Marry 11

584 84 10
                                    

Serene menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Di sisi lain, Serene merasa senang karena rencananya berjalan dengan sangat lancar. Jauh lebih lancar dari yang dia rencanakan. Tapi, di sisi lain pelayan pribadinya yang sangat setia sakit. Dan kelihatannya sakitnya parah.

Serene tidak tahu apa yang terjadi pada Elle. Pun begitu juga dengan pelayan lain. Mereka hanya berkata jika Elle tiba-tiba saja pingsan di dekat sumur. Lalu, dia langsung muntah darah begitu terbangun. Tidak ada apapun di sekitar sumur itu yang bisa menyakiti Elle.

“Apa mungkin ini ulah penyihir tua keriput itu? Atau mungkin ulah anaknya? Tapi, mereka tidak pernah menyakiti orang-orangku sebelumnya.” kata Serene pada dirinya sendiri.

Serene memiringkan tubuhnya. Kembali berpikir.
“Jika aku benar-benar menjadi asisten pribadi Duke Sialan itu, artinya aku akan meninggalkan rumah ini dari pagi hingga sore. Bahkan bisa jadi dari pagi hingga pagi lagi. Masalahnya, apa yang akan terjadi pada Elle jika aku meninggalkannya di kediaman sialan ini? Elle bahkan sampai muntah darah ketika aku meninggalkannya kurang dari 3 jam,”

Serene menghela napas.

Hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah dengan menjadi tunangan Xander. Dengan begitu, Serene akan tinggal di kastil Pembroke sampai waktu kontrak yang ditetapkan. Serene juga bisa membawa Elle bersamanya. Yang jadi masalah adalah...

Serene tidak mau terjebak dalam cinta segitiga murahan antara Kaisar, Duke dan seorang putri Count.

“Apa duke berhati batu itu sudah jatuh cinta dengan Nona Rarity?” tanya Serene pada dirinya sendiri.

Serene menarik napas panjang. Menjatuhkan tubuhnya. Kembali dengan posisi telentang.

“Aku akan menjenguk Elle besok.” Serene berkata dengan penuh tekad, “Apapun obatnya, aku akan memastikan jika Elle sembuh,”

Kepala Serene menoleh. Gadis yang baru saja merayakan ulang tahunnya 2 minggu lalu itu seketika bangkit dari kasur. Siapapun yang membuat suara ketukan pintu, jelas bukan 3 manusia sialan itu. Karena mereka tidak pernah mengetuk pintu kamar Serene ketika masuk ke dalamnya.

Benar-benar sangat tidak sopan memang. Tapi, tidak ada yang bisa Serene lakukan dengan kebiasaan buruk seseorang yang berasal dari bangsawan kasta terendah.

“Masuklah!” perintah Serene pada entah siapapun itu.
Serene hanya bisa menduga jika orang itu adalah seorang pelayan. Entah apa tujuannya. Yang jelas Serene punya firasat buruk.

Sesuai dugaan Serene, seorang pelayan membuka pintu kamarnya dan melangkah masuk ke dalam. Ada sebuah nampan di atas tangannya yang memuat sebuah gulungan kertas dan surat. Serene mengernyitkan dahinya. Nampak bingung.

Surat? Itu bukanlah sesuatu yang belum pernah Serene dapatkan seumur hidupnya. Kira-kira siapa yang mengirimkan surat pada Serene? Dan kenapa surat itu bisa datang pada Serene dan bukannya dita–

“Duke Pembroke memberikan surat pada anda, Nona,” kata pelayan berambut merah dengan mata hijau itu.
Wajah bingung Serene berubah jadi semakin bingung. Apa yang membuat duke sialan itu mengiriminya surat?

“Letakkan di atas meja. Aku akan membawanya nanti,”
“Baik!”
Pelayan itu pergi setelah melakukan perintah Serene. Setelah kamarnya kosong, Serene melangkah menuju meja. Mengambil surat itu.

“Ah, gulungan itu juga diberikan untukku?” tanya Serene ketika melihat sebuah gulungan di sebelah suratnya.

Serene menatap surat itu, “Lambang Pembroke? Pantas aja surat ini sampai kepadaku. Sepertinya para manusia tidak tahu diri itu tidak berani menahan surat ini begitu mereka tahu stempel yang tercetak di atasnya,” Serene tersenyum miring.

Marry With The Southern DukeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang