Keesokannya, mereka kini tengah bersantai diruang tamu dengan membiarkan tontonan menonton mereka.
Bukannya di tonton, mereka malah menatap kosong kearah depan. Mereka adalah Kai, Heksa, Hessen, Samuel, Jafrian, Riki, dan Daniel. Mereka semalaman menginap di kediaman Jayden. Sementara untuk Jihan, ia pulang kerumah. Dan Sean juga Jean yang tengah keluar mencari lauk yang bisa mereka makan. Jayden sendiri? Mungkin masih tidur.
Dan tak lama, terdengar pintu terbuka, memunculkan dua orang yang mereka tunggu membawa tiga plastik penuh berisi makanan dan minuman.
"Nih! Makan disini, jangan?" Tanya Jean sembari memberikan dua plastik yang ia bawa dan disusul Sean yang ikut menaruh plastik yang berisi pesanannya. "Disini ajalah." Jawab Riki.
Mereka pun menerima dengan yang mengambil piring di dapur dan ditaruh di antara mereka. "Jayden mana?" Tanya Sean dengan alis yang terangkat sebelah namun tangannya mengambil chicken.
"Belum bangun. Semaleman kalo ga salah gue liat tuh anak keluar." Jelas Riki sembari menyuapkan nasi ke mulutnya menggunakan tangan. Dan jangan lupain kaki yang ditekuk.
"Ngapain emang sih? Berburu poci?" Kepo Daniel.
"Lo tanya siapa juminten? Makan ajalah, sisain buat adek lo." Ucap Hessen yang duduk di samping Kai.
Tap... Tap...
Mereka pun menoleh ke asal suara. Sosok pemuda yang masih dengan muka bantalnya menuruni anak tangga dengan rambut yang acak-acakan.
"Baru bangun lo?" Tanya Sean dengan basa basi. Dan disambut hanya deheman oleh sang empu sambil duduk di tengah-tengah Samuel dan Jafrian sembari menyender. Berharap kantuk segera hilang, namun nihil. Yang ada, dirinya semakin mengantuk.
"Makan dulu, baru lanjut tidur." Ucap Kai dengan mengambil nasi dan lauk untuk sang sepupu yang diterima dengan ogah-ogahan olehnya.
"Lagian lo ngapain aja sih? Kaya baru tidur aja lo." Sahut Jean yang kini tengah membereskan piring-piring kotornya ditumpuk.
"Cuci muka dulu napa? Kek gembel lo." Sewot Sean dengan julidnya."Sirik bae lo bocah." Jawabnya dengan ketus namun tak ayal mengikuti ucapan Sean.
▀▄▀▄PUZZLE▄▀▄▀
Siang harinya, mereka kini tengah berada di belakang rumah Jayden. Seperti biasa, mereka kini tengah membahas konflik sebelumnya.
"Tapi menurut gue, Youra ga mungkin kalah gitu aja. Apalagi Youra kan bisa silat," Ucap Jean dengan mimik yang serius.
"Tuh anak bukan sembarang orang." Sahut Sean.
"Kalian benar, setelah yang pikir lagi, kemungkinan pelaku mempunyai hubungan yang buruk dengan mereka. Anggap saja ini sebagai pembunuhan berantai." Jelas Dante dengan mengotak-atik foto-foto yang mereka jepret sebelumnya.
Semua mengangguk setuju ucapan detektif itu. "Tapi apa alasannya? Pertama Taki, dia ga pernah berurusan sama orang lain kecuali kita. Kalo Youra, mungkin dulu pernah cekcok sama temennya berakhir ga saling kenal. Itupun perempuan." Ucap Heksa dengan mengetuk meja menggunakan jari telunjuknya.
"Disurat itu, petunjuk buat kita hati-hati kan? Jangan bilang, emang itu ditunjukin ke kita, trus tuh pelaku mau bunuh kita?" Tanya Daniel dengan mengambil surat yang ia maksud.
KAMU SEDANG MEMBACA
puzzle
General Fictiontentang 13 anggota dengan 11 pemuda dan 2 pemudi SMA merupakan sahabat yang kini harus berhadapan dengan pembunuh yang sialnya merupakan sahabatnya sendiri. Dengan ketegasan mereka mencari pembunuh diantara mereka dengan menemukan puzzle-puzzle yang...