Bocah mungil lucu itu berlari saat mendengar bel pintu berbunyi. Ia dengan penuh semangat berusaha membuka pintunya namun tangan mungilnya tak bisa menggapai knop pintu, kemudian sang bodyguard pun berinisiatif membantu membukakan pintunya. Ia tersenyum saat melihat seseorang yang berdiri di depan pintu
"Apakah ahjushi teman Mimi ? Mimi masih bekerja di ruangannya" jelasnya, ia memiringkan sedikit kepalanya sungguh lucu. Cara bicara untuk anak seumurannya pun terbilang sangat lancar karena memang dia adalah anak yang sangat cerdas
Pria tegap itu pun berjongkok untuk menyamakan dirinya dengan tubuh Ji-hoon. Jungkook mengelus rambut halus anak itu sambil bersusah payah menahan airmatanya yang sedikit lagi akan tumpah dari tempatnya
"Hei ... namamu siapa anak pintar ?" tanyanya dengan lembut
"Ji-hoon tapi aku lebih suka di panggil Ji-ji" Jawabnya, memang terkadang Miminya memanggil namanya dengan sebutan itu
"Ji-ji ?"
"Heum .... Ahjushi siapa ? Apakah ahjushi kenal Ji-ji ?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Ji-hoon, Jungkook malah menangis dengan menggebu-gebu. Dirinya ingat kembali perbuatan keji yang ia lakukan terhadap Jimin, dia sungguh sangat menyesali akan hal itu. Ingin sekali ia cepat di terima kembali oleh Jimin dan kemudian mengajaknya berkumpul bersamanya bersama putra mungilnya ini
"Ahjushi kenapa menangis ? Apa ahjushi sakit, eum .... atau ahjushi nakal ?" Ji-hoon mengusap air mata Jungkook dengan tangan mungilnya dan hal itu membuat Jungkook semakin menangis lalu memeluk bocah mungil tersebut, Ji-hoon pun menepuk-nepuk punggung lebar Jungkook, sungguh pintar sekali bocah mungil ini
"Ahjushi jangan menangis lagi, nanti Ji-ji akan memberikan hadiah jika berhenti menangis" ucapnya, Jungkook tersenyum kecil dalam tangisnya. Pikirnya mungkin itu adalah kebiasaan Jimin ketika membujuk Ji-hoon ketika menangis
"Ji-hoonahh !!" terdengar suara teriakan Jimin setelah keluar dari ruangan kerjanya
"Mimiiii ...." Sontak bocah mungil itu berlari ke arah Jimin "apakah Mimi sudah selesai bekerjanya ?" tanyanya dengan nada imut
"Heum .... Mimi sudah selesai bekerja jadi sekarang let's goooo kita bermain"
"Tapi Mimi ..."
"Hemm ada apa sayang ?"
"Boleh kita mengajak ahjushi itu ?"
Jimin mengikuti arah pandang mata Ji-hoon dan yang tak di sangkanya adalah Jungkook berdiri dengan wajah sembab karena bekas ia menangis
"Ji-hoon .... sudah Mimi bilang berkali-kali jangan bicara dengan orang asing"
"Tapi dia ahjushi baik .."
"Tidak. Kau tidak tahu dia orang baik atau tidak, jangan terlalu gampang percaya pada orang lain apalagi jika kau hanya sesekali melihatnya"
Kemudian Jimin menggendong putranya dan bermaksud untuk membawanya ke ruangan bermain
"Jimin ..."
Langkah Jimin terhenti namun ia nampak enggan untuk menatap Jungkook
"Tolong beri aku kesempatan untuk ...."
"Pergilah ! Jangan ganggu kami"
"Aku tidak akan menyerah Ji, jika perlu aku akan berdiri di depan rumahmu sampai kau mau menerimaku"
Jimin pun tetap melenggang pergi tak pedulikan Jungkook yang terus memohon padanya.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt ( Short Story )
Romance~ Ketulusan cintanya tak pernah terbalas hingga rasa yang begitu besar berubah menjadi suatu kebencian ~ Tanpa ia sadari sikap arogannya akan menjadi sebuah boomerang untuk dirinya sendiri *BxB *Always kookmin *Angst *Bully *Mpreg