1

52.5K 487 5
                                    

Aldiva pulang ke negara kelahirannya setelah magang beberapa bulan di Amerika, gadis 23 tahun itu ingin memberi kejutan kepulangannya pada sang pacar yang sudah ia pacari 4 tahun belakangan ini. Aldiva berbohong pada Aska, dia memberitahunya akan pulang minggu depan, padahal hari ini Aldiva sedang menuju rumah Aska membawa kue untuk merayakan aniversary mereka yang ke 4.

Di depan rumah megah Aska, setelah menyiapkan lilin di atas kue, dia menekan bel rumah lalu tak lama seorang pelayan membuka pintu untuk Aldiva.

"Aska ada di rumah kan Bi?" tanya Aldiva.

"Loh Non Diva kok kesini?" tanya pembantu itu.

"Aku mau kasih kejutan buat Aska," kata Aldiva.

"Hah nona Diva mau kasih kejutan buat aden muda? Kalian belum putus?" ujar wanita parih baya itu.

"Bibi ini ngaco, udah minggir dulu, Diva mau masuk ke rumah kejutin Aska."

Aldiva berjalan masuk menuju kamar Aska di lantai atas, dia mengetuk pintu tanpa suara agar Aska tak menduga dirinyalah yang mengetuk pintu tersebut.

Ceklek.

Pintu kamar dibuka.

"Diva..."

"Manda? Kamu ngapain dikamar Aska?" tanya Aldiva kemudian laki-laki yang dicarinya muncul di belakang Amanda.

Aldiva menatap Amanda yang hanya memakan tangtop dan celana pendek, sedangkan Aska bertelanjang dada dan hanya memakai boxer.

"Kalian gila," kutuk Aldiva.

Plak.

Aldiva melempar kue ditangannya pada wajah Amanda, lalu badan Aldiva terhuyung ke belakang karena Aska mendorongnya karena Aska tak terima Aldiva melempar kue begitu saja pada Amanda.

"Diva! Kamu keterlaluan!" bentak Aska.

"Keterlaluan? Kamu yang berulah Aska! Kamu sex sama Amanda, temen aku sendiri! Bener kan? Aku ga mungkin salah kalo bilang kalian selingkuh dibelakang aku!" teriak Aldiva emosi.

"Aku tau aku salah, tapi itu karena kamu selalu sibuk dan terlalu jauh dari aku!" teriak Aska dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Gila ya kamu Aska, aku ke Amerika cari pengalaman buat karir aku sendiri! Bukan main-main doang Aska! Kamu pikir aku sengaja so sibuk disana? Aku kerja, mami papi naruh harapan di aku buat ngewarisin perusahaan mereka!"

"Disaat kamu sibuk di Amerika, Amanda ada buat aku, dia temenin aku disini sampe buat aku nyaman dan lupa sama kamu Div."

Perkataan Aska membuat Aldiva melebarkan matanya. "Kamu sengaja kan Amanda? Kamu sengaja curi kesempatan bagus buat caper ke pacar orang, dan sekaramg kamu berhasil rebut Aska."

"Diva... aku ga bermaksud gitu, perasaan aku sama Aska tumbuh perlahan karena kebersamaan waktu kami," kata Amanda dengan wajah yang belepotan dengan krim kue.

Aldiva tertawa hampa. "Ngaku aja kalo kamu goda dia pake badan busuk lo Amanda," kata Aldiva memandang rendah Amanda.

"Ngga Diva! Aku ngga mungkin rebut pacar sahabat aku sendiri..."

"Terus ini apa Amanda?" tanya Aldiva tak habis pikir.

"Kalian bacot banget ya, kepergok selingkuh bukannya ngaku malah playing victim kaya gini, ga mau ngaku salah dan malah nyalahin aku yang sebagai korban disini."

"4 tahun As, aku ke sini bawa kue buat rayain aniv kita tapi ternyata kamu kasih kado aku kaya gini?"

"Maaf..." kata Aska merasa bersalah.

Plak.

Satu tamparan keras Aldiva layangkan pada pipi Aska. "Bajingan, aku ga nyangka kamu kasih timbalan seperti ini."

Amanda menghadang Aldiva yang hendak menampar Aska lagi.

"Minggir cewek gatel," suruh Aldiva pada Amanda.

Amanda menggelengkan kepala. "Aku sama Aska akan segera nikah, jangan ganggu kami lagi Diva, aku mohon ikhlasin Aska buat aku karena kami saling mencintai."

"Dasar jalang ga tau malu," desis Aldiva.

"Hey! Apa yang kamu lakukan pada putraku?" tanya Marisa, ibu Aska.

Plak-plak.

Marisa membalas Aldiva dengan 2 kali tamparan. "Lancang sekali kamu menampar Aska!"

"Anak tante yang selingkuh, dia khianatin aku!" balas Aldiva.

"Terus kenapa? Apa itu ngebolehin kamu nampar Aska? Ngga Diva, kamu sama sekali ga berhak nampar anak saya!"

"Aku hamil anak Aska, dia harus tanggung jawab dan kamu mau ga mau harus ikhlas Diva," kata Amanda sambil memegang perutnya yang masih tampak rata.

Aska dan ibunya sontak kaget mendengar perkataan Amanda.

"Gila," kata Aldiva.

"Kamu hamil Manda?" tanya Aska.

Amanda tersenyum manis, lalu mengangguk. "Iya, aku hamil anak kamu Aska."

Aska tersenyum, dia memeluk Amanda. "Gapapa Manda semua akan baik-baik aja, aku janji akan tanggung jawab dan nikahin kamu secepatnya sebelum perut kamu membesar sayang."

Aldiva memandang jijik keduanya. "Aku baru tau kalian semenjijikan ini, tapi selamat atas kehamilannya Amanda. Tunggu aja kehancuran kalian."

"Maksud kamu apa Diva? Kamu sumpahin kita? Walaupun kita salah, kamu ga boleh doain yang buruk ke kita Div," ujar Amanda sambil memeluk Aska ketakutan.

Mata Aldiva berkaca-kaca, ia berusaha menahan tangisnya. "Tunggu aja karmanya. Aku bukan cewek bodoh yang masih cinta setelah disakitin As, mulai saat ini juga kenangan kita, perasaan aku ke kamu hilang, aku buang tanpa sisa."

"Terserah kamu Div, aku juga gak akan menyesal meninggalkanmu untuk bersama Amanda dan calon anakku."

Aldiva mengepalkan kuat tangannya, emosinya berada dipuncak kemarahannya lalu tangannya terangkat menjambak rambut Amanda yang diwarnai pirang.

"Aakhh akkk sakitt," teriak Amanda kesakitan.

Aldiva menarik rambut Amanda kuat hingga banyak yang tercabut dari akar rambutnya, kemudian Aska berusaha memisahkan kedua wanita yang bergelut itu.

"Akhh sakit Diva sakitt aku mohon lepasin jambakan kamu Divv."

Setelah puas menjambaki rambut Amanda, Aldiva melepas remasan tangannya sendiri. "Sialaann... kamu orang paling jahat Manda!" teriak Aldiva.

"Pulang dari Amerika kamu malah tambah gila Diva! Amanda sedang hamil anak aku, dan kamu malah mau celakain dia, aku ga akan biarin kamu sakitin Amanda lagi Diva!"

"Angkat kaki kamu dari rumah ini Diva! berhenti membuat keributan, jika pilihan Aska perempuan lain kamu harus rela," kata Marisa.

"Kalian hancurin semuanya..." gumam Aldiva

Aldiva menatap Aska yang berpihak pada Amanda, hatinya sangat sakit dan ingin membalas rasa sakit hati ini.

Aldiva berbalik, dia ingin pulang dan keluar rumah ini dengan air mata yang menetes di pipinya.

Aldiva keluar dari rumah dan berlari ke arah mobilbya, saat dia berlari sambil menangis ia melihat paman Khandra, ayah dari Aska yang masih dengan setelan jass kerjanya baru pulang dari kantor.

Aldiva tak menyapa ayah Aska, dia langsung masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya keluar dari area rumah itu.

"Damn it, kenapa gadis itu menangis? Pipinya... sialan."

•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)

Ada voucher 5rb buat pembelian semua paket, voucher terbatas ya cepet-cepetan (kodenya: Diatasumur0304)

Follow jga akun Diatasumur7 soalnya sering ilang

Papa Mantan🔥 (Khandra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang