Seutas benang tak terlihat kian mencekikku. Hari ke hari, minggu ke minggu, bahkan tahun ke tahun.
Penderitaan yang ku derita kian bertambah. Seolah, memang sudah takdirku untuk merasakan hukum karma.
Di atas roda kehidupan yang berputar.
Jikalau ada yang bertanya, apa penyesalan hidupku, maka jawabannya ialah mengenal Boboiboy. Si superhero bumi yang teramat naif itu benar-benar memuakkan.
Aku benar-benar ingin mencekik lehernya dengan kedua tanganku, tepat di hadapanku. Membuatnya meraung sakit, memaparkan keputusasaan dalam binarnya yang selalu berisikan harapan.
Hero Malaya sialan itu, sayangnya adalah temanku— ah, tidak. Mantan sahabatku.
—
(Nama), entah apalah itu. Aku tak begitu mementingkan identitas diri, karena orang-orang kerap memanggilku 'Penjahat'. Aku bahkan tidak tahu darimana nama '(Nama)' berasal. Setidaknya, orang yang pernah menempati posisi berharga bagiku, memanggilku begitu.
Mengelana ke setiap pelosok bumi, tanpa adanya identitas yang tetap bukanlah suatu masalah. Aku terbiasa hidup dalam kesendirian. Aku terbiasa hidup di bawah penyiksaan, tekanan, dan.. kebencian.
Semua orang membenciku. Aku layak dibenci. Aku pantas dicaci maki. Dosa besar yang telah aku lakukan merenggut begitu banyak korban. Aku sadar diri, hanya saja, aku enggan dikasihani.
Rasanya seolah, mereka mencemoohku dengan memperhalus perkataan. Naif. Benar-benar memuakkan. Aku bukanlah orang bodoh yang akan tunduk pada kebenaran yang menyakitkan. Kebenaran tak selamanya manis, kebenaran akan kian menyiksa, mengeksploitasi kelebihan dari manusia berkekuatan super tanpa tahu diri.
Aku-lah orang jahatnya. Aku yang berdosa. Aku yang salah. Aku yang pantas dibenci.
Aku tak layak hidup, tapi aku juga tak mau menyerahkan hidupku dan mati sia-sia. Setidaknya, aku ingin menghancurkan harapan dari para manusia-manusia serakah. Memberikan mereka pelajaran, dengan membumihanguskan satu-satunya planet tempat manusia tinggal.
Kalau aku tak dapat merasakan kebahagiaan, maka orang lain juga tidak boleh merasakannya.
Manusia itu makhluk yang serakah. Sedari dulu, aku, sama sekali tidak cocok menempati posisi sebagai pahlawan. Aku bukanlah orang baik. Aku tidak pernah mengajukan diri sebagai relawan yang bersumpah untuk menyelamatkan dunia.
Semuanya berawal dari Boboiboy. Lelaki itu kian memaksa, menggiringku untuk bergabung dengannya. 'Bersama melawan kejahatan,' katanya.
Alangkah bodohnya aku, begitu aku langsung terperdaya oleh kata-kata manisnya itu.
Pada masa itu, aku masih bocah yang belum puber. Aku tak benar-benar memikirkan resiko dalam menerima ajakan konyolnya. Aku hanya terbuai, oleh kata-kata yang diselimuti oleh kepedulian. Karena tak seorangpun pernah menunjukkan kepeduliannya terhadapku.
Aku hanya menjerumuskan diri pada rantai hidup yang merepotkan. Kian menyakiti dan mempertaruhkan nyawa hanya demi seonggok keberhasilan menyelamatkan manusia-manusia yang tak berdaya.
Layaknya Gagak Hitam yang memandikan tepung ke seluruh tubuhnya, menyamarkan warna legam yang merupakan ciri khasnya, demi mendekatkan diri pada kawanan Merpati Putih.
Gagak tak pernah disukai. Gagak dicap sebagai pertanda buruk. Burung kematian, burung pembawa sial, burung bencana, dan lain sebagainya.
Aku hanya memaksakan diriku, menjadi seorang superhero atas keinginannya. Yang berakhirkan dengan kematian massal yang menimpa umat manusia karenaku.
Sedari awal, aku tidaklah dibutuhkan. Dia, hero itu, lelaki itu, hanya mengasihaniku sebagaimana tabiatnya sebagai pelindung bumi.
Kendati demikian, aku— si penjahat, seolah merasakan rasa pengkhianatan yang begitu besar. Kata-katanya yang seolah akan melindungiku, nyatanya malah membuatku semakin terpuruk, hingga aku kian membencinya.
Kehancuran dunia adalah pilihanku.
Kematian hanyalah alasan. Aku akan memperoleh kemerdekaanku, sebelum akhirnya menyerahkan diriku pada siksaan di akhirat.
Aku benar-benar membencimu, Boboiboy.
—
Notes:
Prolog dulu yh gaes
Kalo rame baru lanjut /j
KAMU SEDANG MEMBACA
Hero Malaya, Different Path | Boboiboy x Reader
أدب الهواةSebuah cerita fiksi Boboiboy x Reader | Para manusia membutuhkan pahlawan dari serangan kubu jahat. Tetapi, bisakah pahlawan selalu melindungi manusia-manusia lemah yang membutuhkan perlindungan? Seorang pahlawan terlahir sebagai manusia, diharapkan...