Part 1

22 2 2
                                    

"Alya, kakak pamit yah. Kakak harus melanjutkan kuliah kakak di Malang, Alya rajin-rajin ngajinya. Dengar nasihat bang Nudin sama bang Fahri juga". Pesannya.

"Tapi kenapa harus di Malang kak? Kenapa gak di Jakarta aja? Jauh banget kuliah di sana". Ucap Alya polos dengan air mata yang sudah menumpuk dikantong matanya.

"Hehehe, kakak harus mengejar impian kakak disana. Alya juga nanti harus mengejar impian Alya". Ucapnya seolah-olah Alya adalah adiknya.

"Tapi kak....". Menggantung. Matanya tak sanggup menatap laki-laki yang ada di hadapannya.

"Tapi apa hayo?. Nanti kalau seandainya ketemu lagi, pokoknya kakak mau lihat Alya udah tambah tinggi katanya mau tinggi kan? Mau buktiin ke kakak kan katanya".

"Iya". Jawabnya lirih. "Kalau gitu kakak juga janji nanti kalau ketemu badan kakak sudah berisi, gak kurus lagi". Kekeh Alya.

"Iya kakak janji. Alya sudah malam, pulang gih. Nanti kalau bunda cariin Alya gimana, sudah jam sepuluh kurang loh". Sambil melirik jam dinding yang ada di belakang sana.

"Kalau sama bunda gampang kak".

"Gak boleh gitu Alya, walau bagaimanapun Alya kan perempuan. Gak baik perempuan masih di luar sampai larut malam kayak gini. Sekarang Alya pulang gih, kakak juga pengen cepat-cepat pulang nih. Besok subuh sudah harus naik kereta".

"Hah? Kakak besok perginya? Kok gitu? Dihh curang banget". Merajuk.

"Sudah-sudah, Alya pulang yahh atau mau kakak yang pulang nih".

"Iya-iya, nih aku pulang. Assalamu'alaikum kak".

"Wa'alaikumsalam". Balasnya laki-laki.

Lagi-lagi Alya terbangun di tengah malam. Mimpi itu seolah-olah menjadi alarm baginya untuk melaksanakan shalat tahajud. Entah kenapa memori perpisahan itu terus teringat olehnya.

Alya tak mau ambil pusing, ia beranjak dari kasur lalu pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu. Alya mulai menggelar sajadah dan memakai mukenanya. Shalat tahajud ia lakukan dengan khusyuk, setelah salam ia berdoa kepada yang Mahakuasa. Ia mendoakan seluruh keluarganya, tak lupa ia juga mendoakan laki-laki yang ada dimimpinya, isi doanya hanya dia dan Allah yang tahu.

______________________

Setelah tragedi pandemi Corona itu, akhirnya para murid bisa belajar normal kembali di sekolah. Siapa sangka awalnya yang libur dua minggu menjadi dua tahun. Seiring berjalannya waktu, perlahan orang-orang sudah mulai beraktifitas seperti biasa. Menjaga jarak atau pun memakai masker sudah tidak diperlukan lagi, kini negaranya sudah bersih dari Corona. Walaupun begitu, masih ada beberapa orang yang tetap menggunakan masker hingga kini.

Kisah ini berawal dari seorang remaja yang habis dimarahi oleh bundanya karena terlambat bangun pagi.

"Alya bangun, lihat tuh udah jam berapa?". Ucap perempuan paruh baya sambil terus menepuk-nepuk keras kaki anak perempuannya itu. Tak ada sahutan dari anaknya.

"Alya bangun, udah jam sembilan ini. Lu kalau gak sekolah, hp lu bunda sita". Ucap bunda mengancam.

"Ahh jangan, yaudah nih udah bangun". Ucap Alya cepat. Kalau mendengar ancaman itu mampu membuat Alya terbangun walaupun ia sedang tertidur lelap. Entah kenapa, ancaman itu bahkan bisa terdengar di dunia mimpinya.

Bintang AlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang