Book I BAB II : Pinka dan Gavin

19 5 5
                                    

Hotel Graha Karta-Kamar No.10 Kuningan-Bekas Ibukota Jakarta

Hotel Graha Karta adalah satu-satunya Hotel yang terletak di kawasan yang dulunya merupakan bilangan elit Ibukota Jakarta, setelah bubarnya Indonesia. Area Dari Harmoni-Kuningan sampai Fx Sudirman dikuasai oleh Jaringan Mafia Jepang yakni Yakuza, yang dipimpin oleh Bos nya bernama Takeshi Yamada. Di area ini Kelompok Yakuza Jepang mendirikan aneka bisnis entertainment dewasa berupa Hiburan, Diskotik dan Perjudian yang dikelola langsung oleh mereka. Disini, biasanya para tentara Allied Nations yang bermarkas di bekas Bandara Sukarno-Hatta biasanya suka berkunjung ke sektor Harmoni-Fx dalam rangka R&R (Rest And Relaxation).

Di kamar No.10 lantai 2 Hotel Graha Karta. Sedang terjadi hubungan badan antara sepasang pria dan wanita muda. Dua orang ini bukanlah orang Sembarangan ; Pinka Sanjaya adalah Lead Voice member Idolgroup Katsudon Girls, diantara empat member Katsudon Girls, Pinka adalah member yang paling cantik dan memiliki fanbase yang besar diantara member yang lain.

Bagas Gavin adalah seorang Pemimpin Gangster lokal Harmoni Boyz, yang menguasai daerah Harmoni yang merupakan tempat-tempat perjudian milik Jaringan Yakuza Takeshi Yamada. Ia dan Geng Harmoni Boyz-nya, bertindak sebagai Hired Muscle untuk menjaga daerah Harmoni. Gavin sendiri mempunyai rumah Judinya sendiri di Harmoni. Disamping itu Gavin juga seorang pengusaha yang menyelundupkan barang-barang Ilegal dari Singapura dan Malaysia untuk dijual di Jakarta.

Bagi Gavin, bisa ngeseks dengan gadis secantik dan semolek Pinka adalah suatu kebahagiaan dan kemenangan tersendiri. Fans-fans Pinka paling hanya mampu mencumbui Pinka didalam bayangan mereka saja, pikir Gavin.

Sementara bagi Pinka, Menjalin hubungan dengan Gavin mempunyai keuntungan tersendiri buat Pinka. Gavin adalah Bos lokal Gangster yang menguasai daerah Harmoni, yang dikenal sebagai tempat perjudian dan kelab malam yang merupakan sumber uang Gavin berasal, selain menyelundupkan barang.

Penampilan fisik Gavin sangat tampan dan memiliki aura berkuasa yang disukai oleh wanita seperti dirinya. Gavin juga selalu memanjakan Pinka, memperlakukan Pinka seperti seorang ratu dengan membelikannya barang-barang mahal ; mulai dari Gaun Malam buatan Giorgio Armani seharga $7000 hingga tas wanita Louis-Vuitton seharga $3000. Toh perempuan suka barang-barang mahal, dan menjalin hubungan dengan Gavin berarti hal ini menjadikan Pinka mampu mewujudkan keinginannya membeli barang-batang Branded.

"Ahhhh....ahhh....Ahhh yes baby yes! " Teriak pinka sambil menunggangi Gavin sambil menerapkan WOT position dengan penuh nafsu.

Pinka seperti orang yang kesurupan. Ia meliuk-liuk kekiri dan kanan. Kedua tanggannya memegangi rambutnya sehingga rambut panjangnya terlihat seperti diikat ponytail.

"I'm about to going nuts baby! " Teriak Pinka kepuasan.

"Damn girl you are so rough up there! I'm gonna cum!" Kata Gavin. Rupanya Gavin mau mencapai Ejakulasi. Tak lama kemudian, Gavin akhirnya mencapai ejakulasi, ia melenguh seperti seekor kerbau jantan. Setelah melakukan aktivitas itu. Pinka kemudian berbaring disebelah Gavin. Gavin memeluk Pinka dengan erat.

"Bulan depan akan ada festival idolfest ya." Kata Gavin.

"Iya benar. Memang kenapa sayang?" Tanya Pinka.

"Aku ingin melakukan sesuatu untukmu. Aku ingin melihatmu menjadi seorang penyanyi single, aku ingin menjadikanmu Ratu pop di seantero Jakarta ini...bukankah kamu suka itu?" Kata Gavin.

Pinka mengangguk sambil tersenyum. "Iya aku suka, sayang. Tapi bagaimana caranya?"

"Perkara gampang, Pertama akan kusogok panitia idolfest supaya Katsudon girls menjadi pemenang dan kamu mendapat penghargaan best idolgroup member of the year. Lalu akan kusabot idolgroup Onewana dan NextGenative, dengan begitu jalan Katsudon Girls menuju kemenangan akan berjalan mulus" Ujar Gavin.

"Wah ide bagus itu. Aku suka." Kata Pinka.

"Tapi ingat. Setelah itu kamu harus keluar dari Katsudon Girls dan menjadi penyanyi Single. Akan kumodali kamu, Uang bukan masalah bagiku... Demi kamu sayang." Ujar Gavin sambil mendekap Pinka.

"Beres. Lagipula aku juga sudah muak bekerja dengan Katsudon Girls." Ujar Pinka.

Dalam benak Pinka. Sudah terbayang bila nanti ia menjadi Penyanyi solo tenar dengan bayaran yang mahal dan mendapat Job manggung ke Negara-negara Tetangga, lalu dari penghasilannya sebagai penyanyi-selebriti terkenal, ia dapat membeli wastu mewah di Pulau Reklamasi Shambala di Teluk Jakarta.

Gavin bangkit dari tempat tidurnya. Ia menuangkan sebotol anggur merah pada dua gelas. Gelas yang satu ia berikan pada Pinka. Pinka menerima uluran tangan Gavin yang menggengam Gelas berisi anggur merah. Keduanya bersulang dan menenggak anggur nerahnya sampai habis.

Kemudian Gavin kembali tiduran di ranjang, memeluk dan mencumbui Pinka dengan mesra.

Gavin lalu teringat kalau hari ini ia ada janji temu dengan seseorang. Seseorang ini adalah orang dalam saingan bisnisnya. Dan seseorang ini bersedia untuk bekerjasama untuk membantu Gavin, menghancurkan saingan bebuyutan Gavin ini.

Gavin lalu bangkit dari tempat tidur, dan berpakaian, ia mengenakan setelan jas-nya dan mengambil kunci mobilnya.

Pinka hanya bisa heran melihat Gavin yang tampak mau pergi keluar. Sebenarnya Pinka tidak ingin Gavin pergi begitu cepat, Pinka ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan Gavin, apalagi ia masih ingin melakukan hubungan badan dengan Gavin untuk ronde berikutnya.

"Sayang, kamu mau kemana? Kok sudah mau pergi?" Tanya Pinka.

"Aku harus pergi sayang. Kamu di sinilah dulu untuk beristirahat dan mandi." Ujar Gavin. Gavin tampak merogoh saku kanan Jas-nya.

"Maaf aku tidak sempat membeli barang yang kamu suka ketika aku ke Singapura untuk urusan bisnis pekan lalu. Tapi aku rasa uang ini cukup untukmu, Belilah apapun yang kamu suka." Kata Gavin sambil menyodorkan Amplop berisi Uang tunai sebesar $10.000 kepada Pinka.

"Wah banyak sekali. Terimakasih ya sayang." Sahut Pinka dengan bahagia. Uang sebesar ini setara dengan dua tahun gaji penuh Pinka bekerja di Katsudon Girls.

Gavin tersenyum pada kekasihnya. "Sampai jumpa lagi nanti, manis."

Gavin mencium Pinka di pipinya dan lalu pamit untuk pergi.

Bersambung

The Dirty GamesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang