Part 4

13 2 2
                                    

Malam itu Syifa dan Dini berkunjung ke rumah Alya. Syifa dan Dini merupakan teman satu pengajian dengan Alya. Namun hanya Syifa lah yang merupakan teman kecil Alya.

Saat Alya menduduki kelas dua SMP, Alya di masukkan oleh bundanya untuk pergi mengaji di Mushola Al - Muawanah yang tak jauh dari rumah Alya. Alya berteman dengan mereka dan berteman pula dengan Syifa. Saat itu Syifa dan Alya belum mengetahui bahwa mereka pernah menjadi teman kecil.

Saat itu di Mushola Al - Muawanah sedang ada pengajian rutin yang nantinya akan dihadiri oleh para penduduk setempat. Syifa meminta Alya untuk menemaninya ke rumah untuk mengambil sesuatu yang tertinggal, jarak rumah Syifa pun tak jauh dari Mushola. Sesampainya di rumah Syifa ada mamanya yang sedang menonton televisi.

"Assalamu'alaikum ma". Ucap Syifa langsung mencium tangan mamanya lalu diikuti oleh Alya. Syifa dengan segera pergi ke arah laci lalu membukanya satu per satu laci itu.

" Wa'alaikumsalam, kenapa Syifa?". Dilihat anaknya itu sedang sibuk mencari sesuatu.

"Ini ma lagi cari barang. Alya, udah duduk aja dulu". Menatap Alya sekilas karena dilihatnya Alya masih mematung di tempat. Alya mengikuti kemauan Syifa. Kini ia duduk berhadapan dengan mamanya Syifa.

"Oh ini teman ngajinya Syifa?". Menatap ke arah Alya.

"Iya mama Syifa". Sambil mengangguk sopan.

"Neng, wajah kamu kayaknya mama Syifa gak asing deh. Sebelumnya pernah kesini belum?".

"Hemm belum mama Syifa, ini baru pertama kali saya kesini". Bingung.

"Kalau boleh tahu nama kamu siapa?".

"Alya mama Syifa".

"Kamu si Alya yang pernah tinggal di dekat rawa sana bukan sih?".

"Oh kalau itu pernah mama Syifa, aku pernah tinggal di situ pas kecil". Ucap Alya. Sedari dulu Alya memang berpindah-pindah tempat tinggal. Saat bayi saja Alya tinggal dan lahir di Tangerang, lalu orang tuanya pindah ke daerah Sunter, pindah lagi ke rumah yang dekat dengan rawa. Dikarenakan rumah itu dirasa cukup berbahaya untuk ditinggali, orang tua Alya memutuskan pindah ke daerah yang dikenal dengan Syawal, lalu saat Alya kelas empat SD pindah lagi ke daerah yang dikenal dengan STM. Diberi nama jalan STM karena daerah itu terdapat sekolah STM Walang Jaya. Di STM ini Alya sudah tidak pernah berpindah-pindah tempat lagi.

"Kamu anaknya bu Yessy bukan?". Tanyanya, ia ingat sekali dengan tetangganya itu. Karena saat itu bu Yessy ini sering sekali menitipkan Alya pada mama Syifa. Bunda Alya yang bekerja tidak bisa menemani Alya setiap hari.

"Iya mama Syifa, itu nama bunda ku". Terkejut, Alya heran kenapa bisa mama Syifa mengenal bundanya.

"Lohh, benar berarti. Dulu kamu gemuk kan neng?". Ucapnya mengingat masa lalu.

"Hehehe iya mama Syifa".

"Dulu tuh pas kecil, kamu tuh sering banget main sama Syifa. Masih ingat gak yang anak kecil yang kurus itu". Jelasnya.

"Hem enggak mama Syifa". Ucap Alya jujur.

"Ihh itu mah Syifa neng. Tapi sekarang jadi kebalik yah. Kamu gedenya kurus, Syifa gedenya jadi gemuk. Makan mulu kerjaannya sih". Melirik ke arah Syifa yang masih sibuk mencari sesuatu.

"Hehehe". Bingung Alya mau jawab apa.

"Eh gimana bundanya? Sehat?". Bahkan mama Syifa masih ingat jika Alya memanggil ibunya dengan sebutan bunda.

"Iya alhamdulilah sehat mama Syifa".

"Coba nanti pas di rumah tanyain deh ke bundanya, masih ingat mama Syifa gak yang suka kupas bawang di rawa sana".

Bintang AlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang