Kehidupan yang Berubah

659 66 3
                                    

Pagi itu, matahari terbit dengan keemasan yang lembut, membawa harapan baru bagi Konoha. Di rumah keluarga Haruno, persiapan besar sedang berlangsung. Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh orang tua Sakura, hari pernikahan yang mereka rencanakan dengan penuh harap. Namun, bagi Sakura, hari ini adalah hari yang ingin ia lupakan.

Sakura berdiri di depan cermin kamarnya, mengenakan gaun pengantin putih yang mewah. Wajahnya pucat, dan matanya yang biasanya berbinar tampak redup. Di dalam hatinya, ada gejolak yang tak bisa ia kendalikan. "Mengapa harus dia? Mengapa harus Sasuke Uchiha?" pikirnya, dengan rasa penyesalan yang mendalam.

Di ruang tamu, Megumi Haruno dan Kizashi Haruno sedang berbincang dengan tamu-tamu yang mulai berdatangan. Senyum mereka lebar, seolah tak ada yang salah. Mereka yakin, pernikahan ini akan membawa kehormatan dan kemakmuran bagi keluarga mereka. Namun, di balik senyum itu, ada kekhawatiran tersembunyi tentang bagaimana Sakura akan menghadapi hidup barunya.

Naruto, yang baru saja selesai menyiapkan hidangan untuk tamu, mendengar percakapan yang mengguncang hatinya. "Sakura akan menikah hari ini," bisiknya, mencoba menenangkan perasaannya. Dia tahu, ini adalah hari yang besar bagi keluarga Haruno, tetapi juga hari yang penuh ketidakpastian bagi dirinya.

Seperti daun yang tertiup angin, Sakura merasa hidupnya dibawa ke arah yang tak pernah ia duga. Ketidakpastian melingkupi dirinya, seperti kabut tebal yang menutupi pandangan. Dia merasa terperangkap, seperti burung dalam sangkar emas, indah tetapi tanpa kebebasan.

Di sisi lain, Naruto merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Seperti sungai yang mengalir tanpa henti, hidupnya terus berlanjut meski penuh dengan rintangan. Dia tahu, hari ini akan menjadi titik balik yang besar, bukan hanya bagi Sakura tetapi juga bagi dirinya sendiri.

Di tengah kebingungan dan ketegangan, Sakura membuat keputusan yang mengejutkan. Dia tidak ingin hidup dalam bayang-bayang pernikahan yang tidak diinginkannya. Dengan hati yang berdebar, dia memutuskan untuk melarikan diri. Ketika semua orang sibuk dengan persiapan, Sakura diam-diam meninggalkan rumah dengan gaun pengantinnya, berharap menemukan kebebasan di luar sana.

Saat kabar kaburnya Sakura sampai ke telinga orang tua dan para tamu, kegemparan pun terjadi. Kizashi yang marah dan kecewa, serta Megumi yang panik, mencoba mencari solusi secepat mungkin. Dalam kekacauan itu, Megumi berpaling kepada Naruto, mata penuh harapan dan desakan.

"Di mana Sakura?!" teriak Kizashi, wajahnya merah padam karena marah.

"Dia... Dia menghilang!" jawab seorang pelayan dengan gemetar.

Para tamu yang mendengar percakapan itu mulai berbisik-bisik. "Apa yang terjadi? Mengapa pengantin perempuan menghilang?"

Megumi mendekati Naruto dengan tatapan putus asa. "Naruto, kau harus menggantikan Sakura sebagai pengantin perempuan," ujar Megumi dengan nada tegas namun penuh kecemasan.

Naruto terkejut, hatinya berdegup kencang. "Tapi... Bagaimana bisa?" tanyanya, matanya melebar karena ketidakpercayaan.

"Tidak ada pilihan lain," jawab Kizashi dengan nada putus asa. "Kita tidak bisa membiarkan keluarga Uchiha dipermalukan."

Megumi meraih tangan Naruto, suaranya melembut namun penuh desakan. "Naruto, tolonglah kami. Demi kehormatan keluarga ini, demi semuanya yang telah kami lakukan untukmu."

Naruto merasa seperti ditarik ke dalam pusaran air yang deras. Dia tahu, ini adalah tugas yang sangat berat, tetapi demi menjaga kehormatan keluarga Haruno yang telah memberinya tempat berlindung, dia tak punya pilihan lain. Dengan hati yang penuh keraguan, Naruto mengenakan gaun pengantin Sakura, merasakan setiap jahitan gaun itu seperti rantai yang mengikat kebebasannya.

Pengantin yang DitukarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang