"Kita selidiki sepulang sekolah."
*
*
*Benar saja, sepulang sekolah mereka ke apartemen Taki. Dan kini, mereka telah dihalaman apart. Tanpa babibu, mereka langsung masuk kedalam. Dan bagaiman mereka bisa masuk? Gampang saja. Pintu apart Taki diberi sandi angka 1 sampai 6. Kuno memang, tapi itulah yang terjadi.
Kini mereka mulai mencari dikamar Taki entah apa yang mereka cari, tentunya bukti yang menandakan terbunuhnya teman mereka.
Bahkan noda darah yang telah mengering pun masih ada. Sehingga membuat kesan horor semakin kuat. Apalagi ruangan yang lembab sebab jendela tak pernah dibuka. Korden pun selalu menyatu.
CEKREK
Suara kamera terdengar. Sementara sang empu hanya menatap balik mereka tanpa rasa salahnya.
"Kenapa? Ini bisa buat bukti kan? Lagian, jadi detektif tak buruk juga." Ucap Sean sembari menatap satu persatu temannya.
▀▄▀▄PUZZLE▄▀▄▀
Akhirnya sesi mencari bukti selesai. Ya, walaupun tak banyak yang didapat. Hanya ada darah kering, dan surat semalam.
Huhh sepertinya mereka butuh bukti lain. Tapi sayangnya, tak ada. Bahkan di dapur pun, pisaunya tak ada darahnya. Di tong sampah juga tak ada yang mencurigakan. Apalagi dihalaman. Disekitaran daun-daun jatuh juga tak ada. Sepertinya pelaku itu sangat cerdik. Pantas saja polisi tak mendapatkan bukti lagi selain data forensiknya.
"Sekarang, kita bakal bahas dimana?" Tanya Daniel.
"Rumah Jayden! Ortu lo ga di rumah kan?" Seru Jean.
"Ga ga ga! Yang lain aja!" Tolak Jayden cepat.
"Lah. Yang pasti kosong kan cuma rumah lo Jay." Ujar Heksa.
"Masalahnya, gu-"
"Aneh banget. Kaya ga biasanya kita kumpul di rumah lo. Dah lah kita langsung cus aja." Ucap Sean yang langsung pergi dengan motornya bersama Jean.
"Tap-"
"Udahlah Jay." Ucap Riki sembari menepuk bahunya sebelum menyusul yang lain.
Alhasil dengan langkah lunglainya, ia berjalan kearah motornya dan bergegas menyusul temannya.
▀▄▀▄PUZZLE▄▀▄▀
Setelah sampai di rumah Jayden, dengan Jayden yang datang akhir membuat yang lain menunggu.
"Sial. Gue udah buang belum ya?" Ucap Jayden dengan suara pelannya agar tak ada yang tahu.
Namun tanpa sepengetahuannya, ada yang menangkap gerak-gerik dirinya yang masih di motor.
"Woy Jay! Cepetan elah, panas nih!" Teriak Jefrian sembari mengibaskan telapak tangannya.
"Sabar napa!" Ucapnya sembari melangkah kearah pintu.
"-yakin, mau di rumah gue?" Tanyanya memastikan yang lain.
"Iya, lama amat sih! Emang rumah lo ada apa sih?! Aneh banget!" Sarkas Sean.
Dengan terpaksa, ia mengambil kunci di jaket denimnya dan mengarahkan ke pintu.
CEKELEK
Pintu terbuka, dan langsung disambut oleh teman laknatnya yang masuk kedalam sebelum dirinya.
"Astaga Jayden! Pantesan dari tadi lo aneh-aneh!" Teriak Riki dari dalem. Sontak yang masih diluar langsung ke dalam menghiraukan sang tuan rumah.
Bego! Kenapa bisa lupa coba?! Batinnya seraya menepuk keningnya beberapa kali sembari masuk kedalam dengan paniknya.
*
*
*Up huhuuuu
Janlup 👇🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
puzzle
General Fictiontentang 13 anggota dengan 11 pemuda dan 2 pemudi SMA merupakan sahabat yang kini harus berhadapan dengan pembunuh yang sialnya merupakan sahabatnya sendiri. Dengan ketegasan mereka mencari pembunuh diantara mereka dengan menemukan puzzle-puzzle yang...