Bab Tujuh

160 19 7
                                    

Arkhanadalah seorang murid pindahan dari sekolah pinggiran di kota kecil. Dia ditempatkan di kelas 1-4, kelas tepat di sebelah kelas 1-3. Menurut pandangannya, orang-orang di kota besar ini mudah menginjak harga diri mereka yang dianggap tidak lebih baik dari mereka.

Namun, Arkhan tidak selemah itu. Sebelum dirinya ditindas hanya karena dia datang dari kampung, maka dia harus menemukan korban lain yang bisa menggantikan posisinya.

Arkhan.” Arkhan sempat terkejut saat ada panggilan dari balik punggungnya, sehingga dia menoleh cepat dan menemukan Brazka di sana. “Kamu orang yang ngancam aku lewat chat misterius itu?”

Mereka kini tepat di belakang sekolah, tidak seorang pun tahu keduanya punya janji bertemu di sini

Arkhan menyeringai sekilas. “Nggak salah emang kalau mereka bilang kamu ini pinter, Braz.” tukasnya, kemudian merangkul Brazka, sengaja menciptakan kesan akrab tanpa dibuat-buat. “Aku ngajak kamu ke sini karna cukup penasaran, seberapa berharganya temen barumu ituRaska? Oh, bahkan nama kalian mirip, loh."

Brazka bisa mensinyalir ketidakberesan ada pada sosok culas Arkhan. Dia memicing, lantas melepaskan diri dari pelukan yang membelenggu pergerakannya.

Kenapa kamu sebegitu pengen taunya? Kamu pasti punya rencana busuk, kan? Jangan apa-apain Ras—akh!”

Brazka memekik karena Arkhan tahu-tahu saja mencengkeram rahangnya, begitu kuat.

Kamu yang harusnya takut aku apa-apain. Kamu yang harusnya jangan berani ngelawan aku.” Arkhan mendesis, ada nada sarat kesinisan terkandung dalam suaranya. “Kalau kamu mau baik-baik aja, harusnya kamu juga bisa turuti kemauanku.”

This is Home! {Season 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang