👸🏻 : "Aku tidak tau apa yang sedang terjadi, tapi perlahan, aku menyadarinya. Aku ingin kembali karena ini bukan tempatku."
🤴🏼 : "Aku bahagia saat kau kembali, meskipun tidak sama seperti sebalumnya. Aku tidak ingin menangisi kepergianmu lagi."
...
Patih Inuzuka sedang mengamati sang ratu yang tengah melihat ikan-ikan bergerak di dalam kolam. Sang patih sungguh mengagumi kecantikan ratu yang begitu paripurna tanpa cela.
Ratunya itu selalu berwajah tenang, menampilkan aura kewibawaan yang begitu besar. Wajahnya seperti sedang tersenyum, membuat siapapun yang melihatnya merasa tenang.
Bahkan dilihat dari kejauhan, wajah cantik itu tampak bersinar, memperlihatkan sedikit kilauan dipipinya. Bulu matanya panjang dan lentik, seperti boneka hidup saat berkedip.
Patih Inuzuka begitu bahagia melihat sosok cantik yang berdiri disana, namun dia merubah ekspresinya menjadi tajam saat menyadari bahwa sang ratu sudah tidak bisa dimiliki siapapun. Milik sang raja seorang!
...
Dulu dia yang menemukan sang ratu lebih dulu, saat sang ratu merupakan putri dari pemasok obat-obatan terbesar untuk kerajaan Yutaka.
Hinata yang begitu cantik dan ramah sedang melayani pembeli yang sedang membayar obat-obatan itu. dia dengan telaten memberikan rekomendasi obat mujarab kepada para pembeli sesuai keluhan penyakitnya. Sudah seperti apoteker.
Sang patih jatuh cinta pada pandangan pertama, beberapa kali mengunjungi Hinata dengan alasan melihat tanaman obat yang dikelola oleh Hyuga beserta proses pembuatannya. Dalam hati dia berniat menikahi gadis itu.
Namun pada kunjugan terakhir, sang raja ingin ikut dengannya, bepergian mengunjugi Hinatanya, incarannya. Sang raja begitu terpana, semua yang ada pada diri Hinata begitu sangat indah dimatanya.
Sama seperti yang dirasakan Patih Inuzuka saat pertama kali menemui Hinata.
Babarapa hari setelah itu, sang raja mempersiapkan lamaran untuk Hinata lalu menikahi gadis itu, menjadikannya sebagai permaisuri disisinya.
Patih Inuzuka sudah kalah telak. Posisi, pangkat, dan kecepatan. Dia begitu sakit hati!
...
Sang patih menghampiri ratu, berdehem pelan. "Anda seperti sedang memikirkan sesuatu"
Hinata melihat ke kolam. "Aku seperti merasakan ada bahaya"
Patih Inuzuka menaikkan alisnya. "Maksud anda?"
Hinata tersenyum. "Mungkin aku hanya kelelahan saja"
Sang patih mengangguk. "Apakah anda bahagia?"
Hinata diam, mencerna kata-kata dari sang patih kepercayaan raja itu. "Aku bahagia, sangat bahagia"
Patih Inuzuka mengepalkan tanggannya yang ada dibelakang tubuhnya. "Bukankah yang mulia raja kurang begitu kompeten?"
"Maksudmu?" Hinata memincingkan matanya, melirik sang patih yang seakan ingin memprovokasi.
Sang patih berdehem. "Yang mulia raja terlalu sibuk melakukan kunjugan dan mengabaikan anda"
"Hentikan omong kosongmu itu, Patih Inuzuka" sang ratu meninggalkan tempat, membiarkan sang patih berdiri mematung di tepi kolam.
Patih Inuzuka begitu sakit hati dengan sikap sang ratu, dia semakin ingin melenyapkan raja.
...
Sang ratu mendengar jika Patih Inuzuka akan melakukan kudeta, ingin membunuh raja dan mengambil alih tahtanya.
Hinata segera mencegat Patih Inuzuka yang sudah menyusul Raja. Mereka bertemu di tengah hutan. Sama-sama menunggang kuda.
Duelpun dimulai, Hinata membawa busur panah yang sudah dia olesi dengan racun racikannya sendiri. Patih Inuzuka juga membawa panah dan membawa katana.
Patih Inuzuka hanya menarik sudut bibirnya sebelah, begitu meremehkan. "Seperti ucapanku sebelumnya, aku akan menghentikannya jika kau mau berhianat kepada raja lalu menjadi milikku seutuhnya"
Hinata geram, melepaskan anak panahnya kepada Patih laknat itu. Pria sungguh menghina ratu yang agung.
Sang patih bisa menghindari anak panah itu, turun dari kudanya lalu menghempiri sang ratu yang juga turun dari kudanya.
Pria itu mengeluarkan katananya, mengarahkannya tepat lurus dengan wajah sang ratu. "Menyerahlah, atau anda akan mati sia-sia"
Hinata merasa begitu dilecehkan, dia maju menyerang sang patih yang bergerak lihai menghindari serangannya. Hinata terus menyerang, melesatkan anak panah terakhirnya pada sang patih biadab di depannya itu.
Saat Hinata fokus melesatkan anak panahnya, dia tidak menyadari bahwa sang patih juga melemparkan katana padanya, tepat menusuk perut. Hinata lupa jika sang patih memiliki kemampuan bela diri sangat tinggi, mampu menembakkan senjata meski sibuk menghindari serangan. Bahkan Patih Inuzuka melemparkan katananya saat dia terbang berputar diudara.
Hinata tersentak, merasakan perih dan sakit secara bersamaan diperutnya.
...
Hinata memuntahkan darah dari mulutnya. Sial, katana itu penuh dengan racun. Darah juga keluar dari perutnya, sangat kentara. Begitu basah, kental dan berbau khas besi berkarat.
Hinata terduduk. Sudah tidak kuat berdiri, darah yang ia keluarkan begitu banyak. Perlahan yang mulia ratu itu melepas katana sang patih dari perutnya, mengusap perut itu lembut. "Maafkan ibu" Hinata memejamkan mata perlahan.
Patih Inuzuka membelalakkan mata mendengar gumaman Hinata. Dia membunuh dua manusia sekaligus. Dia tertawa puas.
Sang patih menyingkap gaun ratu dengan kasar. Ya, pria biadab itu memperkosa sang ratu yang sudah tidak bernafas.
Flashback off...
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.