25.

921 156 25
                                    





Seokjin memang terlihat seperti lebih banyak diam disaat jungkook selalu berhadapan dengan minji. Tapi sejujurnya, Seokjin sangat gelisah. Dia selalu memikirkan bagaimana semua masalah ini mendapatkan jalan keluarnya.

Terlalu menyesakkan di dada hingga Seokjin meminta jimin untuk menemaninya minum kopi di ruangannya.

Seokjin menceritakan garis besarnya pada jimin supaya sekretarisnya itu mengerti dan bisa memberikan nasehat untuknya.

Jimin menghela nafas dan meneguk kopinya sebelum ia berbicara. "Menurutku hyung salah jika niatnya hyung memberikan janji pada minji karna kasian padanya. Minje itu anak mu juga, hyung tidak seharusnya menempatkan minje dalam masalah kalian berdua"

"Aku tau aku salah. Sekarang aku harus bagaimana? Aku tidak tega melihat istriku yang selalu sedih saat memikirkan dia akan berpisah dengan anak kami"

"Sebenarnya ada jalan lain, kalau hyung benar benar bisa melakukan ini maka minji tidak akan menagih janji itu lagi. Tapi aku yakin ini terlalu berat untukmu hyung"

"Apa? Katakan?" Seokjin dibaluti rasa penasaran.

"Lewat jalur hukum dan dapatkan hak asuh minje. Minji akan kalah karna ia memiliki riwayat gangguan mental, juga ia tidak berpenghasilan sekarang, hidupnya menumpang dengan orang tuanya"

***

"Tidak. Aku tidak bisa melakukan itu" Jungkook menolak ide yang diberikan oleh sunmi. Mereka sedang melakukan fitting baju bersama seorang designer untuk event mendatang.

"Itu terlalu jahat nuna. Bagaimana aku bisa membujuk suami ku untuk mendapatkan hak asuh minje, aku yakin suami ku juga akan menolaknya. Itu tidak adil untuk minji"

"Lalu? Jika nanti minji membawa pergi minje, apa itu adil buat mu?"

Jungkook terdiam sesaat. "Tapi... Jika aku menjadi minji, aku akan melakukan hal yang sama. Lebih dari 6 tahun dia tidak melihat anaknya pasti kehidupannya terasa sangat hancur. Aku hanya ingin berbagi sedikit momen minje padanya"

"Kau itu sangat baik jungkook. Tapi ingat, suatu hari jika minji berhasil mendapatkan minje, aku yakin dia akan membawa minje sangat jauh dari kalian. Itu sifat alamiah manusia yang hanya ingin memiliki sesuatu seorang diri"

Jungkook mulai panik saat mendengarnya "tidak... Itu tidak boleh terjadi. Aku yakin suamiku tidak akan membiarkan aku berpisah dari minje"

***

"Kalau begitu, tidak ada cara lain. Hyung hanya tinggal menunggu hasilnya nanti. Sekarang lebih baik hyung hibur jungkook, selalu berikan hal hal romantis supaya dia bisa istirahat sejenak dari memikirkan minji"

"Hal romantis seperti apa?"

Jimin langsung menatap horor ke arah Seokjin. Pria tua di depannya ini apa terlalu tua sampai tidak mengerti hal romantis lagi?

"Jangan menatapku seperti itu"

"Hyung! Apa hal mudah seperti ini saja harus diberi tau?"

"Aku memang tidak tau"

Jimin menghela nafas berat. "Simple saja hyung, berikan dia ciuman, pelukan-"

"Kami melakukan itu setiap hari" Potong nya dengan cepat. Membuat jimin jengkel.

"Ya baiklah, pengantin baru pasti selalu melakukan itu. Atau hyung bisa memberikan hadiah, seperti bunga, perhiasan, apapun yang mungkin jungkook suka. Lalu akhiri dengan..." Jimin malu malu mengatakan kalimat terakhirnya yang menggantung.

"Dengan apa?"

"Dengan..."

***

"Yeobo-shhh faster!"

My Model | Jinkook ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang