~Epmat jiwa 6

35 7 4
                                    

GUYS JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YAAA

Author pov

Sepasang netra melihat dengan tatapan kesal karna ada anak perempuan yang baru saja  pulang dengan seorang lelaki

"Makasih ya udah nganterin gue" ucap anak perempuan itu kepada laki-laki nya
"Iya sama-sama telpon aja kalo ada perlu entr gue bantu deh" ucap laki-laki itu, di jawab anggukan oleh perempuan itu, dan laki-laki itu segera menyalakan motor nya dan lekas pergi.

Tak berselang lama saat perempuan itu baru saja menginjakkan kaki nya di teras rumah yang cukup luas ada sepasang netra yang memandang gadis itu tidak sudi
"Oh udah mulai ya" ucap laki-laki itu
"Mulai apa pah?" Ucap perempuan itu bertanya

"Udah mulai pacaran" ucap laki-laki itu dengan tatapan tajam dengan tangan bersilang dada
"Pah itu bukan pacar ku itu teman ku pah" ucap perempuan itu meyakinkan ayah nya
"DARI MANA KAMU!? BUKAN NYA PULANG SEKOLAH LANGUNG LATIHAN INI MALAH KELIYURAN BARENG PACAR NYA, MAU JADI APA KAMU HAH!?" Ucap laki-laki itu kasar kepada anak perempuan nya

"Pah udah aku bilang ITU BUKAN PACAR KU!" Ucap perempuan itu kasar
"Oh udah mulai berani ya BERANI BANGET KAMU NGELAWAN SEKARANG YAH AISYAH SKYMIKU VALENCYA!?" Ucap ayah nya memarahi aisyah, aisyah hanya memandang muka amarah sang ayah, karna itu tidak benar laki-laki itu bukan lah pacar nya melainkan teman nya.

Udara seakan membeku. Pandangan matanya yang semula lembut bagaikan air terjun nun jauh di balik pepohonan, kini berganti dengan kilat amarah
Yang menyambar tanpa ampun. Tangannya melayang, merobek ruangan antara kami. Detik berikutnya, aku merasakan pipi kiri ku terbakar, seolah disambar letupan api yang tak terlihat. Jeritan yang tertahan ditenggorokanku seketika lenyap, berganti dengan kesunyian  yang memekatkan telinga, dunia ku berputar, meninggalkan kehampaan yang  menganga lebar di antara kami berdua.

Aisyah seketika menahan tangisan nya, tamparan ayah nya sangat kuat hingga terlihat di ujung bibir nya mengeluarkan darah segar disana, aisyah langsung menabrakkan punggung nya dan berlari menuju kamar nya.

Di kamar aisyah hanya menahan pedih di pipi kiri nya aisyah mengunci pintu kamar nya sehingga ibu nya tidak bisa masuk untuk melihat kondisi anak nya
"Aisyah kamu gapapa?buka dulu pintunya mama mau ngomong ama kamu" ucap sang ibu namun tidak di balas oleh aisyah,

ibu nya mencoba membuka pintu tu kamar nya paksa dengan cara mendobrak, saat pintu itu terbuka ibu nya sangat terkejut melihat kondisi anak nya sekarang lutut sang ibu sekarang merasa lemas seakan tidak bisa berdiri seperti biasa nya ibu nya terjatuh kelantai dan menangis melihat anak nya sekarang

"Mama kenapa duduk? Ini belum selesai loh ma"

Empat JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang