part 18 [final]

153 30 2
                                    

Terlalu banyak hal diluar kendali yang terjadi hingga membuat tubuh pemuda Hamada itu tumbang. Ia jatuh sakit. Hanya demam biasa yang diakibatkan oleh stres berlebih

Asahi masih mencerna informasi yang Ia terima kemarin. Mengenai kematian Jihoon, yang salah satu pelakunya ialah Haruto. Pemuda tengil itu nyatanya bisa bertindak diluar dugaan ketika menjalankan tugas

Lalu Hyunsuk yang terpaksa menutup cafe nya. Selain karena para karyawannya yang saling terlibat satu sama lain, pula dirinya yang mengalami tekanan hingga harus pulang ke rumah orangtuanya

Tentang Mark Lee- si tangan kanan Tuan Hamada. Yang Asahi baru ketahui ialah mengenai Mark yang juga tergabung dalam organisasi yang sama dengan Jaehyuk

Tentang Jaehyuk yang benar-benar menepati ucapannya malam itu. Ia bak hilang ditelan bumi. Entah Asahi yang tidak pandai mencari atau Jaehyuk yang terlalu pandai dalam bersembunyi. Padahal Asahi hanya ingin bertemu, sekedar pamit sebelum pulang ke kota kelahirannya. Hanya saja Jaehyuk semacam enggan menemuinya

Lalu, yang terakhir. Inilah yang membuat Asahi berpikir bahwa dunia terlalu sempit. Junghwan yang dinyatakan menghilang ditemukan oleh Yoshi dalam keadaan memperihatinkan. Beruntungnya remaja itu masih bisa diselamatkan walau saat ini kondisinya masih belum sadarkan diri di rumah sakit

"Kakak ketemu dia waktu pulang kerja. Kakak kira mayat korban tabrak lari, ternyata pas dicek dia masih hidup. Anak itu sempat cerita katanya dia disuruh kabur sama penjaga yang nyekap dia sebelum bos si penjaga itu datang dan mengeksekusi. Kakak kurang nangkep cerita dia yang lain soalnya keburu pingsan."

Itulah yang sempat Yoshi ceritakan pada Asahi ketika keduanya bertemu. Ya, Yoshi datang menjemput Asahi- seperti yang diucapkan Jaehyuk malam itu

Bicara tentang Jaehyuk, Asahi bersemu. Malam itu, bagai malam perpisahan paling berkesan dalam hidupnya. Malam dimana keduanya bak mengulang adegan panas diatas ranjang. Saling memagut, bertukar saliva, memberi kenikmatan, melepas puas, serta menunjukkan rasa yang membuncah dalam hati. Hanya saja itu yang terakhir, sebab yang namanya perpisahan adalah sebuah akhir dari pertemuan

Ia sudah berjanji pada Jaehyuk dan dirinya sendiri bahwa setelah malam itu Ia akan hidup lebih baik lagi. Ia simpan semuanya dalam hati. Jika rindu mendekat, maka kapanpun cerita itu bisa Ia putar lagi. Mereka saling berjanji bahwa setelah ini kehidupan keduanya akan berjalan dengan semestinya, dengan arus masing-masing. Tidak lagi mencari, tidak lagi mendamba. Hanya rasa yang mendalam yang sudah semestinya disimpan rapat

"Asahi, ayo!" seruan Yoshi membuat lamunan Asahi buyar. Ia melihat sekitar, ternyata sudah waktunya pesawat yang mereka tumpangi berangkat

Keduanya berjalan beriringan, sesekali bertukar cerita hingga saling tergelak. Berjalan semakin menjauh hingga menghilang dari pandangan

Sedang yang mengamati sejak tadi hanya tersenyum tipis dengan rasa lega tiada tara, "Semuanya sudah selesai. Memang seharusnya akhir seperti ini yang terjadi."

Mingyu dan Mr. Seo menepuk pundak Jaehyuk, "Nanti juga terbiasa. Perasaan bisa hilang dengan sendirinya kalau terbiasa gak ketemu."

"Susah hilang sih tapi gue yakin Mr. Lion ini bisa move on." Mingyu terkekeh diakhir kalimat, sementara Jaehyuk hanya tersenyum tipis

"Ayo balik, kita ke Haruto."

"Susah emang kalo punya anggota yang terlibat percintaan macam Mr. Lion sama Haruto. Yang ini udah kelar, datang lagi Haruto dengan segala drama remaja nya."

Ketiganya tertawa, berjalan berlawanan arah dengan pesawat yang baru saja lepas landas. Sekali lagi Jaehyuk menoleh, menatap si burung besi yang semakin meninggi. Sebab, setelah Ia kembali melihat kedepan maka dirinya tidak akan menoleh lagi kebelakang.

.

.

.

.

.

Dua tahun berlalu sangat cepat. Kehidupan Asahi berjalan normal. Tinggal bersama keluarga yang begitu sayang padanya

Ia bekerja di kantor milik ayahnya, sebagai karyawan biasa yang setiap harinya berhadapan dengan komputer dan setumpuk kertas. Padahal bisa saja mendapat posisi lebih, tapi Asahi rasa menjadi karyawan biasa sudah lebih dari cukup

Namun hari ini, berita duka Ia dapatkan. Junghwan yang kondisinya sempat membaik pasca trauma, ditemukan bunuh diri di kost yang sempat Asahi carikan sehari setelah anak itu pulang dari rumah sakit. Entah hal apa yang mengganggunya hingga memilih akhir hidup seperti itu

Asahi memarkirkan mobilnya dihalaman rumah setelah beberapa saat yang lalu ikut menghadiri pemakaman Junghwan. Tepat disampingnya terdapat satu mobil yang akhir-akhir ini sudah tidak asing. Helaan napas kasar Ia hembuskan

"Asa pulang."

"Asahi, sini duduk dulu, Nak." ucap Nyonya Hamada, "Ini loh Minjeong udah lama nunggu kamu. Katanya mau ngajak ja---"

"Tanpa mengurangi rasa hormat, saya meminta maaf. Tapi saya tekankan sekali lagi, saya menolak dijodohkan dengan nona Kim Minjeong. Sebab saya memutuskan untuk tidak terikat hubungan dengan siapapun. Ini sudah keputusan hidup saya. Jadi tolong hargai. Terimakasih, dan sekali lagi saya minta maaf. Asa izin masuk kekamar ya, Ma? Asa capek pulang kerja."

Asahi menutup pintu kamarnya. Lalu tidak sengaja melihat jam tangan milik Jaehyuk yang Ia letakkan diatas nakas. Sudut bibirnya perlahan terangkat

"Saya masih bertahan dengan perasaan yang sama, Pak. Saya gak tau sampai kapan, karena saya gak pernah merasa terbebani dengan perasaan ini. Dimanapun Pak Jaehyuk berada, saya harap kehidupan bapak jauh lebih baik."

END

terimakasih buat yg setia dengan book ini sampai akhir. maaf kalo endingnya ga sesuai ekspektasi🙏

Meet Again ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang