bagian 2- Masa Lalu

69 16 7
                                    

/Serang, 26 Juli 2024/

"Berikan tepuk tangan untuk Nona Seo Juhyun atas penghargaan desain terbaik dalam Festival Musim Gugur tahun ini!"

Gemuruh tepukan itu seiring langkahnya dalam balutan heels putih gading melangkah ke depan. Menerima sebuah piagam yang sudah dia nantikan sejak karir dia bentuk menjadi mahasiswa jurusan fashion design. Siapa pun tahu, dalam festival ini akan ada banyak fashion designer ternama turut hadir untuk mencari para artistik baru yang masih mentah. Seperti dirinya.

Dalam ajang pagelaran seni yang berlangsung selama sebulan di beberapa kota, salah satunya Myeongdeong, Juhyun sudah bersusah payah menembus pendaftaran demi nama dan karyanya dipamerkan dalam festival tahunan tersebut.

Setelah pandemi memang festival ini baru dilangsungkan kembali, antusias pendaftar dan penontonnya sangat banyak. Juhyun bersyukur bisa menembus seluruh pendaftar yang ada. Dan kini, dirinya tercatut sebagai salah satu desain terbaik. Dia akan makan enak setelah ini, self reward untuk kerja kerasnya selama setahun.

Perempuan cantik yang baru saja memotong rambutnya menjadi pixie cut tersebut berjingkrak di belakang panggung, bersama staf festival yang membantunya belakangan ini. Jujur, dia mau menangis.

"Jadi, setelah ini kau akan makan tteokbokki lagi?"

Juhyun tertawa, Yuri salah satu staf yang bertugas membantunya selama sebulan ini memahami bagaimana stresnya dia menahan diri untuk tidak makan pedas. Bukan cuma soal menjaga kesehatan, tapi juga uang jajan Juhyun yang tandas demi mempersiapkan ini semua.

"Tentu saja! Aku akan makan dua mangkuk sekaligus!"

Yuri tertawa, percaya karena melihat Juhyun ketika makan prasmanan acara selalu banyak. "Omong-omong, sahabatmu itu akan kemari?"

Juhyun tersadar, dia mengeluarkan hapenya yang tersimpan apik di dalam tasnya. Dia matikan sejak penampilannya barusan, dan benar. Sekarang pesan beruntun harus dia hadapi dengan stiker amukan massa. Juhyun yakin, Kyuhyun pasti mengamuk sekarang.

"Aku rasa kau harus menemuinya sekarang. Katamu dia moodyan."

"Kau benar, aku duluan, terima kasih banyak, Yuri."

Juhyun tergopoh-gopoh menyisir festival yang dilangsungkan di dalam gedung olahraga yang disulap menjadi pesta meriah. Tanpa mempedulikan high heels putihnya, dan buket bunga cukup besar yang dia peluk sekarang, Juhyun hanya mencoba mencari lokasi sahabatnya saat ini. Pria tinggi dengan mantel cokelat pastel, dan potongan rambut lebih panjang.

Dasar anak teknik.

"Yak, Cho!"

Kyuhyun menoleh, dengan senyuman riang segera sedikit berlari menemui Juhyun yang sekarang justru terdiam. Bukan karena hendak membiarkan Kyuhyun masuk dalam pelukannya, tapi dia menyadari situasi saat ini.

"Kenapa lama sekali?"

Juhyun perhatikan air muka Kyuhyun yang merengut, menjijikan, kemudian beralih pada segerombolan perempuan yang tatapannya tajam. Naik turun mengikuti arah pakaiannya. Dia tahu harus bagaimana.

"Oh, Sayang maaf ya. Tadi aku harus menerima ucapan selamat dari staf. Kau tahu sendiri, aku menang desain terbaik."

Juhyun bangga dengan kemampuan akting manjanya. Kyuhyun melirik buket dan tersenyum lebih lebar.

"Kau hebat, Sayangku! Aku lihat tadi speechmu di atas panggung, luar biasa!"

Juhyun makin manja dengan meringsek pada dada Kyuhyun, ya, menjalankan aksinya. Sembari melirik gerombolan yang mulai bubar jalan. Rencana berhasil.

[END] Friendzone: Sequel Akulah Dia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang