"-gue nemu ni kertas di meja."
Sontak Youra dan Jihan yang duduk diujung bersama kaget akan apa yang mereka baca. Yang membuat lainnya kepo akan pesannya. Segera Riki ambil itu kertas lalu baca agar yang lain tahu.
Tak begitu keras sehingga anak-anak yang di kantin tak dengar cukup satu gerombolan ini saja.
Pesannya :
_________________________________________Ini baru awalan
Bersiaplah pesta yang lebih menyenangkan_________________________________________
Sontak semuanya terkejut mendengar isi pesan yang dibacakan sang bontot baru, Riki.
Beda dengan Hessen yang telah tau isi pesan itu. Bedanya, ia hanya menghela nafas kasar."Lo ga ngada-ngada kan, bang?" Tanya Daniel dengan paniknya.
"Buat apa gue ngada-ngada!"
"Lo dapet nih surat dari mana bang?" Kini giliran El yang bertanya.
"Hahh. Semalem setelah gue denger ortunya Taki ngomong buat berhentiin tuh kasus, gue langsung cus ke apart Taki."
"Tunggu. Ortu Taki nutup tuh kasus? Berhentiin pencarian pelakunya?" Tanya Jayden bingung.
"Hmm."
"Trus lo nemu tuh surat gimana ceritanya? Ga mungkin dong para polisi ga curiga sama kertas-kertas hari itu?" Ucap Jefrian.
"Ntah. Gue cuma liat diatas meja belajar. Tadinya gue iseng doang buat cari-cari apalah. Siapa tau ada jawaban. Eh nemu ini." Jelasnya sembari melirik satu per satu temannya.
"Aneh. Nih pesan juga kayak ngode kita buat cari tuh pelaku. Sekaligus hati-hati." Ucap Jihan angkat bicara dengan matanya tak luput melihat surat yang tergeletak dan mulut yang sibuk memasukkan makanannya.
"Bener. Apalagi pesannya kayak, dia mau kita ikut permainannya?" Ucap Heksa menyetujui ucapan Jihan yang kini dibalas anggukan oleh teman-temannya.
"Gimana kalo kita cari tuh pelaku?" Ucap Youra dengan entengnya sembari menyeruput es teh yang tinggal sedikit.
"ANJ*R MASIH WARAS LO?!" Teriak Riki yang langsung dihadiahi tatapan tajamnya dan melihat sekitar banyak yang memperhatikan dirinya. Sontak ia menekankan suaranya. "Lo mau kita mati? Gila aja cuy, kita masih SMA, trus tuh pelaku? Dia bahkan udah diatas kita!" Lirihnya sambil mencondongkan badannya ke depan.
"Lah, lo budeg pa gimana sih? Tuh pesen suruh kita jaga-jaga! Jaga-jaga doang ga memungkinkan kita selamat Riki Jonathannn." Jelasnya menahan kesal.
"Bener. Polisi pun ga selalu ada. Salah satu caranya ya, cari tuh pelaku." Ucap Samuel dengan tatapan mengarah ke kertas itu dengan tatapan yang sulit.
"Jadi?" Kini Kai angkat suara yang sedari tadi hanya menyimak. Sontak mereka memandang satu sama lain seolah-olah mereka tengah berbicara lewat kontak mata.
"Kita cari tuh pelaku." Jawab Jean dengan mantap yang dibalas anggukan oleh mereka.
"Pertama-tama, ntar kita ke rumah Taki. Kita cari sesuatu lagi. Siapa tau, ada bukti yang tertinggal." Ucap Sean semangat.
"Apapun nanti konsekuensinya, kalian harus terima." Ucap Heksa ragu dan hanya anggukan yang ia dapat.
"Semua setuju kan? Kita bakal selidiki lagi sepulang sekolah." Sahut Jafrian sembari menatap teman-temannya dengan seriusnya.
*
*
*Hello hello yorobunnnnnn
Gimana kabar kalian? Besok udah mulai sekolah nihhh jadi kemungkinan bakal sulit buat bikin alurnya
Eitsss jangan sedih duluuu
Aku bakal usahain tetep update
Tapi ga janji bakal cepet. Kemungkinan paling lama 2 Minggu sekali....Pantau terus nih jangan sampe ketinggalan yawww
Jumpa lagi mingdep papaay👋
Janlup vote & komen banyak²...
👇🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
puzzle
General Fictiontentang 13 anggota dengan 11 pemuda dan 2 pemudi SMA merupakan sahabat yang kini harus berhadapan dengan pembunuh yang sialnya merupakan sahabatnya sendiri. Dengan ketegasan mereka mencari pembunuh diantara mereka dengan menemukan puzzle-puzzle yang...