2

263 35 17
                                    

Jimin berlarian menghindari Jungkook yang terus-terusan mengejarnya. Pria besar itu pantang menyerah dan sudah sangat lihai dalam merayu agar Jimin bisa kembali tunduk padanya

"Maafkan aku Jimin, aku janji tidak akan melakukan hal itu lagi" ucap pria licik itu dengan seringainya, ia terus mendesak dan merayu Jimin agar di maafkan dan tanpa berpikir panjang pria kecil berhati malaikat itupun menganggukkan kepalanya pertanda dia sudah memaafkannya

"jadi kita sudah baikan lagi kan ?" Jimin meresponnya kembali dengan sebuah anggukan pelan

"Jadi sekarang mana bekal ku ?"

"Aku tidak membawanya"

"Yahh .... sayang sekali" pria itu berpura-pura kecewa

Kemudian Jimin mengeluarkan kotak bekal yang ia simpan di tasnya. Kebetulan ia membawa dua sandwich, tangan mungil itu sibuk membagi bekal itu menjadi 2 bagian satu untuknya satunya lagi ia berikan pada Jungkook

"Ini buatmu ..." Ucapnya sembari memberikan kotak bekal pada Jungkook lalu pergi meninggalkan pria tegap itu karena bel masuk sekolah sudah berbunyi

.

.

"Kalian mau ?" Ujar pria tegap itu menawarkan sandwich pemberian Jimin pada teman-temannya

"Wahhh sepertinya enak tapi bukankah itu bekal yang di buatkan Jimin untukmu"

"Aaahhggh .... aku sangat bosan. Lagian aku tak mau memakan makanan bekasnya. Kalau kalian mau makan saja"

"Jung .... sampai kapan kau akan mempermainkannya ? Kau tidak kasian padanya ? Dia sepertinya sangat tulus padamu" ucap Namjoon teman segengnya

"Cih .... masa bodoh dengan ketulusannya. Yang jelas aku sangat menikmati wajah lugu dan ketakutannya apabila sedang bersamaku. Dia sangat bodoh sekali hahaha"

"Hati-hati Jung, bukankah Appanya juga salah satu orang yang berpengaruh di sekolah kita"

"Kau lupa kalau Appaku juga orang yang berpengaruh di sekolah kita, hm ? Mungkin jabatannya juga kalah tinggi dengan Appaku. Jadi tidak usah mengkhawatirkan hal itu.."

.

.

"Mmmhhh .... Jungkook sudah aku mohon" pria kecil itu memohon pada Jungkook. Hampir setiap hari setelah pulang sekolah dirinya selalu di paksa untuk bercumbu melampiaskan nafsu Jungkook. Sudah sering Jimin memohon tapi Jungkook mengancam akan menyebarkan rekaman videonya saat mengulum penis Jungkook. Sejak saat itu Jimin selalu menurut padanya

Saat ini pria besar itu yang berganti mengulum penis Jimin. Pria mungil itu bersusah payah menahan suaranya agar tak mendesah karena takut ketahuan

"Cepat sekali kau keluar Park Jimin hahaha .... sebegitu nikmatnya kah hisapanku pada penismu ?"

"Jung-kook ..." Jimin berkata dengan terbata, sungguh ia begitu takut pada pria tegap di depannya ini. Ingin sekali ia lepas darinya namun ancaman itu yang membuat ia tak bisa lepas

"Hm, kau mau mengatakan sesuatu ?"

"Se-sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini .... hubungan ini sama sekali tidak sehat Jungkook"

"Kenapa Jimin ? Bukankah pacaran di usia kita ini hanya membutuhkan sex ?"

"Tidak .... itu salah Jungkook"

"Ck .... lalu sekarang apa maumu ? Kau mau putus ? Oke sekarang kita putus, tapi sebelumnya .... biarkan aku menikmati tubuhmu dulu hahaha"

Jimin sangat takut pada pria tegap ini, tatapannya begitu tajam kearahnya, seperti seorang psyco. Jimin menggeleng-gelengkan kepalanya dan dengan perasaan takut ia berusaha kabur dari ruangan gudang kosong tersebut. Ia berusaha membuka pintu keluar namun langkahnya di cegah oleh Jungkook. Pria besar itu langsung dengan sigap mendorong tubuh Jimin pada sofa yang ada di ruangan tersebut. Setelah itu ia menindih tubuh ringkih yang terus menerus meronta itu

It's Hurt  ( Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang