6

130 7 0
                                    

arthur melihat lihat rumah wayne yang luas dan ia tersenyum melihat foto foto wayne waktu kecil bersama orang tuanya, wayne beruntung merasakan kasih sayang ayah nya dan ia bahkan tidak tahu siapa dan seperti apa ayah nya.

"mengapa kau berkeliaran, kau seharusnya istirahat arthur"

"aku....bosan"

"aku tahu, kaki mu tidak apa apa kan?"

"alat ini....pas di kaki ku"

"baguslah, ayo aku temani melihat lihat dan aku minta jangan ke bawah tanah"

"ya"

wayne mengacungkan lengan nya lalu arthur malu malu merangkulnya, wayne menunjukkan seluruh bagian rumah kecuali ruang bawah tanah dan wayne bahkan tidak menunjukkan di mana pintu nya.

tampak arthur melupakan rencana nya dan meskipun ia seorang tahanan namun wayne memperlakukan nya seolah ia orang bebas, wayne menyerahkan buket bunga di hadapan nya hingga arthur terkejut.

"wayne, apa ini?"

"bunga"

"aku tahu ini bunga tapi untuk apa?"

"hadiah, kau sudah sembuh kan?"

"terlalu berlebihan, tapi terima kasih"

arthur mengambilnya dan mencium aroma bunga yang harum, wayne membantu arthur membuka perban di leher serta ledua pergelangan tangan arthur dan wayne mencium bekas lukanya membuat arthur terpaku.

"wayne"

"berjanji padaku, kau tidak akan merasa lelah dan terpikir untuk menyakiti diri sendiri lagi. aku sangat panik saat aku dengar saat gordon menelponku, aku tidak berani membayangkan hal buruk... yang terburuk menimpa mu arthur"

"wayne aku merasa terbang tinggi sekarang ini"

"aku terpikir untuk menikahimu"

"itu ide yang buruk, bagaimana jika orang tahu siapa aku dan itu akan merusak reputasimu di kota ini"

"aku sudah mempertimbangkan mya arthur, aku siap untuk menjelaskan semuany jika mereka mempertanyakan apa yang sudah aku lakukan"

"baiklah aku mau menikah dengan mu"

"sungguh"

"ya wayne, hanya kau yang aku cintai dan kau membuatku merasa hidup"

wayne mencium bibir arthur setelah selesai melepaskan perban arthr, namun wayne membaringkan tubuh arthur yang memang duduk di pinggir tempat tidur dan keduanya menghabiskan malam yang panas.

🔫

"aku tidak setuju"

pekik robin saat tahu wayne dan arthur akan menikah, wayne maupun arthur terkejut dengan reaksi robin yang berlebihan.

"kenapa memangnya?"

wayne tidak kalah sengit.

"karena ...... karena..... seharus nya aku yang kau nikahi"

robin berbalik menyembunyikan wajahnya yang malu dan arthur serasa dada nya di tikam, wayne merasa ada petir seketika mendengar pengakuan robin.

"apa, aku menganggap mu adik robin dan kau tahu itu"

"aku tahu, aku tidak tahu sejak kapan namun saat pelatihan aku menyadarinya dan saat katakan akan menikahi penjahat ini yang bahkan tidak pantas untuk mu membuatku merasa lebih rendah darinya"

"ROBIN"

arthur memeluk wayne yang hendak membalik tubuh robin untuk menampar wajah robin.

"wayne jangan, ia anak anak dan aku tidak marah padanya"

"ia menghina mu arthur, mengapa kau menganggapnya anak anak setelah apa yang ia katakan"

robin berbalik menatap keduanya dan air mata di wajah robin menunjukkan ia sangat terluka, robin berjalan cepat alih alih wayne mengejar justru arthurlah yang mengejar karena khawatir dan ia merasa bersalah hingga langkahnya terhenti di depan pintu keluar karena gelang di kaki nya akan berbunyi jika ia keluar rumah.

"robin aku minta maaf"

langkah robin terhenti dan ia tidak sudi memandang arthur.

"sejak awal aku tidak pernah suka saat kau hadir dalam hidup wayne yang mana kau tidak lebih sampah dari aku, aku tidak membunuh mu karena wayne dan karena aku pikir kejahatan anak buah mu bukan kesalahanmu dan sekarang aku menyesalinya, seharusnya aku akhiri saja hidup mu hari itu"

wayne pergi ke sepeda motornya dan melaju pergi.

"aku sampah"

"arthur jangan dengarkan apa yang ia katakan"

wayne memeluk arthur dari belakang dan wayne bergidik mendengar tawa yang ia kenal, tawa yang menebar teror di gotham.

"wayne"

"sampah ini akan menghabisi mu dan robin, bagaimana?"

arthur berbalik dan wajah itu bukan wajah arthur yang lembut dan penuh dengan cinta menatapa nya, wayne merasa apa yang di katakan oleh robin, tepat mengenai kejiwaan arthu hingga waybe terpaksa mengurung nya di kamar.

sepanjang malam arthur meggedor pintu dan ia mengamuk, wayne terduduk bersandar dekap pintu kamar arthur dengan keadaan kacau dan ada air mata di wajah tegar itu membuat alfred sedih melihat tuan nya hingga seperti itu, alfred mencoba menelpon robin dan itu bukan hal yang mudah karena robin sedang marah, ia tidak berniat untuk mengangkat panggilan telpon dari alfred.

tbc

I'm Tired Batsy (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang