3⚠️

40K 414 8
                                    

Khandra tersenyum miring Ketika pipinya terdorong oleh dada Aldiva yang mengembung. "Berani sekali kamu Aldiva."

"Kenapa?" tanya Aldiva sok polos.

Khandra menarik pinggang Aldiva, dia menggigit bra Aldiva dan kulit dadanya tergigit sedikit terasa sakit.

"Akkhh." teriak Aldiva syok dadanya digigit oleh pria berusia 40 tahun itu.

"Kenapa kaget hm? Ini kan yang kamu mau Aldiva?" ujar Khandra dengan suara beratnya.

Khandra menarik Aldiva hingga duduk dipangkuannya, ia tak memberi kesempata Aldiva untuk bicara dan langsung mencumbu bibir merah itu.

"Mhhh ahhh engghhh...."

"Aahhh Aldiva, kamu sendiri yang masuk ke kandang singa sayang."

"Engghh haahhh..."

Lipstik merah yang dipakai Aldiva tak karuan berantakan di sekitar mulutnya, dan bibir Khandra juga jadi sangat merah hingga ke dagunya karena ciuman panas yang mereka lakukan.

"Kamu membuat saya berantakan Aldiva," bisik Khandra.

Aldiva menyentuh bibirnya yang agak bengkak setelah berciuman beberapa menit dengan pria itu, napasnya tersenggal-senggal sambil menatap mata Khandra. Aldiva tak menyangka dia akan seberani ini dan berciuman dengan ayah dari Aska dengan sangat panas.

"Kenapa hmm? Kamu syok dengan ciuman kita? saya yakin kamu belum pernah berciuman senikmat ini dengan anak saya, tentu saja saya lebih ahli dan berpengalaman, tapi bukan berarti saya sering menggunakan jalang untuk memuaskan hasrat saya walaupun saya duda."

Khandra berumur 4o tahun, 23 tahun lalu saat berumur 17 tahun dia melakukan kesalahan terjebak pada malam yang membuatnya berhubungan badan dengan Marisa dan menghamilinya. Setelah 7 tahun Khandra menikahi Marisa, pria itu semakin jengah dan tak bisa merasakan perasaan cinta pada Marisa ibu dari Aska, oleh sebab itu Khandra menceraikannya namun Marisa menuntut pertanggung jawaban Khandra dan bersikeras untuk tetap tinggal di rumah Khandra.

Bertahun-tahun Khandra mengabaikan dan tak peduli melihat Marisa yang menumpang tinggal dirumahnya, ia tak peduli asal Marisa tak membuat ulah pada hidupnya.

Pertama kali Khandra mengenal Aldiva sebagai pacar yang dibawa Aska ke rumahnya, dia tak terlalu peduli pada gadis muda itu pada awalnya namun seiring berjalannya waktu Khandra sering melihat Aldiva di rumahnya ataupun tempat lain secara tak sengaja, semakin lama Khandra tak bisa mengalihkan pandangannya jika melihat Aldiva, dan dia menyadari perasaannya pada gadis muda itu saat hubungan Aldiva dan Khandra genap 1 tahun.

Tempo hari lalu Khandra melihat Aldiva setelah beberapa bulan gadis itu tak muncul di pandangannya karena magang di luar negri, Khandra bersemangat ketika melihat Aldiva keluar dari rumahnya namun tidak ketika melihat raut sedih Aldiva dan bekas kemerahan dipipinya, Khandra sontak masuk ke dalam rumahnya dan bertanya siapa yang menampar Aldiva, saat Marisa mengaku dirinya yang menampar Aldiva sontak Khandra langsung melayangkan satu tamparan keras dari tangan kekarnya hingga membuat sudut bibir Marisa robek.

Khandra menyentuh wajah Aldiva, mengusap lipstik merah dipipi gadis itu. Khandra sungguh tak menyangka gadis yang ia inginkan datang sendiri padanya, bagaikan mendapat keberuntungan berlipat-lipat Khandra tak menyangka bisa langsung merasakan bibir lezat Aldiva.

"Hey manis, apa yang kamu inginkan dari saya?" tanya Khandra.

"Kamu, aku mau kamu Khandra," jawab Aldiva.

"Kamu mau saya karena ingin membalas anak saya Aska?" tanyanya.

"Bukan begitu, aku rasa aku tertarik menjalin hubungan dengan pria matang walaupun itu ayah dari mantanku sendiri, tapi jujur aja kamu yang paling menggoda dari semua pria berumur 40 tahunan yang aku kenal."

Papa Mantan🔥 (Khandra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang