mature for language content.
Sakura duduk diruang keluarga Uchiha setelah selesai makan. Ia baru saja selesai menelfon Ibunya yang ternyata sudah sampai. Wajahnya berbinar karena ia meminta oleh-oleh pesanannya. Sebenarnya ia tidak masalah tinggal sendiri tapi keluarganya menitipkannya pada keluarga Uchiha dan keluarga Uchiha memaksanya untuk menemani.
Ia mengunyah waffel dengan sirup madu kesukaannya sambil menonton televisi. Mikoto masih mencuci piring, wanita itu bilang setelahnya akan membuat teh hangat untuk menemani mereka menonton televisi. Padahal Sakura ingin sekali membantu namun tidak di perbolehkan. Katanya dia tamu jadi tidak diizinkan membantu.
Sakura pun pasrah, begitu ia menyuapkan makanan favoritnya tersebut kedalam mulutnya suara seseorang mengintrupsi. Ia menoleh dan mendapati Itachi baru turun dari lantai dua dengan mengenakkan celana training juga kaus press body. Sakura mendekatinya dan memeluknya dengan erat. Saat jam kerja mereka jarang sekali bertemu jadi satu-satunya tempat yang tepat adalah diluar kantor.
" Kenapa ngga ikut makan malam bareng tadi? " Tanya Sakura manja. Ia selalu begitu memang, dan akan selalu menjadi adik kesayangan Itachi.
Itachi hanya tersenyum kecil. Pekerjaanya tidak bisa ditinggal, dan satu-satunya alasan ia tetap menjomblo adalah terlalu sibuk bekerja , bekerja dan bekerja padahal sudah kaya. Bahkan bisnis pribadinya ada dimana-mana.
" Ada zoom meeting baru selesai. Sudah makan, hm? " Sakura mengangguk, lalu dagunya menunjuk waffel yang ada dimeja. Ia ingin mengajak Itachi makan karena porsinya sangat banyak.
" Sudah, mau waffelku tidak? Buatan Mama sih bukan aku " Pria itu mengangguk dengan cepat. Ia melirik kearah tangga dimana Sasuke baru turun. Ah adiknya itu.. Dengan usil ia mencubit pipi Sakura hendak membuat adiknya cemburu.
" Boleh, suapi ya " Sakura mengangguk. Ia menarik lengan Itachi dan menyuruhnya duduk disampingnya. Sakura sepertinya tidak sadar kalau Sasuke berjalan kearah mereka.
" Kamu tidak makan sayang? " Tanyanya pada kedua anaknya. Mereka selalu saja melewati jam makan malam demi menyelesaikan pekerjaannya. Padahal pekerjaan bisa dinanti-nanti. Walaupun sudah ditetapkan sebagai pewaris sah tetap saja mereka bekerja keras. Luar biasa bukan?
Sakura menatap Sasuke yang duduk disebrang mereka. Ia ingin menawari tapi sepertinya pria itu akan menolaknya seperti biasa. Karena ada Itachi pria itu pasti tidak menolak saat dirinya menyuapinya seperti ini. Sebenarnya memang sudah menjadi kebiasaan mereka sedari dulu.
" Ini lagi makan " Kata Itachi. Ia menatap adiknya dengan pandangan meledek. Sasuke sedari dulu selalu cemburu saat Sakura menghabiskan waktu dengannya. Lihat lah! Dadanya pasti bergemuruh, bibirnya saja sangat tipis menahan kesal.
" Kamu Sas? Mama siapin ya? " Sasuke menggeleng cepat.
" Tidak " Sahutnya sambil menatap lurus pada Sakura dan Itachi yang masih suap-suapan. Itachi sepertinya sengaja, memang sudah menjadi tabiatnya.
Pria itu pikir dirinya akan cemburu seperti dulu? Tidak mungkin, ia sudah bisa mengontrol emosinya sekarang.
" Lalu bagaimana kabar resepsionis yang kalian ceritakan itu? " Sakura menoleh. Yang membuat dirinya menangis saat hendak mengantarkan berkas.
" Sanksi dan meminta maaf didepan para karyawan " Sahut Sasuke singkat. Entah kenapa tangannya malah terkepal. Melihat bagaimana Itachi dan Sakura seperti punya dunianya sendiri membuatnya kesal.
" Apa sekarang masih ada yang membully kamu sayang? " Tanya Mikoto dan Sakura menggelengkan kepalanya dengan cepat.
" Tidak ada Mama, lagipula Sakura juga makan di pantry. Ke kantin hanya untuk mengambil makan siang saja " Sakura memang tidak mau makan dibawah bukan karena sombong.
KAMU SEDANG MEMBACA
AHH! SASUKE✔
Fanfiction📍 Mature for Language Content 📍 Sakura menyukainya sejak kecil. Banyak yang bilang tidak ada yang spesial dari pria itu. Memakai kacamata, berjerawat, kurang bergaul dan juga anti sosial. Padahal kelebihan Sasuke itu banyak, termasuk salah satu pe...