tidak mau berbasa-basi, tapi biar kamu tidak terlalu terkejut, bolehkah kita bicara di dalam?"
Tatapan aneh kuberikan. Tak urung mengiyakan, siapa tahu mau dijadikan mantu untuk cucunya. Kan bisa kuporotin uangnya. Uhuk!
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Peach
Ficțiune adolescențiPernahkah kalian merasakan hidup seperti diputar balik secara paksa? Takdir yang tak pernah terbayangkan. Perlahan-lahan membawa luka dan kecewa. Sudah pasti susah disembuhkan. Hanya soal waktu. Namun, tidaklah sesingkat itu. Hidup memang kadang pen...