#AYAH_TIRI_DAN_KAKA_TIRI_YANG_NAKAL [part 4]

1.8K 20 1
                                    

#AYAH_TIRI_DAN_KAKA_TIRI_YANG_NAKAL
[part 4]

Sore harinya…,,,,,,
Terlihat Raga terbangun dari tidur siangnya yang nyenyak karena mendengar suara telepon berdering.

Dia *merabaraba meja di samping tempat tidurnya untuk mengambil ponsel yang terus berdering.

Namun, saat melihat layarnya, dia tidak mengenali nomor yang menelpon.

Raga ragu sejenak sebelum memutuskan untuk mengangkat panggilan tersebut.

(Obrolan telepon) "Halo?" sapanya dengan suara yang masih sedikit mengantuk.

"Halo, ini Raga, kan?" suara di ujung telepon terdengar penuh semangat.

"Iya, benar. Maaf, ini siapa ya?" tanya Raga, merasa bingung karena tidak mengenali suara tersebut.

"Ini Kakak , Raga! Kamu lupa ya?" jawab orang tersebut dengan nada akrab.

Raga terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja didengarnya.

"Kakak ? Maaf, tapi saya tidak punya kakak," jawabnya dengan nada penuh kebingungan.

“Jangan pura-pura nggak kenal deh,gue tau lu tinggal di rumah gue.”

“Dih apa sih,udah gua bilangin yah,gue itu sama sekali nggak punya Saudara.”

“Oh gitu..awas lu yah tunggu gue pulang lu.”

“Apa Sih,ngancem-ngancem kaya gitu,nggak jelas bange dah.”

"Yaelah ini gue..masa lu nggak kenal" kata orang tersebut sebelum raga menutup telepon.

Raga menatap ponselnya sejenak sebelum meletakkannya kembali di meja.

Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan tentang siapa yang baru saja meneleponnya.

Dia tidak punya kakak, dan kejadian ini membuatnya merasa sedikit cemas dan bingung.

Setelah mematikan telepon dari orang yang tidak dikenal tadi, Raga merasa bingung dan penasaran.

Dia memutuskan untuk mencari jawaban dari mamanya, yang sedang berada di ruang tamu.

Mamanya, Bu Linda, sedang membaca majalah sambil menikmati secangkir teh.

"Mama, raga mau tanya sesuatu," kata Raga dengan ragu-ragu, berjalan mendekati Bu Linda.

Bu Linda menatap Raga dengan senyum lembut "Ada apa,nak? Kenapa kelihatan bingung?"

"Raga tadi dapat telepon dari seseorang yang mengaku sebagai kakak..Tapi, setahu Raga, Raga ini anak satu-satunya. Apa Mama pernah menyembunyikan sesuatu dari raga tanya Raga, suaranya penuh keingintahuan.

Bu Linda terlihat terkejut mendengar pertanyaan itu.

Dia meletakkan majalahnya dan menatap Raga dengan serius.

"Raga, kamu memang anak satu-satunya, sayang. Mama dan mendiang Papa kamu tidak pernah menyembunyikan apa pun darimu. Mungkin itu hanya salah sambung atau orang iseng."

Raga merasa lega mendengar penjelasan mamanya, tetapi masih ada sedikit kebingungan.

"Jadi, Mama yakin aku tidak punya saudara lain?"

Bu Linda tersenyum lembut dan menggeleng. "Iya, Mama yakin, Raga. Kamu adalah anak satu-satunya. Mungkin sebaiknya kamu abaikan saja telepon itu. Jika ada hal-hal seperti ini lagi, kamu bisa selalu cerita ke Mama."

Raga mengangguk, merasa lebih tenang setelah mendengar penjelasan mamanya.

"Baik, Ma. Terima kasih. Raga cuma mau memastikan."

Bu Linda mengelv•*\us rambut Raga dengan penuh kasih sayang.

"Tidak apa-apa, sayang. Mama selalu ada di sini untukmu. Kalau ada yang mengganggu pikiranmu, jangan ragu untuk bertanya."

Setelah berbicara dengan mamanya, Raga merasa lebih tenang dan yakin bahwa telepon tadi hanyalah kesalahan.

Dia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya lagi dan kembali fokus pada persiapannya untuk lomba cerdas cermat.

Malam itu, Raga melanjutkan belajar dengan lebih tenang, didukung oleh kasih sayang dan kepastian dari keluarganya.

Dia tahu bahwa apapun yang terjadi, dia selalu memiliki dukungan penuh dari orang-orang terdekatnya.

Dengan keyakinan ini, Raga merasa siap menghadapi segala tantangan yang akan datang.
¥
¥
¥
Singkat cerita…,,,,

Pada jam pukul 3 Malam itu, Raga terbangun lagi dari tidurnya.

Kali ini, suara desahan yang berasal dari kamar ayah tiri dan mamanya lebih jelas.

Perasaan penasaran dan sedikit cemas menguasainya. Dia duduk di tempat tidurnya beberapa saat, mendengarkan suara yang semakin jelas dan tidak bisa diabaikan.

Dengan hati-hati, Raga bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan pelan menuju dapur berniat menghilangkan suara itu,

Suara desahan itu masih terdengar, membuatnya merasa tidak nyaman.

Hingga saat ia sudah berada di dapur Raga kemudian mengambil segelas air untuk di minum

Namun pada saat sedang sibuk menggambil air untuk di minum,tiba-tiba Raga kaget saat seseorang dari belakangnya memeluknya

“Shuts Tenang ini Om,mama kamu sudah tidur jangan berisik”

Raga sangat merasa canggung krna om Wandi hanya memakai handuk tanpa pakaian apapun

“Tadi Om belum puas mainnya,karna mama kamu udah cape,kamu mau kan main sama om.”

Terlihat tangan milik om Wandi mulai memainkan puting milik raga yang masi tertutup baju.

“Hiks..jangan om…argh”

“Uda nggak usa Malu-malu,om tau kok
kamu pasti suka..hmmm..enak kan..
”jangan lupa untuk flow saya dan vote saya sebanyak nya.bersambung

#AYAH_TIRI_DAN_KAKA_TIRI_YANG_NAKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang