※_07

288 13 5
                                    

Vote dulu dong baru baca!!!

.
.
.
.
.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Kaliza Sayifa Ana Queensyah alal khamsat milyarat mahr hallan." (Saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan pinanganmu, putriku Kaliza Sayifa Ana Queensyah dengan mahar lima miliar dibayar tunai.)

Gus Akram mengambil nafas dalam-dalam "Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"

"Bagaimana para saksi sah"

"SAHHH"

"Alhamdulillah"

"Tes" Bulir-bulir bening mulai membasahi gadis pemilik mata hazel

"Gue-gue beneran udah jadi seorang istri" Batin gadis bermata hazel yang tak lain adalah Kaliza

"Za"

"Mamah" Lirih Kaliza meneroboh kedalam pelukan mamahnya yang juga tengah merasa haru dan bahagia dengan anak semata wayangnya

"Jangan nangis nanti bedaknya luntur" Ucap Putri menepis pelan air matanya

"Ihhh mamah" Ucap Kaliza melonggarkan pelukanya

Kini semua mata tertuju pada pengantin perempuan yang tengah menuruni anak tangga berkarpet merah dengan anggun yang diiringi Putri dan Fatimah di samping kanan kiri

"Cantik banget anjir"

"Pesona anak konglomerat"

"Anaknya pak bos emang menggila"

"Patah hati sedunia"

"Jiwa jombloku meronta-ronta cok"

Itulah kira-kira bisikan dari para tamu undangan mengisi luasnya gedung yang begitu megah dari kalangan saudara-saudara dan tak lupa teman-teman dari pasutri baru

Kaliza berdiri tepat di depan Gus Akram yang kini adalah suami sahnya dengan ragu dia memberanikan diri mencium tangan sang empu dengan takzim

'Blush'

Jantung Kaliza berdebar lebih kencang dari sebelumnya setelah benda kenyal menyentuh keningnya Gus Akram adalah lelaki pertama selain papahnya yang dapat mencium wajah mulusnya

Gus Akram sedikit memberi jarak menatap dalam mata hazel Kaliza yang kini menjadi istri sahnya

"Semoga kamu bahagia selalu dengan saya Kaliza Sayfa Ana Queensyah" Ucapnya tersenyum begitu tulus membuat sang empu diam tak berkutik

"Tapi tunggu pembalasan dari saya" Kaliza menelan salivanya dengan susah payah mendengar bisikan tepat di sebelah telinganya dari sang empu yang kini tersenyum penuh arti

Kaliza menetralkan rasa gugupnya "Lo pikir gue takut gus batu"

"Batu? Saya akan terlihat jelly nantinya jika bersamamu"

"Selamat Kram ning" Ucap Gus Faris-Kakak sepupu Gus Akram menjabat tangan pada sepupunya dan menangkupkan kedua tanganya pada Kaliza yang juga melakukan hal yang sama menangkupkan kedua tanganya

"Makasih mas"

"Mas Faris kapan nyusul udah kakek-kakek noh" Gurau Gus Akram yang diikuti kekehnya

"Gus batu ternyata bisa ketawa juga" Batin Kaliza menatap sang empu

(Ya bisa lah Za, Gus Akram juga cowo normal😭)

"Mentang-mentang udah nikah" Ucap Gus Faris memukul pelan tangan sang empu

"Cape" Tanya Gus Akram melihat wajah kecapean istrinya yang sudah cukup lama menyambut para tamu undangan

"Lumayan"

GUS AKRAM'S LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang