Book I BAB XIII : Umpan

8 5 1
                                    

Gedung itu merupakan gedung berlantai 4 dengan cat berwarna abu-abu. Di atas gedung itu terpampang billboard besar yang bertuliskan "CV Sherry Timur Perkasa". Di area parkir terlihat beberapa mobil truk dan SUV terparkir rapi, namun yang menarik adalah mobil sedan Toyota Crown Imperial tahun 1980, yang terparkir di depan pintu masuk gedung. Sepertinya ada tamu penting di dalam, pikir Hafiz.

Gedung ini adalah adalah kantor perusahaan distribusi barang yang merupakan anak usaha dari Gazdieva Enterprises. Selain sebagai kantor usaha, gedung ini juga digunakan sebagai base operatives Black Knight.

Sherry mengajak masuk kedalam gedung, sedangkan Dawe dan Undana diminta menunggu di luar saja. Di dalam. Terlihat beberapa anggota Black Knight ada di sana mengenakan pakaian serba hitam dengan menyandang senapan serbu AK-12.

Di ruangan personalia terlihat ada Bu Yasminah dan kedua putrinya, dengan dikawal oleh beberapa pengawal pribadi. Mereka tampak santai, duduk di sofa menunggu kedatangan Sherry.

"Tante Yasminah," Ucap Sherry, ketika memasuki ruangan personalia bersama Don Hashfi dan yang lain.

"Nona Sherry." Kata Bu Yasminah. "Lho? Don Hashfi dan Jendral Hafiz juga ikut toh?"

Kedua putri Bu Yasminah melemparkan senyum pada Sherry dan yang lain, Don Hashfi dan Sherry membalas senyuman mereka sekenanya, sementara Hafiz membalas dengan senyuman lebar dengan agak salah tingkah, karena senyuman keduanya yang begitu memesona dari wajah cantik mereka.

"Ya, karena masalah saya juga saling terkait dengan Sherry, maka dari itu saya ikut," Sahut Don Hashfi.

"Kalau saya karena diundang oleh Nona Sherry dan juga Don Hashfi, makanya saya ikut kesini," Sahut Hafiz.

Sherry dan Hashfi lalu mengambil duduk di sofa, di sebrang sofa tempat Bu Yasminah dan kedua putrinya duduk. Sementara Hafiz memilih untuk duduk di kursi kayu tak berlengan di belakang Sherry dan Hashfi.

"Saya hanya ingin memarahi Pinka, karena biar bagaimanapun dia adalah pegawai saya. Saya benar-benar merasa malu dengan apa yang dilakukan oleh Pinka ; berkolusi dengan Gavin untuk merugikan banyak orang," Ucap Bu Yasminah,  dengan nada penyesalan dan amarah yang tertahan.

"Bu Yasminah juga korban, saya dan juga Hashfi tidak akan menuntut apa-apa dari  Bu Yasminah, karena semuanya adalah murni perbuatan seorang oknum yakni Pinka." Kata Sherry.

"Oh ya, bawa kemari si Pinka." Ujar Sherry kepada Mikhail.

Mikhail mengangguk. "Da, Nona Sherry."

Mikhail segera keluar ruangan, Pinka ditawan di rubanah tempat penyimpanan barang-barang. Beberapa saat kemudian Mikhail bersama Novinta ; keduanya mencengkram erat kedua siku tangan Pinka.

Pinka didudukkan dengan paksa oleh Mikhail dan Novinta. Pinka masih kelihatan agak lemas dan shock setelah disuntik oleh obat bius yang membuat dia tak sadarkan diri. Kepalanya agak tertunduk dan kedua matanya terpejam.

Sherry menggengam gelasnya yang masih penuh berisi minuman dingin, lalu menyiramkannya ke atas kepala Pinka, membuat Pinka terkesiap dan terkejut karena dingin cairan minuman membasahi kepala dan wajahnya.

"Heh bangun, bos kamu mau menyampaikan sesuatu untukmu," Ujar Sherry dengan nada dingin.

"B-bu Yasminah. S-saya bisa jelaskan," Ucap Pinka, dengan suara terbata-bata, karena takut akan kesalahannya, dan juga karena kedinginan karena baru disiram oleh minuman dingin.

"Kamu keterlaluan Pinka! Memalukan!" Bentak Bu Yasminah, tanpa tedeng aling-aling.

"Bisa-bisanya kamu berbuat begitu! Berkolusi dengan Gavin!" Bentak Bu Yasminah lagi. "Benar-benar gak punya moral kamu ya!"

The Dirty GamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang