3

264 37 16
                                    

Sepulangnya dari sekolah Jimin di kejutkan dengan kepulangan Appanya. Sebagai orang tua tunggal, Tuan Park selalu sibuk mengurus perusahaan yang sedang berkembang pesat, dia juga terlihat sering pulang pergi keluar negeri untuk melihat sendiri perkembangan usahanya. Dia juga pemilik sekaligus ketua yayasan dari sekolah Jimin

Senyumnya tak henti mengembang saat melihat putra kesayangannya sudah pulang dari sekolah. Pria mungil itu terlahir dari keluarga kaya raya dan terpandang, segala fasilitas uang,  mobil dan kebutuhan lainnya selalu di cukupi oleh sang ayah tanpa kurang satupun. Appa nya sangat menyayanginya dan Jimin pun adalah putra yang penurut dan tak pernah nakal seperti anak seumurannya. Tapi terlahir dari keluarga berada pun tak membuat Jimin bahagia, ia sungguh teramat kesepian di rumah besarnya karena sang Appa tak pernah ada waktu untuknya

Memang semua kebutuhannya terpenuhi tapi waktu untuk sekedar bertukar cerita atau quality time bersama sang anak, tuan Park tak memiliki kesempatan itu. Dia selalu di sibukkan dengan pekerjaannya sehingga dia melupakan waktu dengan putranya. Bagi dirinya putranya akan bahagia jika dia memenuhi seluruh kebutuhannya dengan uangnya

"Putraku sudah pulang, bagaimana sekolahmu hari ini nak ? Kau sudah mendapatkan teman baru ?" Ucapnya sambil menyambut sang anak dengan pelukan

"Appa .... bolehkah aku ikut bersamamu ?" Pinta sang anak secara tiba-tiba

"Ikut kemana ? Satu jam lagi Appa harus terbang ke Jepang untuk pertemuan dengan kolega penting Appa. Appa kerja nak bukan liburan, sekarang tugasmu hanya sekolah, uang yang ayah kirim masih ada atau sudah habis ? Bilang pada asisten ayah jika kurang ya. Appa hanya sebentar disini karena Appa ingin melihat wajah putra kesayangan Appa. Kau semakin tampan .... kau pasti banyak pacar ya hahahaha"

"Appa .... ak-aku ikut .." ucapnya ragu dengan kepala tertunduk

Sang ayah menghembuskan nafas, terheran melihat anaknya

"Kenapa tiba-tiba ingin ikut Appa, hm ? Oh ... Appa tahu, kau ingin mobil baru ? Koleksi action figure terbaru ? Ah ... atau sepatu baru ? Kau tidak perlu merayu Appa seperti ini nak, kau bisa membeli apapun itu dengan uang yang Appa berikan padamu ..."

"Tap ...."

"Kita sudah waktunya berangkat tuan" sahut  sang asisten dari tuan Park

"Okey .... tunggu di depan" jawab tuan Park kemudian memeluk kembali sang putra kesayangannya

"Appa berangkat dulu ya, bila butuh apa-apa hubungi Appa atau kau bisa hubungi Alex, asisten Appa" ujarnya lalu bergegas pergi dengan terburu-buru

Sang pria mungil itupun kembali dengan kesendiriannya di ruang besarnya bersama para maid dan bodyguard yang memang di tugaskan oleh tuan Park menjaga putranya

Ia melangkahkan kaki kecilnya berjalan menuju kamar, sempat di tawari makan oleh sang maid namun Jimin menolak, entah kenapa beberapa hari ini nafsu makannya berkurang. Dia hanya ingin cepat-cepat berada di kamar dan menutup rapat pintu kamarnya, karena ia merasa kurang enak badan

Sesampainya dikamar pria kecil itu menangis sejadi-jadinya, melempar semua barang-barangnya yang ada di ruangan itu tanpa peduli berharga mahal. Dia sudah jengah dengan hidupnya yang terus kesepian, di tambah lagi di sekolah ia di perlakukan kasar oleh Jungkook

"Eomma .... aku merindukanmu. Jika hidupku seperti ini .... mengapa kau tak mengajakku saja eomma" ucap Jimin dengan berlinang air mata, tidur meringkuk sambil memeluk foto sang Eomma

.

.



A month later

Tok .... Tok .... Tok ....

"Tuan muda sudah waktunya berangkat sekolah. Tuan muda ..."

Pintu terbuka dengan memperlihatkan wajah  Jimin yang pucat, ia juga nampak lemas

It's Hurt  ( Short Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang