Three

399 29 1
                                    

Bel sekolah pun berbunyi pertandakan pelajaran telah selesai.

Murid-murid berhamburan menuju gerbang sekolah. Sedangkan Reza masih ada di kelasnya. Karna dia tidak mau berdesesakan hanya untuk pulang.

"Jun, pulang bareng dong."

"Yah, bukannya gak setia kawan nih. Gw mau nganterin adek gw."

"Yahhh... Yasudahlah gw naik angkot saja."

"Kakak lo biasanya jemput?"

"Gatau gw, udah pulang apa belum dia. Hp gw juga mati."

"Pake hp gw nih.."

"Gak hafal nomornya."

"Derita lo deh ya."

Reza pun berjalan menuju halte yang berada dekat dengan sekolahnya. Ia menunggu angkutan kota dengan tenang.

Sudah 30 menit lebih Ia menunggu tak ada tanda-tanda angkutan kota tersebut akan tiba. Ia sudah jenuh untuk menunggu lagi. Waktu pun sudah menunjukan pukul 4.50 sore.

Reza pun mengalihkan pandangannya ke kaki dan memainkan kakinya.

Suara deru mesin motor pun menyambar telinga Reza. Ia tau bahwa motor tersebut berhenti di depannya, tapi Reza tidak menghiraukan tersebut.

"Naik." Ucap pengendara motor tersebut.

Reza pun menaikkan pandangannya untuk melihat siapa orang itu. Ternyata orang tersebut adalah Andrean.

"..." Reza tidak berkata sedikit pun.

"Mau pulang kan? Naik cepet."

"Gak. Gw nunggu angkot aja."

"Lama, bareng gw sini."

"Bentar lagi jg dateng."

"Emang lo ada duit buat naik angkot."

"Ada.." Reza pun mengecek saku bajunya dan sadar bahwa duitnya udah habis buat istirahat ke-dua.

"Gada kan?"

Reza hanya cengengesan malu.

"Yaudah cepet sini naik."

Akhirnya Reza berjalan mendekati motor Andrean. Ia membawa motor ninja.

"Tinggi amat sih motor lo. Susah naiknya nih."

Andrean pun langsung menurukan standar satunya dan turun dari motor. Dengan sigap Ia menggendong Reza dan menaruhnya di jok belakang.

"Eh?!!" Reza terkejut.

Andrean pun kembali naik ke motornya.

"Pegangan."

"..."

Andrean pun melingkarkan tangan Reza ke perutnya.

"Eh!!"

"Kenapa?"

"Malu lah, pake nanya."

"Mau aman gak?"

"Hmm"

Andrean pun menancap gas nya menyusuri jalan yg sudah sepi.

"Kemana?"

"Hah??"

"Rumah lo."

"Apansih??"

"Budeg!!"

"Monyet, kena angin ini. Lu jg ngomong pelit kata sama suara. Mana gw denger."

"Rumah lo ke arah mana?"

"Oh iya... Jl.XXX Blok X"

"Oke."

"Cih. Gak bakal habis jg kali bang kata-kata di dunia ini."

"..."

Suasana kembali hening.

"Kenapa?" Andrean membuka suara lagi.

"Hah? Gw gak kenapa-kenapa."

"Rotinya."

"Babi, lu kalo ngomong kayak main tebak-tebakan. Yang jelas gak kalo ngomong." Reza pun mencubit perut Andrean. Yg dicubit pun meringis kesakitan.

"Roti yg tadi gw kasih kenapa gak dimakan?"

"Oh, kenyang. Emang kenapa?"

"Oh, dikira gak suka. Apa sukanya gw?"

"Dih, gombal gembel."

"Lain kali dimakan ya. Ntar kalo lu sakit siapa yg sayangin gw?"

"Orang stress."

Andrean bisa melihat kuping Reza yg memerah. Ia pun tersenyum melihat pemadangan yg menurutnya indah tersebut. Jarang sekali melihat Andrean tersenyum.

Di perjalanan Reza merasa ngantuk. Ia pun menyenderkan kepalanya pada bahu Andrean. Ia tidak tidur, hanya melamunkan pandangannya.

"Gamau turun?" Tak lama mereka pun sampai di depan rumah Reza.

"Hah?"

"Udah sampe. Nyaman ya?"

Reza pun langsung loncat dari motor tersebut.

"Bilang dong kalo udah sampe."

"Hahaha. Besok gw jemput ya."

"Gausah. Mau mampir dulu gak?"

"Mau sih, tapi udah sore."

"Basa basi doang sih gw sebenernya. Ya udah sana. Hati-hati."

"Iya, besok pagi gw jemput ya, sayang." Andrean langsung melajukan motornya kencang.

"GAK USAH TAI!!!" Reza berteriak kencang.

Reza pun berbalik badan dan berjalan menuju pintu rumahnya yg ternyata sudah ada yg menunggu di depan pintu.

"Wih siapa tuh, dek?"

"Temen gw. Kenapa?"

"Bukan suruh mampir dulu. Ganteng padahal gak kek lu. Lumayan buat cuci mata."

"Sini mata lu gw cuci pake sabun colek kak. Minggir gw mau lewat."

"BUNDA!! REZA TADI DIANTERIN TEMENNYA. MASA TEMENNYA GAK DISURUH MASUK, MALAH DIUSIR!!"

"BOONG BUN!! UDAH KU SURUH MASUK TAPI DIA KAGAK MAU!!"

"Bacot lu kak. Bukannya jemput gw malah gangguin gw baru pulang." Reza pun mengacungkan jari tengahnya dan berjalan menuju kamarnya.

"Lah lu kagak chat gw."

TBC.

Don't forget to click the star button yaa
Thanks for your support

Mr. Cool (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang