Part 6

10 2 0
                                    

Jika Alya dikenal sebagai sosok anak yang baik-baik di sekolah dan di tempat pengajian, tetapi tidak di lingkungan rumahnya. Alya dikenal sebagai anak yang nakal oleh tetangganya.

Tak jarang Alya membuat anak mereka menangis yang berujung mengadu kepada mamanya, lalu mengeluhkan sikap Alya pada bunda Alya.

Sejujurnya Alya bukan anak yang nakal, ia tak suka jika melihat teman rumahnya itu melakukan sesuatu yang dianggapnya tak benar. Alya sering sekali menegur temannya itu namun temannya itu saja yang suka berpura-pura menangis lalu mengadu pada mamanya agar Alya dimarahi oleh mamanya mereka.

Mereka tak menyukai kehadiran Alya yang ikut bermain bersama mereka. Oleh karena itu mereka sering sekali mencari kesalahan Alya. Jika pada umumnya anak yang masih berada di bangku SD seperti Alya ditegur oleh orang tua maka akan menciut mentalnya, sedangkan Alya tidak begitu. Alya tak pernah takut sama siapapun, menurut Alya menghormati mereka bukan berarti Alya takut pada mereka.

Alya pun sering bertengkar dengan temannya itu. Jika mereka sudah main fisik, Alya pun akan membalas mereka. Menurutnya apa yang Alya dapatkan pada dirinya, maka orang itu harus mendapatkan hal yang sama seperti dirinya. Jika orang itu baik, maka Alya akan baik. Jika orang itu jahat, Alya juga bisa jahat.

"Wehh kita main benteng yukk". Ajak seorang anak laki-laki pada teman-temannya yang ada disana. Anak laki-laki itu seusia dengan Alya, dia juga sama-sama masih berada di kelas lima SD.

Permainan benteng ini sering sekali di mainkan oleh Alya saat kecil. Mudah sekali memainkan permainan tradisional ini. Permainan ini harus berjumlah genap agar membentuk dua tim. Sesuai namanya, tim ini akan memiliki sebuah benteng yang harus dijaga dan tidak boleh tim lawan memasuki benteng mereka. Benteng pun biasanya menggunakan tiang atau pohon sebagai tempat mereka.

Untuk menentukan tim, terlebih dahulu mereka akan melakukan gambreng. Melakukan gambreng juga cukup mudah, pemain hanya perlu menunjukkan telapak tangan atau punggung tangannya saja. Telapak tangan biasanya disebut putih, punggung tangan disebut hitam.

Tibalah saat melakukan gambreng, mereka akan menyebutkan kalimat 'Hompimpa alaium, gambreng' sambil menunjukkan tangannya. Yang menunjukkan putih akan jadi satu tim, yang menunjukkan hitam akan jadi satu tim juga.

Jika sudah membentuk tim, mereka akan memilih bentengnya sendiri lalu permainan akan segera dimulai. Konsep permainannya, jika orang itu terakhir memegang benteng maka tim lawan harus segera kembali ke benteng karena jika tersentuh oleh orang itu bisa gugur. Oleh karena itu mereka tak boleh berlama-lama di luar kawasan benteng.

Tim dinyatakan menang jika ada salah satu anggotanya berhasil menyentuh benteng lawannya, maka tim itu menang dan permainan pun selesai.

"Ayok". Sahut Alya diikuti oleh teman-temannya yang lain. Saat itu ada sekitar enam orang disana termasuk Alya.

"Nahh pas nih ada enam orang, ayok kita hompimpa". Ucap laki-laki itu. Tanpa aba-aba mereka langsung membuat sebuah lingkaran kecil.

"Hompimpa alaium gambreng". Ucap mereka kompak menyebutkan kalimat itu. Tampak tiga orang menunjukkan telapak tangannya dan tiga orang yang lain menunjukkan punggung tangannya.

"Tuh, putih tiga hitam tiga. Pas nih, berarti Alya satu tim sama gua". Ucap laki-laki itu senang. Laki-laki itu tak lain adalah pacarnya Alya. Pacar pertama dan terakhir Alya yang bernama Aldo.

Dulu saat ditembak oleh laki-laki itu, Alya tak paham apa itu pacaran. Menurutnya pacaran itu sama saja seperti sahabat. Saat di tembak oleh laki-laki itu apakah Alya mau menjadi pacarnya maka jawaban Alya mau. Namun saat Alya sudah mengetahui bahwa pacaran itu dosa, sejak saat itu pula Alya sudah tidak pernah pacaran lagi. Cukup Aldo saja yang menjadi pacar pertama dan terakhir Alya.

Bintang AlyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang