bagian 3- Masa Lalu

44 13 6
                                    

/Serang, 02 Agustus 2024/

"Aku tidak suka jus stroberi, Juhyun. Kau tahu itu."

Juhyun terdiam, di tangannya sebotol jus stroberi yang dia buat, tergantung diam begitu saja. Memandang In Woo yang berkeringat setelah latihan rutin pekanannya.

"Bukannya kau pernah bilang suka? Padahal ini stroberi dari kampung halaman orang tuaku."

In Woo menghela. "Aku alergi stroberi. Maaf ya."

"Ya sudah, nanti aku berikan pada Kyuhyun saja. Kau tahu, Kyuhyun suka sekali stroberi." Juhyun tertawa. "Kyuhyun pernah diare karena kebanyakan makan stroberi, aku sampai heran. Kenapa orang bisa diare hanya karena sekeranjang stroberi. Padahal tidak seasam itu kok."

In Woo mengambil handuk yang tersampir di dekat kursi dengan keras. "Oh begitu."

"Iya, aneh kan? Tapi setelahnya Kyuhyun makin cinta dengan stroberi. Baginya pengalaman buruk itu tidak akan bisa mengubah rasa cintanya pada stroberi yang manis."

"Apa Kyuhyunmu juga pandai berantem, Ju?"

Juhyun terdiam. Mulai menyadari jika air muka In Woo sedikit berbeda. Rahangnya mengeras.

"Aku rasa tidak."

"Kalau dia head-to-head denganku pasti kalah ya."

"Tanding taekwondo?" Juhyun berpikir dulu. "Aku rasa."

In Woo berdecih meremehkan, satu sisi merasa menang tanpa alasan yang jelas. Intinya, In Woo unggul satu poin dari pria culun itu.

"Kyuhyun tidak jago berantem, basket saja dia bodoh. Tapi kalau kau ajak tanding sepak bola, aku rasa dia akan lebih baik. Kyuhyun tidak pernah ikut les bela diri, menurutnya tahu cara menendang sudah cukup. Kau tahu-"

"Tidak."

Juhyun kembali terdiam.

In Woo menarik napas, menyegarkan pikirannya yang semerawut mendadak. "Aku tidak tahu soal Kyuhyunmu dan tidak mau tahu. Kau tahu, Juhyun, kau banyak mengenal Kyuhyun sebagai sahabat. Apa kau mengenalku? Apa yang aku suka?"

Juhyun mengerjap di lantai ruang olahraga dengan panik, bukan dia tidak ingat, namun suara dan aura marah terdengar jelas dari tubuh In Woo. Seperti memendam kekesalan.

"Kau suka susu pisang."

Senyuman In Woo mengembang. "Kalau begitu harusnya kau ganti jus stroberimu ini dengan susu pisang." Pria itu mendekat, menyibak rambut Juhyun di telinga membuat si gadis bersemu merah. "Bisa, Sayangku?"

"Bisa," jawabnya lirih.

In Woo tersenyum manis, mencubit pipi Juhyun yang begitu lucu. "Cantiknya Pacarku."

Juhyun mau pingsan.

■■■

Hubungan mereka semakin intim. Berjalan satu tahun sudah, dan semua orang semakin tahu jika In Woo si atlet sekolah jatuh cinta pada si lugu anak kesayangan guru matematika. Banyak yang iri, banyak juga yang mendukung. Juhyun sendiri merasa pacaran pertamanya ini sangat menyenangkan. In Woo pandai menempatkannya pada posisi dia seakan menjadi ratu sejagat.

Namun nyatanya masih ada banyak yang tidak berubah. In Woo masih harus bersaing posisi dengan Kyuhyun. Sahabat kekasihnya. Yang setiap hari akan menghampiri ke kelas, sekadar bertanya pulang nanti mau bersama atau masing-masing. Ataukah Juhyun yang memastikan Kyuhyun akan makan siang di kantin dengan benar. Ataukah Juhyun yang datang memberikan bekal saat tahu Kyuhyun terlalu lama di perpustakaan.

Kyuhyun, Kyuhyun, Kyuhyun.

Di hidup Juhyun seakan hanya ada Kyuhyun di sana. Tanpa terlihat, In Woo seperti dayang-dayangnya saja. Dunia melihat mereka pasangan manis yang menyenangkan dari luar, nyatanya In Woo harus berkelahi dengan batinnya sendiri.

[END] Friendzone: Sequel Akulah Dia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang