Berjalan tertatih dengan kondisi wajah penuh lebam akibat di tonjok oleh para orang tua yang dia rundung. Sudah beberapa hari ini Jungkook mulai mencari dan meminta pengampunan pada teman-teman yang dia rundung. Pria tegap yang dulunya selalu mengangkat kepalanya ini sekarang sudah tak lagi bisa seperti itu karena semua orang satu persatu meninggalkannya. Bahkan teman segengnya pun tak mau menampung dirinya, sehingga kini dia hanya sendiri dan menanggung semua penyesalan yang datang
Sudah dua kali Jungkook mendatangi rumah Jimin namun orang-orang disana tak mau memberitahukan keberadaan pria mungil itu. Namun Jungkook tak menyerah, dia terus mencari-cari informasi keberadaan Jimin
Kini lelaki dengan wajah tampan itu seperti sudah menerima hukuman dari segala apa yang sudah di lakukan nya. Saat ini dia mencukupi kebutuhan hidupnya dengan bekerja paruh waktu di toserba, memang tak banyak penghasilannya namun bisa mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri
Sudah selama beberapa hari ini dia termenung memikirkan segala apa yang di lakukan pada Jimin, sungguh keterlaluan pikirnya. Bahkan dia sering memukuli kepalanya sendiri dengan menangis sejadi-jadinya, menyesal karena perbuatan bodohnya. Terlebih yang di pikirkan saat ini adalah Jimin sedang mengandung darah dagingnya, Jungkook sangat ingin berada di dekat pria mungil itu
"Dimana kau Jimin .... maafkan aku hiks ...." Jungkook duduk meringkuk di samping ranjang dan bergulat dengan semua penyesalannya. Dirinya saat ini tinggal di apartemen kecil yang dekat dengan tempat kerjanya
"Aarghhhh .... Jimin maafkan aku .... hiks ..."
.
.
3 years later
Sudah tiga tahun berlalu, pria tegap itu sudah benar-benar berubah. Dirinya yang dulu sok jagoan dan suka merundung teman sekolahnya sekarang berubah menjadi pria dewasa yang matang. Berkat kesungguhan dia berubah dan ketulusan dia meminta maaf pada korban-korbannya yang ia rundung kini dirinya sudah sukses menjadi pemimpin di salah satu perusahaan sang ayah. Satu misinya yang belum tercapai adalah bertemu dan meminta maaf pada Jimin, karena sampai saat ini pun dirinya belum juga menemukan keberadaan pria mungil itu
Sudah berkali-kali ia mendatangi rumah Jimin namun dia tak pernah menemukan pria itu. Bahkan tuan Park pun jarang berada di rumah tersebut. Setahun belakangan ini Jungkook menyewa seseorang detektif untuk mencari keberadaan Jimin, dan menurut infonya pria mungil kini tengah berada di negara sakura
"Aku akan menghandle sementara pekerjaanmu. Berangkatlah ke Jepang hari ini .... jemput dia nak, cari Jimin sampai ketemu dan kalau bisa bawa dia kesini bersamamu. Dia anak yang baik seperti tuan Park, aku yakin dia akan memaafkan mu"
Jungkook mengangguk pelan kemudian memeluk sang ayah kemudian pergi untuk mencari keberadaan si pria mungil
.
.
Di tempat lain, pria cantik nan mungil itu sedang melihat putranya bermain di taman, sambil duduk di tempat yang tersedia dengan di temani beberapa pria berbadan besar yang menjadi pengawalnya. Park Jimin selama beberapa tahun ini berada di Jepang, dia memang sengaja di ungsikan oleh ayahnya disana supaya Jungkook tidak bisa menemukan keberadaannya
Dia melanjutkan pendidikannya di negara sakura ini sambil membesarkan putra semata wayangnya dengan di bantu oleh pengasuh dan sesekali sang ayah yang datang mengunjunginya. Dirinya sudah berdamai dengan masalalu kelamnya dan kini hidupnya sudah bahagia bersama putra kecilnya
"Mimiiii " bocah kecil itu berlari dengan kaki mungilnya dan kemudian menghamburkan tubuhnya pada sang Mimi
"Ji-ji sudah capek .... kita pulang, let's goooo !!" Ucapnya dengan riang sambil menggoyang-goyangkan tangan Miminya
"Ji-hoon sudah capek ?" tanya Jimin dengan nada lembut
"Eum .... Ji-ji capek Mimi" jawabnya dengan bibir melengkung lucu
"Mau Mimi gendong ?"
"No .... no. Aku bisa jalan sendiri, let's goooo Mimi" ucap bocah lucu itu sambil berjalan mendahului sang Mimi beserta para pengawalnya. Jimin yang melihat hal itupun tersenyum gemas kemudian berjalan pelan mengikuti langkah putranya
Karena jarak rumah dan taman begitu dekat maka tak lama Jimin dan putranya telah sampai di rumah. Jimin dan putranya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah, anak kecil berusia 2,5 tahun itu tampak ceria berjalan di gandeng sang Mimi. Begitu saat sudah sampai di ujung pintu langkah sang Mimi terhenti, Ji-hoon pun ikut berhenti dan menatap heran pada Miminya. Sementara Jimin tampak terkejut melihat seorang pria berbadan tegap berdiri tersenyum kearahnya
"Bawa Ji-hoon masuk kedalam !" Perintahnya pada para bodyguardnya dan mereka langsung membawa bocah mungil itu masuk ke dalam rumah
"Mau apa kau kemari ?!" Tanya Jimin karena sejak tadi Jungkook hanya diam menunduk
"Kalau tidak ada yang perlu di bicarakan aku akan masuk ke dalam..." lanjutnya lalu akan berjalan masuk ke rumah namun kemudian langkahnya di cegah oleh Jungkook
"Aku minta maaf Ji .... aku sungguh minta maaf padamu. Ak-aku..."
"Sudah ku maafkan sejak dulu, sudah kan ? Sekarang pergilah .... jangan mengusik kebahagiaanku dengan putraku"
"Di-dia anak kita kan ?" Jungkook bertanya dengan takut, Jimin tersenyum miring mendengar hal itu
"Dia putraku .... aku yang merawat dan membesarkannya seorang diri"
"Mulai sekarang ada aku Jimin, libatkan aku dalam segala urusanmu dan putra kita. Aku ingin hidup bersama mu dan putra kita..."
"Putra kita putra kita !! Dia putra ku bukan putramu !! Aku tidak mau anakku mempunyai seorang Appa yang arogan dan suka merundung sepertimu. Pergilah, sudah kubilang kan jangan mengusik kebahagiaanku dengan putraku.."
Dan tak terduga Jungkook bersujud di kaki Jimin meminta pengampunan sambil menangis sejadi-jadinya. Meski Jimin meronta untuk di lepaskan, Jungkook tetap memegangi kaki Jimin dengan kondisi masih menangis. Jimin yang terbawa emosi pun menendang wajah Jungkook
"Sudah kubilang sudah ku maafkan jadi jangan berlebihan seperti ini. Sekarang pergilah, tinggalkan kami. Aku tidak mau lagi melihat wajahmu, karena jika aku melihatmu .... bayangan kau menyiksa dan melecehkanku akan kembali muncul. Maka akan sia-sia usahaku melupakan hal itu selama ini. Jadi tolong .... aku mohon tinggalkan kami.." ujar Jimin dengan mata berkaca-kaca lalu kemudian meninggalkan Jungkook yang masih berada di sana
"Jimiiin .... hiks ...." Lelaki tegap itu pun tak mampu membendung air matanya, tangisnya kembali pecah ketika mendengar ucapan Jimin. Sungguh tak terbayangkan bagaimana sakitnya Jimin saat itu ketika ia paksa melayaninya
"Aku tidak akan menyerah memohon ampun padamu Jimin .... aku akan melakukan apapun asal kau memaafkan aku dan kembali bersamaku" gumamnya sambil mengusap airmatanya lalu berjalan pergi meninggalkan rumah Jimin
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Hurt ( Short Story )
Romance~ Ketulusan cintanya tak pernah terbalas hingga rasa yang begitu besar berubah menjadi suatu kebencian ~ Tanpa ia sadari sikap arogannya akan menjadi sebuah boomerang untuk dirinya sendiri *BxB *Always kookmin *Angst *Bully *Mpreg