part 17

204 34 3
                                    

Semacam dejavu, bedanya malam ini Ia mengingat kapan peristiwa terakhir terjadi. Dimalam yang cukup hangat malam ini, Asahi seperti mengulang peristiwa malam itu. Malam dimana Ia diikuti oleh seseorang dan berakhir mendapat luka di lengan

Bahkan luka nya pun belum sembuh, tapi rasa takut kejadian buruk terulang lagi semakin menjadi. Yoon Jaehyuk, lagi dan lagi mengikuti Asahi. Hanya saja untuk malam ini, pria matang itu terang-terangan berjalan disamping yang lebih muda

"Pak, saya mohon berhenti ngikutin saya. Jujur saya takut. Kalau penyebab Bapak ada disini karena merasa saya bikin salah, saya minta maaf. Saya janji secepatnya saya pindah dari sini, saya pergi kemanapun yang gak akan ketemu bapak."

Jaehyuk menatap lekat Asahi yang menggebu-gebu dalam bicara, "Saya belum bicara apapun."

"Saya sudah tau apa tujuan bapak kesini. Bapak mau bunuh saya, kan?"

"Siapa bilang?" tanya Jaehyuk datar, "Apa kamu lihat saya bawa pisau? Saya cuma bawa paper bag, gak ada senjata tajam didalamnya."

Asahi tidak menanggapi, Ia dengan tergesa memencet pin apart dan berniat masuk. Namun suara Jaehyuk membuatnya berhenti

"Saya.. saya.. saya bawa beberapa jajanan buat kamu," ucap Jaehyuk sedikit canggung, "Kita boleh bicara sebentar?"

"Lain kali---"

"Sekarang, saya mau bicara sama kamu sekarang. Kalau kamu takut ajak saya masuk kedalam, kita ngobrol diluar aja."

"Rooftop."

.

.

.

.

.

"Lalu?"

"Seperti yang kamu ceritakan tadi, apa yang Yunjin bilang benar. Dia bicara fakta."

"Terlalu rumit buat dipahami, semuanya kelihatan gak nyata. Organisasi gelap, manusia tanpa identitas, penculikan. Logika saya menolak itu semua, Pak."

Jaehyuk menghela napas lalu menyodorkan sebungkus roti garing yang sudah Ia buka kearah Asahi, "Saya mengerti, semua peristiwa terjadi diluar kendali. Bahkan saya yang terlibat pun terkadang berpikiran yang sama seperti kamu."

"Terus tujuan bapak apa? Katanya mau bicara sesuatu. Tolong jelasin semuanya, setelah itu saya harap kita gak terlibat apapun lagi."

"Saya yang culik kamu, saya yang sekap kamu selama berbulan-bulan. Saya yang bikin sebagian memori buruk kamu hilang. Saya yang hilangkan semua pembuat onar di hidup kamu. Saya yang atur semuanya, Asahi. Saya gak sebaik yang kamu pikir———"

———Hanya saja, setelah lama sama kamu. Pelan-pelan diri saya yang lain berontak. Saya suka sama kamu, tapi saya gak pernah bisa lepas dari organisasi ini. Itu sebabnya saya bersikeras menolak keberadaan kamu. Bagaimanapun caranya, walau harus membunuh. Tapi nyatanya bunuh kamu gak segampang itu, saya gagal. Melukai kamu pun jadi beban pikiran saya sampai harus minta bantuan teman———"

———Yunjin sudah melepas saya, dia ijinkan saya menjelaskan semuanya ke kamu. Dengan syarat, saya harus mengabdi dengan organisasi ini. Untuk itu saya datang kesini buat meluruskan semuanya. Barangkali dengan ini kota bisa sama-sama tenang———"

———Kalau kamu mau tau, saya suka sama kamu. Saya cinta. Tapi sampai kapanpun kita gak pernah bisa lebih dari ini. Saya pengen bareng kamu, hidup normal. Tapi gak bisa, saya takut kalau kamu hidup dengan saya kehidupanmu gak akan tenang. Tapi disini saya utarakan semua perasaan ini. Percaya atau tidak, itu urusan kamu."

"Dan kalau bapak mau tau juga, selama ini saya sering ngerasain perasaan campur aduk, terlebih setelah ketemu bapak. Perasaan yang bahkan bikin saya bingung mesti ngejelasinnya gimana. Tapi satu hal yang saya tangkap, ada rasa rindu sewaktu pertama kali kita ketemu di kota ini. Rasa rindu terhadap pasangan? Saya juga bingung."

Meet Again ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang