12

317 33 0
                                        

Saara termenung di kamarnya, memikirkan manfaat dari keberadaannya disini. Apakah sebenarya dia memiliki kegunaan di istana ini? Dia seperti ingin menertawakan kemalangannya sendiri.

Dulu dia memang dipilih oleh Raja saat beberapa minggu setelah Ratu dikabarkan tewas. Raja menawarinya kehidupan makmur, lebih baik dari pada hidup sebagai pembuat gerabah.

Sebenarnya bukan Naruto yang datang pada saat itu, namun seorang utusan kerajaan yang mengatakan bahwa dirinya adalah seorang perdana menteri. Datang dengan rombongan, memberikan beberapa seserahan untuk Saara.

Gadis itu dulu mengira jika akan dijadikan sebagai Ratu, bukan selir. Dia merasa sangat bangga pada dirinya sendiri, bahkan ibunya mengabarkan pada penduduk lain jika anaknya akan segera dinikahi oleh raja mereka.

Antara percaya dan tidak, para penduduk ikut senang, berlomba-lomba berlaku baik pada Saara dan ibunya, mencari muka.

Namun saat dia sudah datang ke istana, mengikuti pembelajaran norma-norma wanita bangsawan, Naruto justru mengatakan tidak ingin menikahi siapapun. Pria itu bahkan berkata dengan tegas jika tidak ada siapapun yang bisa menggantikan Hinatanya, Ratunya.

Saara begitu sakit hati, dia menangis hebat di kamarnya, dia merasa ditipu.

Disisi lain, Naruto terus didesak oleh para petinggi kerajaan agar segera menikah, karena mereka sudah begitu memegang teguh sebuah ungkapan, Raja akan dianggap kurang layak memimpin jika tidak memiliki permaisuri.

Dari situlah Naruto akhirnya dengan sangat terpaksa menerima usulan petinggi, meminta Saara menjadi selirnya, bukan sebagai ratu, karena bagaimanapun Sang Raja tidak bisa menggantikan Hinata dengan siapapun.

Salah Saara menyanggupi permintaan itu. Namun dia hanyalah rakyat biasa, hidup dalam kasta rendah, tidak berhak menolak permintaan Raja. Gadis itu juga tidak bisa membayangkan akan diolok warga jika gagal menjadi wanita istana.

Saat itu Saara sudah beberapa bulan berusaha membuat Naruto mencintainya, menganggapnya sebagai perempuan seutuhnya yang mengharapkan kasih sayang. Namun semuanya hanya menjadi angan-angan belaka.

Dengan alasan itulah Saara secara diam-diam menjalin kasih dengan pria lain yang benar-benar tulus mencintainya, seorang pria bersurai merah dengan begitu lihainya memainkan katana juga menembakkan anak panah. Panglima Sabaku, pemimpin pasukan khusus kerajaan. Ya, dia menghianati Naruto.

...

Naruto mengajak Hinata berkeliling, berjalan berdampingan sambil melihat para warganya menanam beberapa tanaman. Mereka tersenyum, juga menunduk, menghormati Raja dan Ratu.

Hinata menghampiri. "Ada beberapa cara untuk menanam pohon mangga, anda tidak perlu menanam bijinnya"

Hinata mulai menjelaskan, sistem penanaman dengan cara mencangkok. Memeberikan tutorialnya, mempraktekkannya secara langsung di depan banyak warga. Mereka mengamati lalu mengangguk, entah paham atau tidak.

"Jangan kawatir jika tidak berhasil, saya sudah mencobanya sendiri" Hinata tersenyum. "Jika nanti akarnya sudah tumbuh, segera potong bagian ini, lalu tanamlah dengan tetap diberi penyangga"

Hinata menjelaskan dengan begitu gamblang, tidak memakai bahasa terlalu formal, yang penting bisa dimengerti oleh para petani. Mereka kembali mengangguk.

Naruto mengamati Ratunya yang begitu lihai menjelaskan, begitu tegas, sangat terlihat cerdas, bahkan melebihi profesor kerajaan. Naruto tersenyum, dia begitu bangga, menambah rasa cintanya kepada Sang Ratu menjadi berkali-kali lipat.

...

"Kau sangat cantik saat membantu warga tadi" Naruto mengusap kepala Hinata.

Hinata tersenyum. "Benarkah?"

"Ah, kau bahkan sangat cantik setiap saat" Naruto masih memandangi Ratunya.

Hinata merona Rajanya sangat pandai memuji, pandai menyenangkan hati perempuan. "Kau juga sangat tampan"

Naruto gelagapan, jantungnya berdebar hebat. Sang Ratu memujinya, untuk pertama kali semenjak mereka bertemu dan menjalin kasih. Biasanya Hinata hanya mengatakan kau adalah raja yang tegas dan bijaksana, semua rakyat pasti menyukaimu.

Hinata memujinya tampan dengan wajah merona. Tuhan dia ingin berteriak sekarang.

Naruto berdehem, segera menutupi kegugupannya, menggandeng tangan Hinata, membawa Ratunya itu pulang ke istana.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Your Majesty ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang