Dua

454 81 20
                                    

Jaemin yang kesadarannya sudah kembali langsung membalik keadaan, Jaemin kini menindih Jisung membuat sejarawan muda itu terkejut namun, masih memejamkan matanya.

"Bagus sekali! Akhirnya kamu muncul ya?" Ucap Jaemin yang menindih Jisung.

Jisung perlahan membuka matanya, mata sayu yang menampilkan binar lugu serta bibir mengerut karena tidurnya terganggu langsung menyerang Jaemin. Hati putra mahkota itu berdegup lebih kencang saat melihat pemandangan yang indah ini, dia mulai berpikir bahwa Jisung melakukan sihir kepada Jaemin.

Jisung menatap Jaemin bingung, kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri dengan wajah imutnya, membuat Jaemin bergetar karena penampilan Jisung yang menggemaskan.

"Katakan siapa kau sebenarnya?" Tanya Jaemin dingin namun, jika diperhatikan suaranya sedikit bergetar.

"Hmm? Kamu siapa? Apa yang sebenarnya terjadi? Bukankah tadi aku masih tidur di kasurku?" Tanya Jisung bingung.

"Jangan berlagak bodoh di depanku! Siapa kau sebenarnya!" Tanya Jaemin.

"Sepertinya aku sedang bermimpi, aku terlalu lelah mengerjakan naskah sejarah sehingga bermimpi ada seorang yang tampan dengan pakaian tradisional Korea! Benar! Ini hanya mimpi, sungguh ini mengagetkan diriku!" Gumam Jisung dengan wajah mengantuk yang benar-benar mempesona.

Jaemin menatap Jisung bingung, nyawa pemuda yang menyihirnya ini sedang dalam bahaya tetapi kenapa dia masih begitu santai? Apakah pemuda ini tidak waras? Atau dia terlalu kuat sehingga dirinya begitu santai saat berhadapan dengan dirinya?

Tiba-tiba Jisung tertawa, "Tapi ini bukan mimpi yang buruk malah seperti mimpi indah karena orang di depanku sangatlah tampan!" Ucap Jisung asal.

Wajah Jaemin langsung memerah, Jisung menyebutnya tampan dengan senyum manis yang membuat jantung miliknya seperti ingin copot dari tempatnya.

Jaemin yang salah tingkah langsung mengganti raut wajahnya dengan ekspresi serius, dia mencengkram bahu Jisung membuat pemuda Park meringis kesakitan.

"Jangan bercanda! Katakan padaku kenapa kau bisa muncul secara tiba-tiba di kamarku? Apakah suruhan dari kaisar? Ilmu apa yang kau gunakan hingga membuat jantungku berdetak berkali-kali lebih cepat dari biasanya? Jawab dengan jujur!" Tanya Jaemin.

Jisung tidak menjawab dia hanya tersenyum mengangumi wajah tampan yang ada dalam mimpinya.

"Jawab aku! Katakan siapa dalangnya! Katakan siapa yang memperkerjakan dirimu! Maka aku akan mengampuni nyawamu!" Ucap Jaemin dengan nada mengancam.

Jisung mencibir pelan, "Bahkan di dalam mimpi pun aku bertemu dengan pria tampan yang hobi melakukan kekerasan! Sungguh tidak menarik!"

Jisung yang berpikir bahwa semuanya adalah mimpi dengan berani mengecup pipi Jaemin.

Cup!

"Ayo tersenyum lah untuk ku!" Ucap Jisung dengan senyumnya.

Jaemin tersentak, kemudian menjauh dari Jisung, gerakan tiba-tibanya membuat jubah Jisung tersingkap hingga menampakkan celana piyama Jisung yang sangat pendek. Kini dapat Jaemin lihat kaki jenjang mulus yang sudah tidak tertutupi oleh jubah biru berbulu itu.

"Lancang! Berani sekali kau menggoda seorang putra mahkota! Sekarang aku berikan kesempatan lagi! Katakan siapa yang menyuruhmu untuk datang ke sini! Jika tidak aku tidak akan sungkan?"

"Hah? Makan?" Tanya Jisung dengan ngelantur.

Pemuda cantik itu tertawa kencang dan bertepuk tangan layaknya anak kecil, "Ayo! Aku sudah sangat lapar! Ayo kita makan! Ayo!"

Jaemin yang sudah habis kesabarannya kini langsung menarik Jisung untuk berdiri dari ranjangnya, dia menarik Jisung dengan cukup kuat hingga membuat tangan Jisung yang seputih giok kini memerah.

Bersamaan dengan gerakan tiba-tiba Jaemin, Sungchan langsung saja masuk ke kamar Jaemin untuk membantu Jaemin dalam menghadapi kesulitan.

"Yang mulia! Apa yang terjadi?" Tanya Sungchan panik. Dia buru-buru berlari ke kamar sang putra mahkota padahal saat itu dia sedang menggoda gadis dari paviliun sebelah.

Sungchan dengan sigap melemparkan pedangnya pada Jaemin yang disambut dengan baik oleh Jaemin.

Jaemin kini mengarah pedang tersebut pada leher Jisung, walaupun jaraknya cukup dekat dengan leher Jisung tapi Jaemin sedikit menjaga jarak, dia tidak ingin melukai pemuda manis yang membuat jantungnya berdetak berkali-kali lebih cepat. Walaupun berdetak sangat cepat tapi Jaemin menyukai sensasi itu, sensasi yang bisa membuatnya bahagia bahkan sedikit lupa dengan beban yang dia tanggung. Sepertinya jika Jisung tetap tidak mengaku, Jaemin tetap akan menyelamatkan dirinya agar dia bisa terus merasakan sensasi aneh yang menjalar di hatinya.

Jisung yang masih mengira ini mimpi tertawa, "Hei tampanku, jangan terlalu kasar!"

Jisung mendorong pedang milik Jaemin dengan jari telunjuknya danー

"Argh!"

ーjemari Jisung terluka, pemuda itu langsung cemberut, matanya berkaca-kaca. Seumur hidupnya dia tidak pernah memegang pisau sekarang tiba-tiba dia malah di hadang pedang di depan lehernya.

Jaemin yang melihat itu melotot panik, tetapi dia menahan diri untuk tidak mengobati Jisung secara langsung. Dia masih punya wibawa di depan bawahannya, saat ini Jisung adalah musuh mereka.

"Huhuhu! Mama! Jie terluka huwaaa!" Pekik Jisung, merengek karena jemarinya tergores pedang, padahal lukanya hanya sedikit tapi tangisannya sangat kencang. Walaupun dia terkadang durhaka tetapi sebenarnya Jisung itu sangat dimanja sehingga dia mudah untuk merengek dan menangis dengan sangat dramatis.

Sungchan yang melihat kejadian itu mendekati Jaemin yang kini menatap Jisung bingung, setelahnya dengan berani Sungchan mulai berbisik pada Jaemin.

"Yang mulia yakin dia adalah pembunuh bayaran? Dia saja terlihat seperti anak mama loh!" Ucap Sungchan skeptis, dia kira pembunuh bayaran yang di sewa kaisar sangat keren dan ganas. Ternyata hanya seorang anak manja yang saat tergores sedikit langsung menangis dan memanggil ibunya.

"Sejujurnya saya lebih percaya jika dia hanyalah anak ayam yang tersesat," ucap Sungchan pada Jaemin yang sebenarnya diangguki oleh Jaemin di dalam hatinya.

Tidak mungkin pemuda semanis dan seimut ini menjadi pembunuh bayaran, lalu dirinya melihat ke area kaki Jisung yang memperlihatkan kaki jenjang mulus miliknya. Jaemin langsung melotot kepada para pasukannya yang mencuri-curi pandang pada kaki putih Jisung.

"Kalian berbalik! Kau juga Sungchan!" Ucap Jaemin marah.

Setelahnya Jaemin menutupi kaki Jisung dengan jubah biru milik Jisung.

Butuh beberapa menit hingga akhirnya Jisung berhenti menangis, kini dia menatap seluruh orang yang ada dikamar dengan wajah polosnya.

"Ini di mana? Kalian siapa? Ini bukan mimpi?" Tanya Jisung dengan wajah memerah yang menggemaskan.

Membuat semua orang memekik gemas, Jaemin yang melihat itu jadi panas sendiri hingga memutuskan untuk menutupi wajah Jisung dengan topi jubah biru milik Jisung.

"HUWAAAA! MAMA! JIE AKAN MATI!" teriak Jisung dengan kencang membuat seluruh orang meringis mendengar suaranya yang memekakkan telinga itu.

Jaemin kini semakin kesal, dia kesal karena kaki Jisung terumbar, dia kesal karena wajah menggemaskan Jisung terumbar dan ditambah dengan suara Jisung yang membuat telinganya sakit.

"Diam atau aku akan benar-benar membunuhmu!"

Langsung saja Jisung terdiam.

My Another World : JaemSungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang