7

59 8 2
                                    

Naruto tidak pernah main-main dengan ucapannya, tapi kenapa sekarang dia dipermainkan seorang gadis?

Naruto kau bisa menjemputku?

Naruto kau bisa membelikanku makanan, aku tidak sempat keluar di ruang rapat.

Naruto kau bisa memperbaiki printerku, sudah 5 hari macet.

Naruto kau bisa memilihkan kucing mana yang harus ku beli?

Dan masih banyak lagi.

Sudah seminggu ini Hinata selalu mengusiknya, bayaran mengerjakan tugas, katanya. Naruto mungkin masih bisa menjadi supir atau kurir pengantar makanan untuk gadis itu. Tapi memperbaiki printer? Memilihkan kucing lucu untuk dibeli? Astaga, pemuda itu hampir membuat jebol lokernya sendiri.

"Ini kopi pesananmu" ucap Naruto datar.

"Terimakasih, Naruto" Hinata berbinar. "Kau tidak membeli apa-apa?"

Naruto menggeleng. "Tidak, minum kopi di pagi hari bukan gayaku"

"em, Naruto. Printerku macet lagi" Hinata menunjukkan raut sedihnya.

"Maksudmu? Kenapa kau tidak beli saja yang baru, Hinata? Aku bukan ahli mesin" Naruto menatap gadis itu sebal. "Lagian aku sudah melakukan semua perintahmu seminggu ini, apa masih kurang? Bahkan tugasku sudah juga sudah selesai dari lama. Kau sungguh mengambil kesempatan"

Hinata merasa tidak enak pada Naruto. Apakah dia sudah keterlaluan? Bahkan Naruto berbicara panjang lebar seperti sales. "Maafkan aku" gadis itu hanya terkikik.

...

Naruto ada di kantin bersama teman-temannya. Seperti biasa mereka makan diselingi dengan hal-hal random yang membuat mereka tertawa absurd.

"Naruto.."

Suara feinim menghentikan tawa mereka, menoleh kepada gadis pirang yang masih berdiri.

"Ada apa?" Naruto menatap Shion tanpa minat.

Shion menggigit bibir bawahnya. "Bisa bicara sebentar?"

"Katakan saja apa maumu" ucap Naruto datar.

Shion melirik teman-teman Naruto. Sesungguhnya dia malu jika mengatakannya disini.

Sasuke menepuk pundak kiri Naruo, disusul Shikamaru menepuk pundak kanannya. Isyarat untuk menuruti gadis pirang itu.

...

"Kenapa kau tidak pernah membaca pesanku, Naruto?" Shion memulai percakapan.

"Untuk apa?" ucap Naruto dingin.

Shion menatap pemuda itu. "Kau juga tidak pernah mengangkat telponku"

Naruto mengangkat satu alis. "Aku sibuk". Ya, pemuda itu memang sibuk mengerjakan tugas akhir-akhir ini.

"Ku dengar dari Sasuke, kau belum memiliki kekasih lagi" Shion menundukkan pandangan.

"Katakan apa maumu, Shion. Jangan bertele-tele" Naruto mulai geram.

Shion berdehem, menatap pemuda itu lagi. "Aku ingin meminta maaf, setelah putus darimu aku tidak merasakan kebahagiaan"

Naruto membuang muka. "Aku memaafkanmu"

Shion memegang rahang Naruto agar menatapnya, tapi pemuda itu menepisnya.

"Itu saja? Ternyata bukan hal yang penting" Naruto hendak pergi dari atap.

"Aku masih mencintaimu, Naruto" Shion sedikit berteriak.

Naruto menghentikan langkahnya, menunggu lanjutan ucapan gadis itu.

"Aku tau jika kesalahanku tidak bisa dimaafkan, tapi aku akan memperbaikinya, memperbaiki hubungan kita. Tidak bisakah kita kembali seperti dulu? Aku janji tidak ada kata putus lagi" Shion berkaca-kaca.

"Hubungan kita tidak bisa dilanjutkan, Shion. Seperti katamu waktu itu" Naruto masih membelakangi Gadis pirang itu. "ini terakhir kita bertemu, jangan mengangguku, aku sudah memiliki kekasih" Naruto melangkahkan kaki.

Shion tidak percaya, tapi ucapan Naruto seperti sungguhan. Gadis itu menangis lagi. Apakah dia harus berhenti? Shion sudah menurunkan egonya untuk memulai, menjatuhkan harga dirinya untuk meminta kembali bersaa Naruto. Bukankah Naruto seharusnya menghargai itu? Setidaknya tidak berkata dingin padanya?

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Miracle✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang